Hati-hati, Ancaman Ini Mengintai Pengguna FaceApp

Hati-hati menggunakan FaceApp. Aplikasi ini dapat mencuri data pribadi kita dan dijual ke pihak lain.
Face App dapat membaca konfigurasi layanan Google dan memory penyimpanan ponsel penggunanya.

Jakarta - FaceApp menjadi aplikasi yang viral dalam beberapa hari terakhir. Setelah sempat viral pada tahun 2017, aplikasi ini kembali viral setelah digunakan banyak public figure dunia.

Aplikasi gratis milik perusahaan asal Rusia ini menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk menampilkan prediksi wajah tua atau muda, mengubah warna dan model rambut penggunanya tersebut ternyata mengandung ancaman serius.

Tidak main-main, ancaman tersebut terkait dengan penggunaan data pribadi. Dikutip dari Citynews, seorang pakar keamanan digital, David Shipeley mengatakan ancaman tersebut sangat serius bagi pengguna aplikasi tersebut.

"Meskipun dalam iklan aplikasi itu (FaceApp) dikatakan gratis, tapi ada harga yang harus dibayar penggunanya," ujar David.

Maksud harga yang harus dibayar tersebut adalah data pribadi yang dapat diretas orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan fenomena viral tersebut.

David mengatakan dalam dua tahun terakhir banyak sekali peretasan yang dilakukan dengan menggunakan identifikasi wajah. Bahkan, dengan banyaknya foto hasil editan yang bertebaran di sosial media tersebut dapat menjadi peluang peretas untuk mengambil cukup banyak foto sehingga dapat diduplikasi untuk membuka ponsel seseorang melalui identifikasi wajah.

David juga mengingatkan pengguna smartphone untuk memeriksa perjanjian pegguna sebelum mengunduh aplikasi seperti FaceApp. 

Dalam Apps Permissions yang dicantumkan FaceApp Inc, perusahaan pemilik aplikasi tersebut menyebutkan aplikasinya diperbolehkan untuk membaca, menghapus dan mengelola konten yang ada di dalam memory card penggunanya.

Selain itu, FaceApp juga memiliki kewenangan untuk membaca konfigurasi layanan Google yang tersimpan dalam ponsel Android yang mengunduh aplikasi tersebut.

Data yang diperoleh dari pengguna tersebut kemudian dapat dimanfaatkan dan kemudian dijual dengan harga yang sangat mahal.

“Banyak perusahaan memperdagangkan data. Apalagi mereka dapat menjualnya tanpa melanggar ketentuan perjanjian penggunaan aplikasi yang Anda pakai. Namun, para pengguna sering mengabaikan hal krusial tersebut.

David mengingatkan pentingnya masyarakat untuk membaca panduan penggunaan, syarat penggunaan terkait apa saja yang dapat mereka akses dari ponsel pintar calon pengguna suatu aplikasi. 

Hal terburuk yang bisa terjadi adalah peretas yang tidak bertanggung jawab bisa menggunakan profil media sosial palsu dengan menggunakan salinan profil sosial media, dan foto pribadi orang tersebut kemudian dapat digunakan untuk meneror atau bahkan menipu teman, kolega dan bahkan keluarga seseorang.

Baca juga:

Berita terkait