Hari Raya Waisak Kamis 7 Mei 2020, Sejarah dan Makna

Tidak ada perayaan Waisak dengan ribuan orang di Candi Borobudur saat pandemi Covid-19, Kamis 7 Mei 2020. Waisak di rumah. Ini sejarah dan makna.
Ilustrasi patung Budha. (Foto: Pixabay/kshitizmetallica)

Jakarta - Kamis, 7 Mei 2020, umat Budha di seluruh dunia memperingati Hari Raya Waisak 2564 BE/2020. Ini merupakan hari yang memiliki makna kesucian bagi umat Budha yang juga disebut sebagai Hari Trisuci Waisak. Hari Raya Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1983.

Biasanya perayaan Hari Waisak dipusatkan di Candi Borobudur atau Candi Mendut. Namun tidak untuk tahun 2020. Di tengah pandemi Covid-19, umat Budha tidak menyelenggarakan perayaan Waisak di Candi Mendut atau Candi Borobudur untuk mencegah penularan virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Yang paling penting adalah kembali mengulang yang pernah diajarkan Budha.

"Biasanya kami di Candi Mendut dan Candi Borobudur ada acara nasional dihadiri ribuan umat, tetapi tahun ini kita mengikuti imbauan pemerintah dan institusi tertinggi kami, yaitu melaksanakan Waisak di rumah," tutur Sekretaris Wihara Mendut Wahyu Utomo di Magelang, seperti diberitakan Antara, Rabu, 6 Mei 2020.

Wahyu mengimbau umat Budha tidak merayakan Waisak di wihara untuk menghindari berkerumun, waisak cukup dirayakan di rumah masing-masing.

"Intinya Waisak adalah kembali lagi kita mengingat apa yang dilakukan Sang Budha sehingga melaksanakan peribadatan di dalam rumah pun tidak menjadi masalah, yang paling penting adalah kembali mengulang yang pernah diajarkan Budha," ujarnya.

Dalam momen Hari Raya Waisak, umat Budha memperingati Tiga Peristiwa Penting yang semuanya terjadi di bulan Vesakha dan di waktu yang sama pada saat bulan purnama. 

1. Kelahiran Pangeran Sidharta

Pada tahun 623 SM, Pangeran Sidharta Gautama putra dari Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya lahir di Taman Lumbini, India (sekarang termasuk wilayah Nepal). Sidharta lahir di dunia sebagai seorang Bodhisatva (Calon Buddha, calon seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertingggi).

2. Pencapaian Penerangan Sempurna

Pada usia 29 tahun pangeran pergi menuju hutan mencari kebebasan dari 4 peristiwa yang dilihatnya, yakni lahir, tua, sakit, dan mati. Kemudian, tepat pada saat bulan Purnama Siddhi di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Samma sam-Buddha). Peristiwa penerangan agung itu terjadi di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada tahun 588 SM.

3. Parinibbana

Selama 45 tahun pangeran berkelana menyebarkan Dharma kepada umat manusia dengan penuh cinta dan kasih sayang, hingga akhirnya di usia 80 tahun pangeran wafat atau Parinibbana di Kusinara pada tahun 543 SM. Semua makhluk dan para Dewa serta anggota Sanggah semua bersujud sebagai tanda penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.

Ilustrasi WaisakIlustrasi Waisak. (Foto: Pixabay/tambattru)

Sejarah dan Makna Waisak

Peringatan Trisuci tersebut biasanya dirayakan umat Budha dengan melakukan ritual puja-bhakti di wihara. Ritual puja-bhakti dilakukan umat Budha untuk mengingat kembali ajaran sang Budha, mencontoh perilaku sang Budha dan melaksanakan ajaran agama Budha dengan baik.

Di Indonesia, perayaan Waisak seringkali dipusatkan di Candi Borobudur. Tradisi umat Budha merayakan hari Waisak di Candi Borobudur telah dimulai sejak tahun 1929. Perayaan ini diinisiasi Himpunan Teosofi Hindia Belanda. Saat itu anggotanya terdiri dari campuran antara orang Eropa dan Jawa ningrat. 

Perayaan Waisak di Borobudur sempat terhenti karena perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Kembali dilaksanakan di Candi Borobudur pada tahun 1953. Namun terhenti lagi karena pemugaran tahun 1973. Selama masa pemugaran, pusat perayaan sempat dipindah ke Candi Mendut.

Selama perayaan Waisak, biasanya umat Budha dari seluruh pelosok Indonesia bahkan dunia, selalu memadati halaman Candi Borobudur yang luas. Mereka telah memadati Borobudur sejak malam menjelang hari raya. Umat Budha dengan dipandu bhikkhu, biksu dan biksuni membacakan paritta-paritta suci, sutra-sutra agung dan mendengarkan pesan suci yang disampaikan oleh para rohaniwan.

Jika dirunut lebih jauh, kata ‘Waisak’ berasal dari bahasa Pali, ‘Vesakha’. Dalam bahasa Sansekerta sering disebut dengan ‘Vaisakha’.

Nama ‘Vesakha’ sendiri diambil dari bulan dalam kalender budhis yang biasanya jatuh pada bulan Mei kalender Masehi. Namun, terkadang hari Waisak jatuh pada akhir bulan April atau awal bulan Juni. []

Berita terkait
Terminologi Kiamat Menurut Islam, Kristen, Budha, Hindu
Berikut ini terminologi kiamat menurut Islam, Kristen, Budha, Hindu.
Senja Menawan di Istana Hindu Budha
Senja menawan ketika sinar matahari sore memantul di sela-sela bangunan gapura kompleks Istana Ratu Boko yang juga populer dengan sebutan Istana Hindu Budha.
Cerita Pekerja Muslim di Lingkungan Vihara Dharma Bakti Jakarta
18 tahun bekerja di rumah ibadah yang tidak dianutnya.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.