Magelang - Harga bawang putih di Magelang melonjak tajam selama sekitar dua pekan terakhir. Kondisi tersebut terjadi akibat mewabahnya virus corona yang di China dan sejumlah negara tetangga.
Kepala Seksi Distribusi Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang, Tri Handayani mengatakan, bawang menjadi komoditas yang langsung terdampak begitu virus corona merebak. Apalagi, pemerintah kemudian membatasi akses dari maupun menuju ke China.
Harga jual per kilo memang mahal, tetapi masyarakat tetap membeli, dengan cara eceran per ons.
Menurutnya, pasokan bawang putih selama ini sebagian besar berasal dari China, yaitu mencapai 95 persen. Pemerintah sementara ini tidak berani mengambil risiko barang, khususnya makanan dan minuman masuk karena khawatir terjangkit virus.
"Hal ini sesuai dengan informasi yang kami dapatkan dari Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah (Jateng)," ujar Tri, Selasa, 11 Februari 2020.
Masih menurut Kabid Perdagangan Jateng, lanjut Tri, pemerintah saat ini sedang mencari solusi negara lain untuk pemasok bawang putih selain China. Mengingat, stok bawang hanya cukup sampai awal bulan Maret, sesuai hasil rapat dengan asosiasi pengusaha bawang.
"Saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengatasi masalah ini," imbuh Tri.
Berdasarkan pantauan di pasar tradisional Borobudur, harga bawang putih eceran mencapai Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga tersebut lebih mahal dua kali lipat dibanding hari biasa yang berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
Kondisi tersebut memaksa konsumen membeli bawang dengan cara yang lebih ekonomis. "Harga jual per kilo memang mahal, tetapi masyarakat tetap membeli, dengan cara eceran per ons. Dimana satu ons bawang putih seharaga Rp 6.500 hingga Rp 7.000," ungkap Istigfar, pedagang bumbu dapur.
Kondisi serupa juga terjadi hampir di seluruh pasar di Magelang. Sementara bagi pelaku usaha kuliner, terpaksa mengurangi belanja bawang semenjak harga jualnya naik dua kali lipat.
"Kalau biasanya setiap belanja saya beli lima kilogram, sekarang berkurang jadi satu kilogram saja. Penggunaan bawang juga saya kurangi," ujar Miatul 50 tahun, pemilik warung makan di Magelang. []
Baca juga:
- 416 CPNS Kabupaten Magelang Tak Hadiri Tes SKD
- Komplotan Magelang Sekap dan Aniaya Warga Klaten
- Ruwat Borobudur, Cara Magelang Rawat Warisan Dunia