Hebat, Indonesia Raih Dua Gelar Grandmaster Kejuaraan Daya Ingat

Indonesia menyabet dua gelar "Grandmaster Memory" ajang kejuaraan daya ingat tingkat Asia di Hong Kong pada 26-27 Agustus 2017.
Indonesia berhasil menyabet dua gelar grandmaster dalam Kejuaraan Daya Ingat Tingkat Asia yang diselenggarakan di Hongkong, 26-27 Agustus 2017 lalu. (Foto: Ist)

Beijing, (Tagar 31/8/2017) - Indonesia berhasil menyabet dua gelar "Grandmaster Memory" dari ajang kejuaraan daya ingat tingkat Asia (International Asia Memory Championship) di Hong Kong pada 26-27 Agustus 2017.

Dua gelar GMM tersebut diraih oleh Fakhri Shafly E dari SMA Negeri 26 Jakarta dan Shafa Annisa R dari SMP Kesatuan Bangsa Yogyakarta, demikian Ketua Umum Indonesia Memory Sports Council, Yudi Lesmana, dalam keterangan tertulisnya di Beijing, Kamis (31/8).

Fakhri berhasil mengingat 722 angka acak dan delapan deck kartu dalam 30 menit, sedangkan Shafa berhasil mengingat 680 angka acak dan tujuh deck kartu dalam 30 menit.

"Mereka berdua juga berhasil mengingat satu deck kartu masing-masing dalam waktu 60,54 detik dan 58 detik," ujar Yudi.

Keduanya juga berhasil mengumpulkan total poin 3.000 dalam kompetisi yang diikuti 13 negara yang sempat terhambat oleh badai Parkhar T8 itu.

Hasil yang mereka raih memenuhi syarat minimal pencapaian GMM yang ditetapkan Badan Memory Internasional.

Kejuaraan yang digelar di kawasan Kowloon, Hong Kong, tersebut memperlombakan 10 nomor lomba, yakni 15 menit mengingat wajah dan nama, 15 menit mengingat urutan kata acak, 30 menit mengingat urutan angka binary acak, lima menit mengingat urutan angka acak, lima menit mengingat urutan gambar acak, 30 menit mengingat angka acak, 30 menit mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok, lima menit mengingat tahun dan kejadian, mengingat angka acak yang diucapkan dalam interval satu detik perangka, dan mengingat secepat-cepatnya satu deck kartu remi yang terdiri 52 kartu telah dikocok.

"Kesepuluh nomor lomba itu bertujuan untuk mengasah dan mempertajam kemampuan konsentrasi dan daya ingat seseorang sehingga lomba tersebut merupakan ajang memperkuat otot-otot otak," kata Yudi.

Di ajang tersebut Indonesia harus bersaing dengan peserta dari Jerman, Amerika Serikat, Taiwan, China, Mongolia, Makau, Malaysia, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Hong Kong selaku tuan rumah.

Selain menyabet GMM, Fakhri meraih medali perak dan Fathimah Aiko dari SMP Salman Alfarisi Bandung meraih perunggu pada nomor lomba mengingat wajah dan nama. Shafa juga meraih perunggu di nomor penyebutan angka.

Dalam kejuaraan tersebut, Indonesia menduduki peringkat keempat di bawah Mongolia, Jerman, dan China.

Asia Memory Championship 2017 merupakan salah satu rangkaian menuju kejuaraan dunia IAM World Memory Championship yang digelar di Jakarta pada 1-3 Desember 2017.

"Prestasi anak-anak di ajang ini diharapkan mampu menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya untuk berprestasi dengan skala internasional dan tidak mudah menyerah dalam meraih cita-cita," demikian Yudi didampingi Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Yuni Suryati. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Niat dan Tata Cara Salat Idul Adha
Salat iduladha setahun sekali, mungkin ada yang lupa bacaan niat salat iduladha. Sebagai pengingat, berikut niat dan tata cara salah iduladha.