Hadiri Pertemuan G20, Menkeu: Kehormatan Indonesia

Menkeu Sri Mulyani Indrawati merasa terhormat, Indonesia hadir berbagi pengalaman dalam pertemuan virtual ketiga negara-negara G20.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berjalan memasuki ruangan untuk mengikuti rapat kerja tertutup dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay/wsj)

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merasa terhormat, Indonesia menjadi salah satu negara yang turut membagikan pengalamannya dalam mendukung pemuda, wanita, dan kelompok rentan dalam pertemuan virtual para Menteri Keuangan beserta Gubernur Bank Sentral dari kelompok G20.

“Ini adalah sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi bagian pengembangan naskah dengan membagikan pengalaman kebijakan kami dalam mendukung pemuda, wanita, dan kelompok rentan," ucap Sri Mulyani seperti dikutip Tagar dalam keterangan resmi, Senin, 20 Juli 2020.

Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menjelaskan dukungan Indonesia terhadap pemuda, wanita, dan kelompok rentan diimplementasikan pada program yang selama ini berjalan.

"Ada tiga kasus yang disertakan dalam naskah yaitu Program Kartu Indonesia Pintar, Program Link and Match untuk Sekolah Menengah Kejuruan, dan Pembiayaan Ultra Mikro,” ujarnya.

Secara detail, kata dia Program Kartu Indonesia Pintar menyediakan bantuan keuangan bagi 20 juta anak yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kemudian, ada Program Link and Match SMK untuk meningkatkan jumlah murid lulus yang diserap oleh industri, dan Program Kredit Ultra Mikro (UMi) yang menyediakan pinjaman tanpa jaminan bagi usaha mikro yang umumnya dimiliki oleh wanita yang tidak memiliki akses perbankan sebelumnya. 

"Dengan tingkat kredit macet yang nyaris mendekati nol, program kredit mikro menunjukkan bahwa para peminjam wanita ini dapat diandalkan," tuturnya.

Pertemuan ketiga negara-negara G20 yang dilaksanakan secara virtual pada Sabtu, 18 Juli 2020. Saudi Arabia selaku Presidensi G-20 tahun 2020 menentukan tema Realizing Opportunities of the 21st Century For All atau Mewujudkan berbagai Kesempatan Abad ke-21 untuk Semua dengan tiga agenda utama.

Pertama, memberdayakan masyarakat dengan menciptakan situasi yang kondusif, terutama bagi wanita dan pemuda, agar dapat hidup, bekerja, dan maju. Kedua, menjaga planet ini dengan mengadopsi usaha bersama dalam melindungi kepentingan global.

Kemudian, terakhir, ketiga, membentuk batas baru dengan mengadopsi strategi jangka panjang yang berani untuk saling berbagi manfaat inovasi dan kemajuan teknologi.

Salah satu hasil poin pertemuan tersebut, anggota G20 sepakat untuk mendukung Pedoman Kebijakan Tingkat Tinggi G-20 mengenai Inklusi Keuangan Digital untuk Remaja, Wanita, dan UKM yang disiapkan oleh Kemitraan Global untuk Inklusi Keuangan (Global Partnership for Financial Inclusion/GPFI). 

Langkah-langkah yang diambil oleh GPFI untuk menyelesaikan kegiatan perampingan akhir yang dijabarkan dalam Program dan Struktur Kerja GPFI: Peta Jalan ke 2020 (GPFI Work Program and Structure: A Roadmap to 2020), yang mencakup Rencana Aksi Inklusi Keuangan dan Pembaruan Kerangka Acuan.  []

Berita terkait
Bank Indonesia Bicara Struktur Utang Luar Negeri
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar 404,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir Mei 2020.
Pulihkan Ekonomi, Negara G20 Perkuat Kerja Sama
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko menjelaskan negara-negara G20, sepakat meningkatkan kerjasama imbas Covid-19.
G20 Lakukan Semua yang Diperlukan Perangi Corona
Kelompok negara ekonomi maju atau G20 akan melakukan apapun yang diperlukan untuk memerangi penyebaran virus corona yang sudah mendunia
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban