Jakarta - Pengamat ekonomi dan pasar modal, Siswa Rizali, menanggapi rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengkonsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN. Ia menilai ketiga perusahaan pelat merah ini cocok jika wacana tersebut direalisasikan.
BRI sebagai yang duluan adopsi IT untuk keuangan mikro, pasti bisa sinergi dengan Pegadaian.
"Jadi cocok disinergikan untuk memperbesar skala bisnis dan efisiensi cabang," kata Siswa saat dihubungi Tagar, Senin, 16 November 2020.
Siswa menjelaskan, ada pun alasan mengapa ketiganya cocok jika konsolidasi tersebut segera direalisasikan. Menurut dia, salah satunya karena bidang bisnis BRI dan Pegadaian yang serupa yakni keuangan mikro.
"BRI sebagai yang duluan adopsi IT untuk keuangan mikro, pasti bisa sinergi dengan Pegadaian. PNM yang terkenal dengan modal ventura dan ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) juga serupa bisnisnya," ucap Siswa.
Menurutnya, dengan implementasi IT yang lebih baik lagi tentu berpotensi meningkatkan efisiensi perusahaan. "Dengan implementasi IT yg lebih baik, potensial meningkatkan efisiensi yang akan memperbaiki daya saing dan penetrasi pasar," ujar Siswa.
Sebagai informasi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk mengkonsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN. Wacana tersebut bertujuan untuk konsolidasi perusahaan pelat merah yang berfokus pada pembiayaan UMKM.
Ada dua skema dalam konsolidasi tersebut, pertama, BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM. Sementara skema kedua yakni pembentukan holding dengan BRI sebagai holdingnya.
- Baca Juga: Kabar BRI Jadi Holding BUMN Pembiayaan UMKM, Seperti Apa Itu
- Sejarah Pegadaian dan Wacana Pembentukan Holding BUMN UMKM