Jakarta - International Data Corporation (IDC) baru-baru ini merilis laporan terbaru tentang pulihnya pasar ponsel secara global. Berdasarkan risetnya, pasar gawai dunia akan pulih dalam dua tahun, tepatnya tahun 2022. Setelah itu, setahun kemudian pada 2023, perangkat 5G mendominasi sekitar 50 persen dari seluruh pasar smartphone.
Akibat terjadinya pandemi virus corona Covid-19, pasar smartphone dunia terpuruk, akibat kelesuan penjualan karena pembeli menurun kian hari, serta minimnya pasokan.
Dikutip dari laman Gizmochina, Jumat, 4 September 2020, IDC memprediksi pasar ponsel global akan turun 9,5 persen year-on-year (YoY) pada 2020, dengan pengiriman cuma 1,2 miliar unit. Kondisi ini di luar dari kinerja yang lebih baik yang diharapkan pada kuartal kedua tahun ini, lantaran pasar masih turun 17 persen YoY.
Ryan Reith, perwakilan IDC mengatakan headset 5G akan mendorong pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang, karena terus menjadi prioritas. Sayangnya, di tengah pandemi seperti saat ini, perusahaan smartphone telah mengurangi rencana produksinya.
Sebagian besar, mereka memangkas biaya dalam produksi perangkat 4G dengan harapan bisa menyisakan sedikit ruang untuk perangkat 5G yang kemungkinan hadir pada akhir 2020. hal ini dilakukan karena mereka memperkirakan pasar ponsel di negara maju bakal didominasi oleh smartphone 5G.
Akan tetapi, krisis ekonomi berdampak pada rata-rata harga jual (ASP) perangkat 5G. Di China misalnya, headset 5G sudah menyentuh angka di bawah 400 dolar AS. IDC berharap ASP apat mencapai 495 dolar AS pada 2023, yang mana 50 persen pasar sudah didominasi oleh perangkat 5G.
Kabar baiknya, Nabila Popal, mewakili IDC, mengatakan bahwa pasar smartphone di seluruh dunia bisa bangkit 9 persen YoY pada 2021 pasca terjadi penurunan besar pada 2020.
Dia menjelaskan smartphone 4G kelas bawah hingga menengah menjalankan peran penting dalam pemulihan pasar ponsel global, karena mendominasi sebanyak 80 persen dari pasar.[]
