Hari Dokter: Tips Mencari Dokter yang Kompeten

Hari Dokter 24 Oktober: Seberapa kompeten dokter Indonesia? Bagaimana cara mencari dokter yang kompeten?
Ilustrasi. (Foto: Mata Indonesia)

Jakarta, (Tagar 24/10/2018) - Hari Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober. Bangsa Indonesia tentu berharap dokter-dokter di Tanah Air mampu bersikap profesional dalam menjalankan tugas mulianya tersebut.

Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan dokter yang profesional komplet memiliki kompetensi tinggi, beretika, tidak melakukan pelanggaran hukum. 

Ia mengatakan seluruh dokter di Indonesia harus meningkatkan kapasitas pelayanan dan kompetensi kedokterannya.

"Dokter-dokter itu harus meningkatkan kapasitasnya supaya daya saingnya bagus. Kapasitasnya itu kalau di tingkat pelayanan itu kompetensinya harus ditingkatkan. Sehingga kita ke depan harus mencari model bagaimana meningkatkan kompetensi dokter itu," kata dr Daeng Mohammad Faqih saat dihubungi Tagar News, Rabu (24/10).

Ia menjelaskan, dalam meningkatkan kompetensi kedokteran memang harus memperbaiki sistem pendidikan formal dan meningkatkan pendidikan non-formal atau dalam istilah kedokterannya dikenal dengan sebutan Continuing Medical Education (pendidikan kedokteran berkelanjutan).

"Yang pertama adalah sistem pendidikan formal bagi dokter. Itu harus diperbaiki dan melihat perkembangan-perkembangan yang ada dalam memperbaiki itu. Ikut standar-standar yang sudah ada supaya daya saing dan kesetaraan dengan dokter-dokter di manapun bisa sejajar kita," ujar dia.

"Pendidikan non-formal ini adalah untuk pendalaman-pendalaman. Jadi pendalaman-pendalaman itu sebenarnya perannya profesi dan kolegium dokter. Di semua negara pendalaman itu sangat bermanfaat untuk mempercepat peningkatan kompetensi dokter. Kalau hanya diserahkan ke pendidikan formal untuk peningkatan kompetensi dokter tak akan terkejar dan di semua negara begitu," ungkap dia.

Menurut dia, pendidikan non-formal wajib ditempuh oleh setiap dokter di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menyetarakan dan meningkatkan daya saing dengan negara-negara maju.

"Dalam dokumen Undang-undang itu diwajibkan. Tinggal kita sekarang harus membuat model yang lebih modern yang kemudian berorientasi kepada kesetaraan dengan negara-negara yang sudah maju, karena hampir semua negara dan mungkin semua negara. Menjaga kompetensi dokter itu memang tidak melulu dibebankan pada pendidikan formal. Kalau hanya pendidikan formal itu lama mencapainya," ungkapnya.

Kata dia, sebagai seorang dokter juga harus selalu memperhatikan etika dan hukum dalam menjalankan tugas profesinya.

"Yang penting lainnya adalah persoalan etika dan hukum, supaya kawan-kawan ini betul-betul dalam melakukan kegiatan profesinya itu betul-betul mematuhi aturan-aturan etika dan hukum. Kalau tidak dia akan kena persoalan-persoalan yang berkaitan dengan etika dan hukum," tuturnya.

"Ya yang terpenting dua itu dimana etikanya bagus dan kompetensinya juga bagus. Jadi nanti dokter itu akan hadir menjadi seorang dokter yang dikatakan komplet atau profesional karena secara etika bagus, tidak ada pelanggaran etika, hukum dan pelanggaran disiplin. Kemudian secara kompetensi dia bagus," ujarnya. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.