Harapan Besar Pembuat Keripik Pisang Kepok di Bantaeng

Seorang pemuda di Bantaeng, Sulawesi Selatan memroduksi keripik pisang kepok dari bahan lokal di daerahnya. Ini harapannya pada pemkab setempat.
Keripik pisang buatan Irvandi Bado Badrun, seorang pemuda di Kabupaten Bantaeng, Sulawsi Selatan, yang menggunakan pisang dari petani lokal. (Foto: Tagar/Reski Nuralam)

Bantaeng – Siang itu cukup terik. Matahari berada tepat di atas ubun-ubun. Sinarnya menghunjam langsung ke kepala. Panasnya membuat sebagian warga Bantaeng, Sulawesi Selatan, memilih melakukan kegiatan di rumah.

Di salah satu rumah BTN Sasayya, Kecamatan Bissappu, Bantaeng, seorang pemuda sibuk dengan potongan-potongan pisang yang akan dijadikan keripik. Irvandi Bado Badrun nama pemuda itu.

Di sekitar pemuda berusia 27 tahun itu terlihat beberapa kemasan plastik berisi keripik pisang, sementara tidak jauh dari kemasan itu, terdapat potongan-potongan pisang lain yang sudah dibumbui.

Vando, sapaan akrab Irvandi Bado Badrun merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Dinas Pariwisata Kabupaten Bantaeng. Namun dia juga mencoba menjadi wirausahawan di bidng kuliner, yakni dengan memroduksi dan menjual keripik pisang.

Gunakan Pisang Lokal

Keripik pisang buatan Vando diberi label Banana Kepooo. Pemberian nama itu tidak lepas dari bahan baku yang digunakan, yakni pisang kepok. Bahan-bahan untuk pembuatan Banana Kepooo itu diperolehnya dari para petani pisang di Kabupaten Bantaeng.

Cerita Keripik Pisang Bantaeng (2)Irvandi Bado Badrun menunjukkan keripik pisang buatannya yang dijual melalui media sosial. (Foto: Tagar/Reski Nuralam)

Jenis pisang itu memang tidak sulit ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun di penjual buah-buahan di Kabupaten Bantaeng. Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan Vando menggeluti kuliner berbahan dasar pisang.

Selain itu, dengan membeli pisang dari petani local maupun dari pedagang di pasar tradisional, secara tidak langsung dia turut memberdayakan para petani di daerahnya. Terlebih bahan baku pisang, khususnya pisang mentah bisa diperoleh dengan harga sangat terjangkau.

Tapi, saat awal menggeluti usaha ini, yakni pada Agustus 2020, Vando sempat kesulitan mencari pisang mentah sebagai bahan baku kuliner produknya. Sebab waktu itu dia sama sekali tidak tahu tempat-tempat penjualan pisang.

Untuk memroduksi camilan yang kini mulai disukai oleh anak muda di Bantaeng ini, awalnya Vando hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 150 ribu. Jumlah itu sudah termasuk untuk pembelian pisang dan minyak goreng.

Bermodal Rp 150 ribu, pemuda yang berzodiak Leo ini terbilang sukses menjalankan bisnis. Selama tiga bulan terakhir, dalam sebulan Vando bisa memroduksi Banana Kepooo hingga ratusan bungkus.

Bahkan selama tiga bulan dia sudah memproduksi ribuan kemasan, dengan omzet penjualan mencapai jutaan rupiah.

Alhamdulillah bisa berbisnis dengan modal secukupnya dan meraup omzet jutaan rupiah.

Mengenai ide berwirausaha kuliner berbahan pisang, Vando mengatakan, ide itu muncul dari dirinya sendiri. Sejak kecil Vando memang suka cemilan berbahan dasar pisang. Berawal dari situ dia mulai merintis usahanya.

Terlebih setelah melihat-lihat peluang usaha di media sosial, khususnya usaha yang berpeluang untuk berkembang pada masa pandemi, yakni usaha kuliner. Meski Vando terlahir dari keluarga cukup berada, namun melihat peluang yang ada, dia tidak ingin menyia-nyiakan.

"Saya sangat suka ngemil, apalagi kalau itu terbuat dari pisang , maka dari itu saya memutuskan untuk mencoba peruntungan dalam bisnis makanan (camilan) apalagi saat ini kan masa-masa pandemi kita harus pintar untuk berpikir peluang apa yang bisa dilakukan agar menghasilkan uang ," ujar Fando kepada Tagar saat ditemui di kediamannya, Jumat 22 Oktober 2020.

Manfaatkan Media Sosial

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku tidak serta merta memiliki pelanggan dan beromzet hingga jutaan rupiah. Semuanya melalui proses yang tidak gampang. Vando harus berjuang memperkenalkan produknya.

Pada awal produksi, Vando bahkan hanya menggunakan kantong plastik bening sebagai kemasan produknya. Waktu itu dia menawarkan produknya di stand yang ada di dinas pariwisata. Perlahan tapi pasti, orang-orang di sekitar Vando mulai mengenal keripik pisang buatannya yang belum memiliki nama.

Cerita Keripik Pisang Bantaeng (3)Irvandi Bado Badrun menunjukkan enam varian rasa keripik pisang buatannya. (Foto: Tagar/Reski Nuralam)

Beberapa waktu kemudian, Vando mulai mencoba mengemas keripik buatannya dengan kemasan yang berbeda, yakni berupa kemasan plastik nontransparan berlapis alumunium foil berperekat. Inovasi itu berkat saran dan informasi dari rekan dan keluarganya.

Dengan kemasan berlapis alumunium foil tersebut, keripik buatan Vando diklaim bisa bertahan hingga lima bulan lamanya.

Keripik pisang dalam kemasan yang lebih cantik itu pun diberi label Banana Kepooo. Vando juga mulai memroduksi keripik pisang dengan berbagai varian rasa, mulai dari rasa cokelat, tiramisu, green tea, susu, dan varian rasa terakhir adalah balado.

"Saat ini sudah tersedia enam ragam varian rasa, di antaranya, coklat, tiramisu, greentea, susu, balado, dan keju,” ucapnya.

Fando menambahkan dari keenam varian rasa yang ada, balado, tiramisu, dan susu menjadi varian rasa yang paling disukai oleh pelanggannya.

Bukan hanya menyediakan beragam rasa, Vando juga membanderol keripik buatannya dengan harga yang sangat terjangkau, Rp 12 ribu per bungkus. Dia memasarkannya secara daring (dalam jaringan) atau online dan luring (luar jaringan) atau offline.

Untuk pemasaran secara daring, Vando memanfaatkan media sosial (medsos), seperti Facebook dan Instagram. Di Facebook dia biasa mengunggah produknya di grup-grup jual beli lokal Kabupaten Bantaeng. Sementara promosi melalui Instagram, Vando dibantu oleh rekannya, seorang selebgram dari Kota Makassar.

"Awal promosi hanya dari teman keteman dan sempat saat itu saya promosikan di facebook Bantaeng dagang. Dan Alhamdulillah saat ini Untuk promosi produk saya dibantu oleh teman saya kebutulan dia adalah salah satu selebgram dari makassar," ujarnya

Upayanya memasarkan keripik Banana Kepooo melalui media sosial membuahkan hasil yang cukup menggembirakan meski hanya diunggah dalam grup-grup jual beli lokal dan Instagram.

Banana Kepooo mulai dikenal hingga ke beberapa daerah lain di Sulawesi Selatan, misalnya Kabupaten Bulukumba, Sinjai, dan kota Makassar. Bahkan pelanggannya pun telah tersebar hingga ke luar Sulawesi Selatan, yakni Kendari, Palu, dan Sulawesi Barat.

Pemilik akun Instagram @ivando_bado_badrun ini juga memiliki harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantaeng dalam memasarkan keripik buatannya.

Vando berharap Pemkab Bantaeng melirik dan turut mengembangkan usahanya, serta menjadikan keripik pisang sebagai salah satu kuliner khas Kabupaten Bantaeng. Terlebih keripik buatannya menggunakan hasil bumi dari petani dan pedagang lokal.

"Saya sangat berharap Banana Kepooo ini bisa masuk di market yang ada di Bantaeng dan pemerintah Bantaeng bisa melirik dan mejadikan Banana Kepooo sebagai salah satu makanan khas Bantaeng," ucapnya penuh harap. []

Berita terkait
Kue Bolu Permintaan Anak Aceh yang Dibunuh Pemerkosa Ibu
Rangga, anak berusia 9 tahun yang dibunuh oleh pemerkosa ibunya di Aceh Timur ternyata memiliki permintaan terakhir yang tak sempat dipenuhi.
Kicau Burung dan Kacau Pikiran Pecintanya di Aceh Barat
Seorang penangkar sekaligus pehobi lomba kicau burung di Aceh Barat berharap agar pemerintah setempat mempermudah izin pelaksanaan lomba.
Kucing Mahal Milik Mantan Relawan Tsunami Aceh
Kucing menjadi hewan peliharaan favorit sebagain warga Aceh, termasuk seorang mantan relawan kemanusiaan saat tsunami tahun 2004.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)