Hadapi 2021, Garuda Indonesia Optimistis Pendapatan Membaik

Meski dampak pandemi belum usai, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis mampu meraih target setidaknya hingga separuh pendapatan 2019 lalu.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra berpose di dekat pesawat dengan disain masker untuk kampanye melawan Covid-19. (Foto: Tagar/Anton Raharjo Via Getty Images)

Jakarta - Meski dampak pandemi masih belum usai dan diprediksi akan berlanjut sampai tahun 2021, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis mampu meraih target setidaknya hingga separuh pendapatan 2019 lalu.

"Jadi kita harap nanti in total (secara keseluruhan), kita bisa mencapai pendapatan di 2021 sebesar 50 persen dari kondisi 2019. Itu janji kami ke Kementerian BUMN bahwa 2021, revenue (pendapatan) kita akan 50 persen dibandingkan 2019. Memang akan berat," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam jumpa pers virtual, Senin, 28 Desember 2020.

Menurut Irfan, target perbaikan kinerja itu sejalan dengan tren pertumbuhan jumlah penumpang serta peningkatan dua bisnis perusahaan yaitu kargo dan charter pesawat.

Kendati cukup optimistis, ia mengatakan tantangan terbesar dalam memenuhi target tersebut yakni penerbangan haji dan umroh, yang merupakan penyumbang terbesar dari kinerja 2019.

"Seperti diketahui, kita memperoleh revenue cukup besar dari haji dan umroh. Tapi kalau itu pun agak terbatas, kita mesti cari cara-cara baru untuk memastikan pendapatan yang bisa kita peroleh sesuai janji kita," katanya.

Lihat juga: Garuda Indonesia Terbitkan OWK Senilai Rp 8,5 Triliun

Khusus untuk kargo dan charter pesawat, Irfan menjelaskan pertumbuhan kedua lini bisnis tersebut menunjukkan peningkatan yang jauh membaik dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Pada tahun depan, perusahaan juga akan menyediakan pesawat freighter khusus yang hanya mengangkut kargo, tanpa penumpang sehingga kapasitas kargo yang diangkut akan lebih besar.

Saat ini Garuda Indonesia memiliki rute penerbangan khusus untuk mengangkut komoditas ekspor dengan rute Denpasar-Hong Kong, Denpasar-Singapura dan Manado-Narita.

Selain itu, anak-anak usaha Garuda Indonesia juga terus fokus melakukan ekspansi bisnis. PT GMF AeroAsia Tbk disebut Irfan akan mengembangkan layanan hanggar di Denpasar untuk menggarap potensi pasar Indonesia timur.

Sementara itu anak usaha Garuda Indonesia di penerbangan berbiaya rendah, Citilink disebut akan fokus mengoptimalisasi pasar penerbangan domestik yang bisa membuka akses ke wilayah ekonomi baru.

"Begitu pula Aerofood, di bawah Aerowisata saat ini juga terus memperkuat fokus bisnisnya pada sektor ritel dan industrial katering," kata Irfan.[]

Berita terkait
Garuda Indonesia Terbitkan OWK Senilai Rp 8,5 Triliun
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan obligasi wajib konversi atau OWK senilai Rp 8,5 triliun.
Penjelasan Garuda Soal Batalnya Jadwal Terbang ke Arab Saudi
Garuda Indonesia menyampaikan pembatalan jadwal layanan penerbangan ke Arab Saudi dilakukan karena restriksi penerbangan oleh otoritas setempat.
Garuda: Tes PCR Bagi Penumpang Pesawat Demi Perjalanan Sehat
Garuda berharap ketentuan pemeriksaan swab berbasis PCR dapat dimaknai sebagai upaya untuk memastikan rasa aman dan nyaman selama berlibur.