Hotman Paris: Uang Permen 25 Juta untuk Joni

Hotman Paris: uang permen 25 juta untuk Joni. 'Jangan seperti pemuda-pemudi lain, nyinyir nyinyir nyinyir nggak ada prestasi.'
Hotman Paris: Uang Permen 25 Juta untuk Joni | Yohanis Gala Marschal Lau usia 14 tahun akrab disapa Joni, aksi heroiknya memanjat tiang bendera mengundang decak kagum. Joni pun banjir pujian dan bermacam-macam hadiah dari banyak pihak. (Foto: Antara)

Jakarta, (Tagar 18/8/2018) - Yohanis Gala Marschal Lau dengan panggilan akrab Joni usia 14 tahun asal Nusa Tenggara Timur kini dikenali seantero negeri. Aksi heroiknya memanjat tiang bendera mengundang decak kagum. Banyak pihak termasuk pengacara Hotman Paris berlomba-lomba memberinya hadiah. Joni pun secara khusus diundang ke Jakarta oleh pemerintah pusat. 

Joni pemanjat tiang bendera yang tali pengaitnya putus saat upacara 17 Agustus 2018 di Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Tepatnya lokasi upacara di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Lokasi itu berjarak kurang dari satu kilometer dari garis batas wilayah Indonesia dengan Timor Leste.

Ia anak bungsu dari 9 bersaudara, lahir di Desa Silawan pada 10 Oktober 2004, buah hati dari pasangan Victorino Fahik Marschal dan Lorenca Gama.

Kedua orangtuanya merupakan warga eks Timor Timur yang memilih menetap dan hidup di Indonesia setelah eksodus pada Agustus 1999 pascareferendum di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.

Joni mengaku memanjat tiang bendera itu atas inisiatif sendiri.

"Tiba-tiba kemauan untuk memanjat tiang bendera dan kembali mengikat talinya yang putus datang begitu saja. Jadi tidak ada yang perintahkan saya untuk panjat," kata Joni, Jumat (17/8) dilansir Antara.

Ia bercerita pada awalnya ketika upacara bendera dimulai tepat pukul 09.00 Wita, dirinya merasa pusing karena ketika berangkat dari rumah tidak sempat sarapan.

Siswa SMP Silawan yang kini masih dibangku kelas 1 itu, dilarikan ke tenda kesehatan untuk mendapatkan perawatan.

Saat sedang dirawat dan sudah diberikan makan, tiba-tiba dirinya mendengar pengumuman yang meminta pada siapa saja yang bisa memanjat tiang bendera.

Seketika itu pula ia membuka sepatunya, berlari ke arah tiang bendera, dan memanjatnya.

"Saya juga lihat sudah banyak orang yang panik, sementara bendera juga sudah mau dikibarkan, jadi saya langsung panjat tiang bendera tanpa pikir panjang lagi," tuturnya.

Setelah tali yang putus itu diikatkannya, upacara bendera pun dilanjutkan dan berjalan sampai selesai.

Setelah upacara HUT Kemerdekaan RI, ia mengaku langsung kembali ke rumah untuk istirahat. Namun, selang beberapa jam kemudian banyak pihak datang, mulai dari wartawan dan pejabat daerah setempat serta pihak TNI dan polisi.

Bocah yang kesehariannya hanya membantu orangtuanya memilih asam dan sekaligus memanjat pohon asam untuk dijual di pasar itu, tidak menyangka bahwa aksi itu membuat dirinya dikenal banyak orang.

Ia merasa seperti mimpi mendapat undangan dari Menteri Pemuda dan Olaharga Imam Nahrawi untuk ke Jakarta.

Berita terkait: Heroik, Demi Merah Putih Berkibar, Anak SMP Ini Panjat Tiang Bendera yang Talinya Putus

Ke Jakarta

Sabtu (18/8) Joni berangkat ke Jakarta untuk memenuhi undangan pemerintah pusat. Ia bersama orangtuanya diberangkatkan melalui Bandara El Tari Kupang menggunakan pesawat Batik sekitar pukul 08.10 Wita.

Mereka dikawal Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa dan Kapolda NTT Irjen Polisi Raja Erizman menuju Bandara El Tari. Selanjutnya, mereka didampingi Kapolres dan Dandim Belu menuju Jakarta.

Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa pada kesempatan itu memuji keberanian Joni memanjat tiang bendera yang talinya terputus ketika upacara berlangsung.

"Ini bukti kesetiaan dan kecintaan kepada NKRI dengan keberanian dan aksi heroiknya sehingga bendera Merah Putih dapat dikibarkan dalam upacara tersebut," katanya.

Aksi heroik Joni memanjat tiang bendera ini menjadi viral di berbagai jejaring media sosial dan menyita perhatian masyarakat maupun pemerintah hingga tingkat pusat.

Joni banjir pujian dari publik, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

"Itu sebuah tekad yang luar biasa. Bagi Joni mungkin itu tidak berbahaya, tetapi itulah tantangan. Joni mengorbankan semuanya demi Merah Putih," kata Menteri Imam Nahrawi.

Ia mengundang Joni ke Jakarta dan berjanji mengajak bocah penyelamat pengibaran bendera Merah Putih itu untuk menonton salah satu cabang olahraga Asian Games 2018.

Beasiswa 

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengapresiasi dan memberikan beasiswa kepada Joni.

"Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan apresiasi berupa beasiswa atas keberanian dan aksi heroik Joni, sehingga bendera Merah Putih dapat dikibarkan dalam upacara tersebut," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah.

Menurut dia, aksi yang dilakukan secara spontan oleh Joni pada saat pelaksanaan upacara kemerdekaan HUT RI ke-73 tahun 2018, dengan Inspektur Upacara Wakil Bupati Belu JT Ose Luan, sangat luar biasa dan dapat menggugah rasa nasionalisme warga bangsa lainnya.

"Atas aksi heroiknya, Panglima TNI mengapresiasi dengan memberikan penghargaan kepada Joni berupa beasiswa hingga lulus SMA. Setelah lulus SMA akan mendapat prioritas apabila ingin menjadi Prajurit TNI serta mengundang Joni ke acara pembukaan Asian Games ke-18 pada hari ini di Jakarta," kata Kapuspen TNI.

Jenderal bintang dua ini mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia banyak yang mengapresiasi atas sikap yang ditunjukkan Joni.

"Mereka merasa terharu, meneteskan air mata dan bangga setelah melihat video aksinya yang viral di media sosial," ucap Fadhilah.

Dalam video yang tersebar di media sosial, aksi Joni bermula saat petugas pengerek bendera mengalami kesulitan saat mengibarkan Merah Putih karena ikatan bendera terlepas dan nyangkut di ujung tiang. 

"Disaat semua orang kebingungan karena kejadian tersebut, muncul dari barisan anak berpakaian seragam SMP tanpa ada yang menyuruhnya dengan gagah berani tanpa rasa takut langsung memanjat tiang bendera," ujarnya.

Pemandangan mendebarkan pun disaksikan oleh ratusan peserta upacara. Remaja yang belum diketahui namanya ini pun perlahan-lahan memanjat tiang tinggi itu dan hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu menit untuk mencapai puncak tiang serta membereskan masalah.

Saat hendak turun, peserta upacara pun bersorak dan bertepuk tangan. Para aparat telah menunggu di bawah untuk membantu anak kecil itu. 

"Diketahui bahwa bocah kecil pemberani tersebut bernama Joni pelajar kelas VII SMP Negeri Silawan putra dari Bapak Victorino Fahik Marschal dan Ibu Lorenca Gama. Atas keberaniannya tersebut akhirnya upacara 17 an dapat dilanjutkan dan sang Merah Putih dapat dikibarkan," kata Kapuspen TNI.

Beasiswa Lagi

Beasiswa untuk Joni juga datang dari PT PLN (Persero), kali ini beasiswa sampai Joni lulus S1.

"Aksi Yohanis sangat heroik. Kami salut dengan bocah yang masih berusia 14 tahun ini. Ia akan mendapatkan beasiswa sampai dengan tingkat S1," kata Direktur Human Capital Management PT PLN Muhamad Ali dalam siaran pers diterima Sabtu.

Ia mengapresiasi tindakan Yohanis yang menunjukkan tindakan nyata menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan cinta terhadap NKRI.

Untuk itu, melalui Program PLN Peduli, pelajar Kelas VII SMPN I Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu itu mendapatkan beasiswa pendidikan hingga jenjang S1.

"Mulai saat ini Yohanis juga kami jadikan 'Putra PLN'," kata Ali dan menambahkan Yohanis memiliki inisiatif yang tinggi, berani mengambil keputusan dan risiko dalam waktu singkat.
"Ia bisa menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia, karena melakukan sesuatu tindakan yang memiliki risiko yang sangat tinggi," ujarnya.

Internet Cepat

Kementerian Kominfo juga memberikan apresiasi pada aksi heroik Joni, berupa pemasangan internet cepat di sekolah tempatnya belajar.

Pemberian akses internet broadband kepada SMP Negeri 1 Silawan, Atambua akan dilaksanakan oleh Badan Komunikasi Teknologi dan Informasi (BAKTI), salah satu unit kerja di bawah Kementerian Komifo, demikian keterangan pers Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo di Jakarta, Sabtu.

Johannes yang didampingi orangtuanya serta Kepala SMP Negeri 1 Silawan menuju Jakarta dari Kota Kupang juga diundang hadir pada peresmian kantor baru BAKTI.

BAKTI Kemenkominfo dibentuk untuk tujuan membangun jaringan aksesibilitas telekomunikasi dan infomasi di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

Sebelumnya, BAKTI Kemenkominfo juga sudah memasang akses internet di Puskesmas Silawan, yang berdekatan dengan tempat adik Johannes tinggal. 

Uang Permen

Hadiah untuk Joni juga datang dari pengacara Hotman Paris Hutapea. Melalui sebuah video Hotman Paris menyatakan akan memberikan hadiah berupa uang Rp 25 juta yang ia sebut sebagai uang permen.

Berikut ucapan Hotman Paris dalam video yang ia unggah di akun Instagram-nya:

"Salam dari Hotman Paris kepada anak remaja Yohanis pemuda NTT yang punya nyali, berani memanjat tiang bendera dengan spontan, pada saat tali bendera putus. Saya salut. 

Dalam ratusan ide saya dan ceramah, saya selalu mengatakan nyali yang positif sangat penting dibina, sangat perlu dibangun untuk kesuksesan.

Kepada Yohanis pemuda NTT, nanti gue kasih uang jajan ya, 25 juta, tolong kasih tahu rekening orangtua kamu, untuk beli permen.

Remaja NTT yang patut dikagumi. Jangan seperti pemuda pemudi lainnya yang bisanya cuma nyinyir nyinyir nyinyir tapi prestasinya nggak ada. 

Pemuda NTT, uang permen 25 juta dari Hotman Paris akan saya kirim." []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.