ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas Kejahatan Perang Ukraina

Mahkamah Pidana Internasional/ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas kejahatan perang
Kantor Mahkamah Pidana Internasional di Kota Den Haag, Belanda (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Den Haag, Belanda - Mahkamah Pidana Internasional (ICC - International Criminal Court) mengatakan hari Jumat, 17 Maret 2023, bahwa mereka telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas kejahatan perang, karena dugaan keterlibatannya dalam penculikan anak-anak dari Ukraina. Steve Herman melaporkannya untuk VOA.

Presiden ICC, Piotr Hofmanski, mengatakan kepada VOA bahwa seorang jaksa penuntut memaparkan sejumlah tuduhan yang dikaji oleh hakim-hakim independen.

“Para hakim kemudian memutuskan ada alasan yang cukup untuk meyakini bahwa kejahatan-kejahatan tersebut telah dilakukan oleh orang-orang yang bersangkutan dan sebagai hasil dari pertimbangan tersebut, perintah pengadilan dikeluarkan oleh pengadilan hari ini,” kata Hofmanski

ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Maria Alekseyevna Lvova-Belova, Komisaris Hak Anak di Kantor Presiden Federasi Rusia, atas tuduhan serupa.

Hofmanski dalam sebuah pernyataan video mengatakan bahwa meskipun hakim ICC telah mengeluarkan surat perintah tersebut, masyarakat internasional lah yang akan menegakkannya, karena ICC tidak memiliki petugas penegak hukum (polisi) sendiri untuk menjalankan surat perintah itu.

Presiden Rusia Vladimir PutinPresiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia jadi semakin terisolasi sejak invasi ke Ukraina. (Foto: dw.com/id - Pavel Byrkin/Sputnik/Kremlin Pool Photo/AP/picture alliance)

Namun, kemungkinan terjadinya persidangan terhadap warga Rusia mana pun di ICC masih jauh, karena Moskow tidak mengakui yurisdiksi pengadilan di Den Haag tersebut. Hal ini ditegaskan kembali hari Jumat oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam reaksi pertama Moskow terhadap surat perintah penangkapan tersebut.

“Keputusan Mahkamah Pidana Internasional tidak ada artinya bagi negara kita, termasuk dari segi hukum,” ujarnya.

Namun para pejabat Ukraina sangat gembira menyambut langkah ICC.

"Dunia telah berubah," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan "roda Keadilan sedang berputar," dan menambahkan bahwa "penjahat internasional akan dimintai pertanggungjawaban atas pencurian anak-anak dan kejahatan internasional lainnya."

ICC mengatakan majelis pra-sidangnya menemukan "alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa setiap tersangka memikul tanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi penduduk secara tidak sah dan pemindahan penduduk secara tidak sah dari daerah pendudukan Ukraina ke Federasi Rusia, dengan prasangka terhadap anak-anak Ukraina."

Pernyataan ICC menegaskan jika "ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Putin memikul tanggung jawab pidana individu" atas penculikan anak "karena telah melakukan tindakan secara langsung, bersama-sama dengan orang lain dan/atau melalui orang lain (dan) atas kegagalannya untuk melakukan kontrol dengan benar terhadap bawahan sipil dan militer (Rusia) yang melakukan tindakan tersebut."

Ukraina juga bukan anggota ICC, tetapi telah memberikan yurisdiksi ICC atas wilayahnya dan jaksa ICC Karim Khan telah mengunjungi Ukraina empat kali sejak membuka penyelidikan setahun lalu.

“Keputusan bersejarah yang akan memulai pertanggungjawaban bersejarah,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui media sosial.

“Kepala negara teroris dan satu lagi pejabat Rusia sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka kejahatan perang. Deportasi anak-anak Ukraina adalah pemindahan ilegal ribuan anak-anak kami ke wilayah Rusia,” kata Zelenskyy.

presiden ukraina pidato soal rekonstruksi negaranyaPresiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tampak di layar raksasa saat memberikan pidato pada awal konferensi internasional dua hari tentang rekonstruksi Ukraina, di Lugano, Swiss, 4 Juli 2022. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Deportasi anak-anak Ukraina

Setelah kunjungan terakhirnya ke Ukraina, awal Maret lalu, jaksa ICC Khan mengatakan dia mengunjungi sebuah panti perawatan anak-anak sekitar dua kilometer dari garis depan di Ukraina selatan.

"Gambar-gambar yang disematkan di dinding ... berbicara tentang konteks cinta dan dukungan yang pernah ada. Tapi panti ini kosong, akibat dugaan deportasi anak-anak dari Ukraina ke Federasi Rusia atau pemindahan mereka yang melanggar hukum ke bagian lain dari wilayah yang diduduki sementara," kata Khan dalam sebuah pernyataan.

"Seperti yang saya sampaikan kepada Dewan Keamanan PBB September lalu, dugaan tindakan ini sedang diselidiki oleh kantor saya (ICC) sebagai prioritas. Anak-anak tidak dapat diperlakukan sebagai rampasan perang," tambahnya.

jaksa ICC Karim Khan di ukrainaJaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan, mengunjungi sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak akibat serangan rudal Rusia pada akhir November, di kota Vyshhorod, di luar Kyiv, Ukraina, 28 Februari 2023 (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

Dan sementara Rusia menolak tuduhan dan surat perintah penangkapan ICC "batal demi hukum", banyak pihak mengatakan bahwa tindakan ICC itu akan berdampak penting.

"ICC telah menjadikan Putin sebagai buronan dan mengambil langkah pertamanya untuk mengakhiri impunitas yang telah terlalu lama memberanikan para pelaku dalam perang Rusia melawan Ukraina," kata Balkees Jarrah, direktur asosiasi keadilan internasional di organisasi HAM Human Rights Watch.

"Surat perintah mengirim pesan yang jelas bahwa memberi perintah untuk melakukan, atau mentolerir, kejahatan serius terhadap warga sipil dapat mengarah ke sel penjara di Den Haag," ujar Jarrah.

Sehari sebelumnya hari Kamis (16/3), sebuah penyelidikan yang didukung oleh PBB mengutip serangan Rusia terhadap warga sipil di Ukraina, termasuk penyiksaan dan pembunuhan sistematis di wilayah Ukraina yang diduduki, termasuk di antara masalah potensial yang merupakan kejahatan perang dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Investigasi menyeluruh itu juga menemukan kejahatan yang dilakukan terhadap warga Ukraina di wilayah Rusia, termasuk anak-anak Ukraina yang dideportasi yang dicegah untuk bersatu kembali dengan keluarga mereka, sistem "penyaringan" yang bertujuan memilih orang Ukraina untuk ditahan, dan penyiksaan serta kondisi penahanan yang tidak manusiawi.

Namun pada hari Jumat, ICC memasang sosok Putin atas tuduhan penculikan anak di Ukraina. (pp/ft)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Catatan: Artikel ini sudah direvisi dengan menambahkan pernyataan Presiden ICC kepada VOA dan pernyataan Presiden Ukraina

Berita terkait
Mahkamah Internasional Desak Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina
Mahkamah Internasional (ICJ) pada Rabu, 16 Maret 2022, memerintahkan Rusia untuk menangguhkan invasi ke Ukraina