Rembang - Harga gula pasir lokal di pasar Rembang melambung tinggi dalam 8 hari terakhir ini. Kenaikan mencapai 28,57 persen dengan harga sebelumnya Rp. 12.500 per kilogram menjadi Rp. 17.500 saat ini. Pedagang menduga karena terkait isu corona tapi dibantah oleh anggota DPR RI Marwan Jafar.
"Dulu Rp 12.500 itu sudah paling mahal, sekarang harga malah semakin naik sampai Rp 17.500 per kilogram. Lonjakannya mulai awal Maret kemarin, terus naik setiap hari," kata pedagang kelontong Helena Susiati saat dijumpai di warungnya di Mondoteko, Kecamatan Rembang, Selasa, 10 Maret 2020.
Saya kira ini ada permainan, diciptakan kepanikan dan ketakutan apalagi dibuat statmen yang tidak terkoordinasi begitu sehingga menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Helena mengaku Rp 17.500 per kilogram merupakan harga gula pasir lokal di tingkat eceran seperti warung kecil rumahan. Jika di toko grosiran harga gula pasir mentok diharga Rp 16.500 per kilogramnya. Ia menduga merebaknya virus corona menjadi penyebab melambungnya harga gula pasir lokal di pasaran.
"Sebelum ada virus corona itu harga sudah naik, tapi sedikit. Pas ada virus corona naiknya terus, melambung tinggi. Karena gula impor tidak boleh masuk, sehingga yang dipakai gula lokal," jelas dia.
Sementara itu, anggota komisi VI DPR RI Marwan Jafar mengatakan adanya virus corona bukan menjadi penyebab naiknya harga gula pasir lokal. Di matanya, kepanikan yang ditimbulkan karena isu virus corona dimanfaatkan sejumlah oknum untuk meraih keuntungan.
"Saya kira ini ada permainan, diciptakan kepanikan dan ketakutan apalagi dibuat statmen yang tidak terkoordinasi begitu sehingga menguntungkan pihak-pihak tertentu," kata dia saat ditemui di bilangan Jalan Jendral Sudirman, Senin, 9 Maret 2020.
Politisi PKB ini menyebutkan berdasar audiensi dengan para petani tebu di Kabupaten Pati belum lama ini, stok gula pasir lokal masih terpantau aman. Bahkan stoknya bisa mencukupi hingga Lebaran mendatang.
"Saya kemarin audiensi dengan para petani tebu di Kabupaten Pati, saya tanya tersedia atau tidak sih buat puasa sama lebaran. Mereka jawab ada, bahkan berlebih," ucap dia.
Atas kondisi itu, Marwan mendesak pemerintah daerah bisa melakukan upaya untuk menstabilkan harga gula pasir dan bahan pokok lainnya. Di antaranya dengan melakukan operasi pasar dan menghentikan permainan para tengkulak.
"Pemerintah harus melakukan operasi pasar untuk mengendalikan stabilitas harga, selain itu menekan inflasi dan bersama polisi mengrebek penimbun gula, karena ini sudah masuk kriminal ekonomi," tutur mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. []
Baca juga:
- Terungkap, Bawang Putih Picu Inflasi Februari
- Corona Picu Kenaikan Harga Bawang Putih di Semarang
- Semarang Kehabisan Masker Antivirus Corona