Hinca Pandjaitan: Skandal Jiwasraya Akan Kami Bedah

Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku akan membedah kasus korupsi Asuransi Jiwasyara bersama empat anggota Demokrat di Komisi III DPR RI.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan saat ditemui Senin, 27 Januari 2020, di lantai 10 Gedung Nusantara I, DPR/MPR, Senayan, Jakarta. (foto: Tagar/Fernandho Pasaribu).

Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyebut sebanyak 5 orang anggota DPR dari Partai Demokrat yang ada di Komisi III, akan sangat serius membedah skandal korupsi asuransi Jiwasraya.

"Di Komisi III pada case-nya, siapa pemainnya, ke mana saja transaksinya, di mana pelanggaran hukumnya, siapa masuk penjara, siapa berbuat apa, berapa besar uang itu. Kami Komisi III, berlima anggota Demokrat di sana, semuanya mengawasi full. Di sini, kejahatannya kami bedah," katanya kepada Tagar, Senin 27 Januari 2020.

Baca juga: Reaksi Sri Mulyani Disebut SBY di Kasus Jiwasraya

Karena menangkap harus bisa menggunakan jaring yang besar untuk menangkap pemain-pemain itu, tentu di Pansus. Istilahnya itu pukat harimaunya.

Hinca menuturkan, Panitia Kerja (Panja) yang ada di Komisi III DPR RI sekarang ini adalah Panja yang paling ketat. Terlebih kasus ini telah ditangani langsung oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Dia meyakini tersangka kasus korupsi akan terus bertambah.

"Bahkan menurut saya, Panja yang paling super ketat dan paling substansial di Komisi III, karena perkara ini sudah ditangani oleh Jaksa Agung, sudah menetapkan sekian tersangka dan seterusnya," ujarnya.

Menurutnya, Panja Jiwasraya dapat mengetahui dengan detail, bagaimana kinerja Kejagung dalam mengusut kasus yang merugikan dana nasabah hingga Rp 13,7 triliun.

"Kami melakukan pengawasan terhadap kerja Jaksa Agung itu dalam sidang-sidang tertutup, jadi akan detail sekali. Berapa transaksinya, siapa dan di mana," ujarnya.

Melihat keseriusan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyelesaikan kasus ini, membuat Demokrat kian bersemangat membongkar skandal Jiwasraya hingga ke akar.

"Jaksa Agung sudah memainkan itu dan kita anggap dia serius, supaya serius lagi kita tempel ketat," ucapnya.

Dikatakan Hinca, meski anggota Partai Demokrat sudah ada dalam Panitia Kerja (Panja), mereka tetap berharap dibuat Panitia Khusus (Pansus). Dia menduga kuat, masih banyak perusahaan BUMN yang bermasalah seperti Jiwasraya.

Baca juga: Kasus Jiwasraya, SBY: Kenapa Saya Dipersalahkan?

"Tentu akan sangat baik, agar BUMN semacam Jiwasraya ini patut diduga enggak hanya dia (BUMN bermasalah), bisa yang lain-lain juga. Karena itu kita dorong Pansus dalam konteks menyelamatkan perekonomian negara. Di BUMN-BUMN ini bisa dilihat, bahkan cenderung bertambah yang bermasalah," katanya.

Meski tidak mudah membentuk Pansus, pihaknya akan terus berupaya membangun seiring waktu berjalan.

"Syaratnya cukup dua fraksi yang teken (tanda tangan) 25 orang, kita dorong saja itu. Tapi jauh lebih bagus kalau seluruhnya," ujar Hinca.

Pansus menurutnya dapat menangani permasalahan skandal Jiwasraya jauh lebih luas, untuk mengungkap aktor di balik mega korupsi itu.

"Karena menangkap harus bisa menggunakan jaring yang besar untuk menangkap pemain-pemain itu, tentu di Pansus. Istilahnya itu pukat harimaunya. Kita anggaplah Panja-panja itu menjadi sungai-sungai yang mengalir deras sampai ke laut bernama Pansus," kata Hinca Pandjaitan. []

Berita terkait
Kades Suruh 2 Bocah Mengemis, Hinca Panjaitan Geram
Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan menyayangkan adanya Kepada Desa di Sumatera Utara perintahnya warganya menjadi pengemis.
Jokowi Apresiasi DPR Bentuk Panja Jiwasraya
Presiden Jokowi mengapresiasi langkah DPR membentuk panitia kerja (panja) untuk menyelesaikan sengkarut di Jiwasraya.
Target Sasaran Jiwasraya Lebih Tinggi dari Menteri
Peneliti FITRA Uchok Khadafi tak sependapat dengan SBY dan menilai sasaran yang dibidik dalam kasus Asuransi Jiwasraya lebih tinggi dari menteri.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.