Hebat, SMK di Yogyakarta Gandeng Perusahaan Listrik Perancis

SMK 3 Yogyakarta bakal menjadi sekolah unggulan. Sekolah ini menggandeng perusahaan listrik ternama asal Perancis.
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Suprihandono (kiri) dan perwakilan Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbud menunjukkan nota kesepahaman program CeO saat acara Workshop dan Sosialisasi Pengembangan Pembelajaran SMK CoE Kerja Sama Luar Negeridi Yogyakarta. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 3 Yogyakarta bakal menjadi SMK Pusat Keunggulan atau Center of Excellence (CoE) sehingga dipercaya menggandeng perusahaan industri dari luar negeri. Salah satunya bekerja sama dengan PT Scheinder Electric, sebuah perusahaan listrik dari Perancis.

Kepala SMK 3 Muhammadiyah Suprihandono menyebutkan satu kompetensi keahlian di sekolahnya yang menjadi rintisan pembentukan CoE adalah kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik. Kompetensi ini masuk dalam edelapan total kompetensi keahlian di SMK tersebut yaitu kompetensi teknik permesinan, teknik audio video, desain permodelan dan informasi bangunan serta farmasi. Lalu teknik komputer dan jaringan, teknik kendaraan ringan otomotif serta teknik dan bisnis sepeda motor.

“Tahun 2021 nanti, harapan kami kedelapan kompetensi keahlian ini menjadi pusat keunggulan. Sebagai tahap awal ya satu jurusan dahulu yakni kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik ini untuk menjadi pilot project CoE,” papar Suprihandono usai Workshop dan Sosialisasi Pengembangan Pembelajaran SMK CoE Kerja Sama Luar Negeri yang dilakukan di Aula SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Senin, 26 Oktober 2020.

Tahun 2021 nanti, harapan kami kedelapan kompetensi keahlian ini menjadi pusat keunggulan.

Suprihandono mengaku bersyukur atas kepercayaan pemerintah terhadap sekolahnya untuk penerapan CeO. Terlebih nantinya tenaga pendidik di sekolah tersebut akan mendapatkan pendampingan langsung dari para ahli PT Scheinder Electric. Untuk bantuan program CeO ini berupa pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS), bantuan peralatan praktik, pengiriman guru dan teknisi diklat serta workshop pengembangan pembelajaran CoE.

MoU SMK di YogyakartaKepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Suprihandono menyaksikan penandatangan kerja sama program CeO yang dilakukan perwakilan Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbud saat acara Workshop dan Sosialisasi Pengembangan Pembelajaran SMK CoE Kerja Sama Luar Negeri yang dilakukan di di Yogyakarta. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Dia menambahkan, peralatan yang akan digunakan untuk praktik para siswa teknik Instalasi Tenaga Listrik di sekolahnya sudah menjadi standar dari PT Schneider Elektric Perancis. “Kami punya 3 guru di kompetensi ini dan satu toolmen. Mereka nanti dilatih untuk menggunakan alat praktik standar PT Schneider Electric oleh instruktur dari Perancis,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan, program CeO merupakan upaya pemerintah mendorong SMK agar berdaya guna dengan mengembangkan SMK tersebut sebagai pusat pelatihan bagi pelajar lewat bekerja sama dengan berbagai pihak baik industri serta dunia kerja. Hal ini kata dia dinilai penting agar nantinya bagaimana kurikulum pendidikan khususnya untuk SMK sama seperti dengan yang terjadi pada dunia kerja.

Baca Juga:

Dia mengatakan, sekolah akan efektif jika diajarkan pembelajaran seperti di dunia kerja. Lalu diajarkan oleh guru maupun instruktur yang punya pola pikir seperti didunia kerja, lalu diajarkan dengan cara, metode dan alat mirip dengan dunia kerja. "Sehingga dengan program ini bagaimana SMK itu menjadi pusat pengembangan untuk menyiapkan SDM yang terampil dari kelas menengah ke atas,” kata Didik yang membuka workshop dan sosialisasi tersebut.

Di tempat yang sama, Dwi Yunanto selaku pendamping CeO dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Vokasi Kemendikbud mengapresiasi pencapaian SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang merintis menjadi pusat sekolah keunggulan/CeO. Pasalnya, hal tersebut tidak mudah diraih. “Dari 14 ribu SMK di Indonesia, berdasarkan penilaian dan potensi maka sekolah ini memang layak untuk ikut program CeO,” tambah Didik.

Meski begitu, lanjutnya, saat ini ke depanya sekolah harus mampu menerapkan budaya kerja industri di tempatnya masing-masing. Tujuannya agar, lulusan SMK tak kaget dengan dunia industri saat mereka bekerja. “Makanya dari pelaku industri akan diundang jadi pemateri menerangkan budaya kerja di industri itu seperti apa,” tutur Dwi. []

Berita terkait
Kemendikbud Adakan LKS SMK Nasional 2020 Secara Daring
Kemendikbud menyelenggarakan Lomba Kompetensi Siswa SMK tingkat Nasional 2020 secara daring di masa pandemi Covid-19.
SMK Muhammadiyah Kudus Jadi Rujukan Sekolah Fiber Optik
SMK Muhammadiyah Kudus ditetapkan sebagai SMK Center of Excellent (CoE). Bidang fiber optik di jurusan TKJ jadi unggulan.
Alat Penghemat BBM Karya Guru SMK di Kota Bekasi
Untuk menjawab keluhan warga karena harga BBM yang terus naik seorang guru SMK di Kota Bekai ciptakan alat penghemat BBM
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.