Harimau Kembali Teror Perkampungan di Aceh

Harimau kembali masuk perkampungan di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh. Warga diminta waspada.
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) usia 16 bulan, jenis kelamin betina yang berhasil dijaring tim BKSDA Aceh menggunakan kandang jebak di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam pada, Jumat, 6 Maret beberapa hari lalu (Foto: Tagar/Nukman)

Subulussalam - Konflik harimau kembali terjadi di wilayah Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, Selasa, 10 Maret 2020.

Setelah sebelumnya melanda Desa Singgersing dan Desa Darul Makmur dalam wilayah kecamatan yang sama.

Menyusul, kali ini harimau diduga juga tengah berkeliaran di Desa Bawan, Kota Subulussalam. Sebagaimana yang dilaporkan oleh warga harimau telah masuk ke desa mereka berdasarkan adanya sejumlah bekas jejak kaki yang diduga adalah jejak kaki harimau yang didapati di sekitar areal perkebunan warga.

Pemilik kebun, Rasumin Pohan, 33 tahun, mendapati sejumlah bekas jejak kaki yang diduga harimau di dalam areal kebun saat dirinya melakukan aktivitas di kebunnya sekitar pukul 09.00 WIB.

Tadi pagi sewaktu ke kebun saya lihat bekas tapak kaki harimau dan juga ada bekas cakarannya.

"Tadi pagi sewaktu ke kebun saya lihat bekas tapak kaki harimau dan juga ada bekas cakarannya," katanya kepada Tagar.

Terkait kejadian ini, Rasumin meminta kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk dapat menurunkan timnya guna melakukan upaya penanganan harimau di Desa Bawan seperti halnya yang dilakukan tim BKSDA saat ini di Desa Darul Makmur dan Desa Singgersing.

Baca juga:

Sementara, saat dikonfirmasi, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengatakan sudah menerima laporan tentang adanya harimau yang masuk ke areal perkebunan sawit masyarakat di Desa Bawan.

Guna memastikan laporan tersebut, Hadi telah menurunkan timnya langsung mengecek lokasi untuk melakukan verifikasi laporan.

"Ini tim BKSDA lagi menuju ke lokasi untuk verifikasi, bang," katanya menjawab konfirmasi Tagar.

Ketika ditanyai apakah harimau tersebut merupakan hewan yang sama dari Desa Singgersing, Hadi belum dapat memastikan itu, sebab belum dilakukan pemeriksaan di lokasi.

"Kita verifikasi dulu laporan itu, baru selanjutnya kita lakukan pemeriksaan baru nanti kita bisa simpulkan berdasarkan data-data dari lokasi," ucapnya.

Hadi mengatakan nantinya tim BKSDA akan melakukan patroli dan pemasangan camera trap di lokasi untuk mendeteksi harimau liar tersebut.

"Kita akan memasang camera trap di lokasi yang dilaporkan," ujar Hadi.

Lebih lanjut, Hadi mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam beraktivitas di kebun dan meminta untuk tidak melakukan aktivitas di kebun pada malam hari.

"Percayakan kepada tim BKSDA bahwa kita akan lakukan upaya penanganan konflik satwa ini," katanya.[]

Berita terkait
Misteri PSK Barter Sabu-sabu Hingga Hamil di Aceh
Prostitusi dengan cara membarter Pekerja Seks Komersial (PSK), dengan narkotika jenis sabu-sabu sudah menjadi rahasia umum di Provinsi Aceh.
Cerita PSK Aceh, Barter Layanan dengan Sabu-sabu
Transaksi barteran layanan seksual dengan sabu-sabu masih sangat menyebar luas di Aceh.
Ada Kondom, Kompak Janda dan Duda Pesta Sabu di Aceh
Kompak, polisi menangkap sepasang kekasih yang berstatus janda dan duda di Aceh yang sedang asyik mengisap sabu.
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.