Ibu-Anak Tipu Calon PNS 4,9 M. Masih Minat Nyogok Jadi PNS?

Total kerugian dari 14 korban mencapai sekitar Rp 4,9 miliar, demikian ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji, Kamis (29/3).
Ibu dan Anak Penipu CPNS. Komplotan penipu modus rekrutmen PNS diringkus aparat Polrestabes Semarang, Kamis (29/3). Komplotan tersebut berhasil mendapat Rp 4,9 miliar dari 14 korban. (Ags)

Semarang (Tagar 29/3/2018) – Bekerja di lingkungan pemerintahan masih menjadi dambaan sebagian besar masyarakat. Mereka rela menempuh berbagai cara, termasuk membayar ratusan juta, agar bisa diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Besarnya minat tersebut dimanfaatkan oleh ibu dan anak di Semarang, Jawa Tengah, untuk menipu. Keduanya adalah Maria Sri Endang Tridadi (59), warga Ketileng Asri RT 7 RW 11, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang dan Wisuda Sunyoto alias Wiwis alias Wisnu (38), penduduk Jangli Krajan RT 3 RW 4, Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari.

Maria diringkus aparat Polrestabes Semarang bersama dua kaki tangannya, Windu Purbowo (30), tinggal di Kampung Sebandaran V, Gabahan, Kecamatan Semarang Tengah dan R Herry Sucipto (59), warga Cikalong, Bandung Barat, Jawa Barat. Sedangkan anak Maria, Wiwis hingga saat ini masih diburu polisi.

“Sementara ini ada 14 korban yang melapor penipuan ini. Mereka berasal dari berbagai wilayah seperti Boyolali, Sragen, Ungaran, Semarang, Rembang, Pemalang hingga Surabaya. Total kerugian dari 14 korban mencapai sekitar Rp 4,9 miliar,” ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji, Kamis (29/3).

Cuma Jalan ke Jakarta

Kapolrestabes Abi, panggilan akrabnya, menjelaskan, penipuan ibu anak ini sudah dimulai sejak 2012 lalu. Modusnya, Maria dan Wiwis mengaku bekerja di Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta dan mengklaim bisa memasukkan atau membantu memasukkan seseorang menjadi PNS di berbagai instansi pemerintah. Syaratnya membayar sejumlah uang. Jika berijazah SMA sederajat maka dipatok harga Rp 150 juta dan Rp 200 juta untuk peminat berijazah sarjana.

“Namun setelah uang dibayar, janji tak pernah ditepati. Para korban sempat diajak ke Jakarta dinyatakan akan mengikuti pendidikan CPNS. Tapi itu hanya akal-akalan, kenyataannya korban dikembalikan lagi ke tempat asalnya dan tak pernah diangkat jadi PNS,” beber Abi.

Abi berharap korban lain dari komplotan ini segera melapor. Pasalnya sangat dimungkinkan korban Maria cs lebih dari 14 orang. “Terpenting adalah jangan percaya dengan janji orang yang mampu menjadikan PNS ataupun polisi dengan cara membayar,” tegasnya.

Beli Rumah, Tanah, dan Mobil

Sementara saat diklarifikasi, Maria mengakui perbuatannya. Total ada 110 orang yang telah setor duit ke dirinya sejak tahun 2012. “Ada yang setor Rp 150 juta, Rp 200 juta, Rp 300 juta maupun Rp 400 juta,” kata dia. Uang tersebut dibagi ke anaknya dan dua orang yang membantunya, Windu dan Herry.

“Kalau uang bagian saya, semisal ada yang setor Rp 150 juta, saya dapat Rp 60 juta. Sisanya dibawa Wilis dan temannya Simanjuntak. Uang setoran dari korban ada yang saya belikan rumah, tanah maupun mobil,” aku ibu lima anak ini.

Hingga kemarin komplotan penipuan modus rekrutmen PNS tersebut masih dalam proses penyidikan polisi. Polisi tengah menyelidiki kemungkinan adanya tindak pidana pencucian uang dari kasus tersebut.

Sejumlah barang bukti seperti buku tabungan, tiga unit mobil, berkas palsu pengumuman rekrutmen PNS di sejumlah kementerian dan instansi lain, kuitansi pembayaran telah diamankan. Tiga pelaku yang tertangkap disangka melanggar pasal 378 KUHP tentang Penipuan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. (ags)

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.