Lebak - Situasi pandemi virus corona atau Covid-19 membuat PT Kereta Commuter Indonesia (PT- KCI) mengeluarkan kebijakan baru. Dimana untuk Stasiun Rangkasbitung pada Selasa 3 November 2020 diperioritaskan hanya melayani penumpang yang menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik atau bank.
Semua sarana transportasi harus dapat menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat termasuk memutus mata rantai penyebaran virus corona
"Untuk di Stasiun Rangkasbitung mulai hari ini tidak lagi melayani pembelian TMB (Tiket Harian Berjamin-red) maupun isi ulang. Penumpang diwajibkan menggunakan KMT (Kartu Multi Trip-red) maupun kartu elektronik bank," ucap VC Corporate Communivations PT KCI, Anne Purba kepada tagar, Selasa 3 November 2020.
Menurut Anne, nantinya penumpang yang ada di Stasiun Rangkasbitung akan lebih mudah untuk berganti moda kereta. Selain itu, kata Anne, Stasiun Rangkasbitung juga sudah tak melayani para penumpang yang menggunakan Tiket Harian Berjaminan (THB), kebijakan ini, menurut Anne bagian dari PT KCI dalam mendukung program pemerintah untuk memutus mata rantai penularan virus corona lewat transaksi uang tunai yang sering berpindah tangan.
"Selama pandemi ini, saya mengajak pengguna KRL untuk mengurangi transaksi dengan menggunakan uang tunai. Ini upaya PT KCI dalam mengurangi antrean di Stasiun sehingga dapat memaksimalkan upaya jaga jarak," terang Anne.
Imanudin, 40 tahun, salah seorang penumpang Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengaku mendukung upaya PT KCI untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kata Imanudin, tidak disediakanya Tiket Harian Berjamin (TMB) di Stasiun Rangkasbitung sudah tepat karena mengurangi antrean pada saat masuk.
"Kalau pake TMB (Tiket Harian Berjamin-red) bisa menyebabkan antrean panjang dan berpotensi menularkan virus corona. Belum lagi pada saat jam-jam kerja pasti penumpang padat di depan tiket," tutur Imanudin.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumardi telah meminta semua pihak khsusnya industri transportasi agar bisa menciptakan solusi pada masa pandemi corona. Kata Budi, transportasi harus menjadi garda paling depan dalam penerapan protokol kesehatan penyebaran Covid-19.
"Semua sarana transportasi harus dapat menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat termasuk memutus mata rantai penyebaran virus corona," ujar Budi bebeeapa hari yang lalu di Jakarta. []
Baca juga:
- Anggota Mesum, FPI Ancam akan Geruduk Gedung DPRD Lebak
- Bulog Lebak-Pandeglang Bentuk Satgas Pangan
- Profil Ketua DPRD Lebak Kesandung Kasus Mesum Kena Grebek