Guru Besar UGM Cornelis Lay Meninggal di Yogyakarta

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Cornelis Lay meninggal dunia di Yogyakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.
Prof Dr Cornelis Lay semasa hidup. (Foto: Facebook Dwi Pratomo Yulianto).

Jakarta - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Cornelis Lay meninggal dunia dalam usia 61 tahun pada Rabu, 5 Agustus 2020, pukul 04.00 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 

Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto menerangkan, mendiang Cornelis Lay nantinya akan dikebumikan di pemakaman keluarga besar UGM Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman pada Kamis, 6 Agustus 2020, dikarenakan masih menunggu keluarga besarnya yang akan datang dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Saat ini masih disemayamkan di Panti Rapih," kata Erwan kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu, 6 Juni 2020. 

Komitmen pada nasionalisme dan kemanusiaan yang sering kau ajarkan semoga terus dijalankan oleh bangsa ini.

Baca juga: Bamsoet Setuju Pesan Jokowi soal Protokol Kesehatan

Cornelis yang sempat dipercaya menjadi ketua Tim Ahli dan Pakar Politik Tim Pemenangan dan Perumus Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 2014 lalu, dikenang Erwan, menjadi sosok guru besar di UGM dengan filosofi mengajar yang luar biasa dan dicintai para mahasiswanya. 

Sementara di mata para koleganya, kata Erwan, Cornelis dipandang sebagai sosok yang murah hati, karena selalu menyempatkan memberi komentar terhadap tulisan-tulisan para koleganya. Kemudian, mendiang selalu mengajak mereka untuk memperbanyak menulis di jurnal internasional. 

Tak hanya di lingkungan kampus, Cornelis yang dikenal sebagai politisi senior PDI Perjuangan (PDIP) tersebut juga mengimplementasikan ilmunya di bidang politik nasional. 

Selain sempat menjadi ketua Tim Ahli dan Pakar Politik Tim Pemenangan dan Perumus Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 2014, Cornelis juga pernah mendapat amanah menyusun teks pidato kenegaraan Presiden Jokowi saat pelantikan pada 20 Oktober 2014. 

Baca juga: Jokowi: Pandemi Jadi Momentum Transformasi Digital

Namun, selama lima tahun terakhir, Cornelis lebih banyak menghabiskan waktu di Yogyakarta, karena harus menjalani perawatan rutin akibat penyakit jantung yang dideritanya. 

Meski harus keluar masuk rumah sakit, menurut Erwan, Cornelis masih aktif di kampus untuk memberikan kuliah dan bertemu para mahasiswanya. 

"Beliau meskipun sakit tetapi tetap merasa sehat, beliau memang pekerja keras," kata Erwan. 

Sementara, Wakil Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). Utje Gustaaf Patty, juga menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya Cornelis Lay.

Menurut Utje, sebagai dosen ilmu politik, Cornelis telah banyak memberi sumbangsih pada kebijakan politik negara, termasuk beberapa undang-undang.

Ia mengatakan bangsa Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik dalam bidang politik dan pemerintahan.

"Selamat jalan Bang Cornelis Lay. Komitmen pada nasionalisme dan kemanusiaan yang sering kau ajarkan semoga terus dijalankan oleh bangsa ini," ujar Utje, yang satu almamater dengan Cornelis di SMA Negeri 1 Kupang. []

Berita terkait
Kahiyang Ayu Melahirkan, Cucu ke-4 Jokowi Laki-laki
Kahiyang Ayu, melahirkan anak kedua berjenis kelamin laki-laki pada Senin 3 Agustus 2020.
Jokowi Soroti Realisasi Anggaran PEN di Kementerian
Presiden Joko Widodo menyoroti masalah realisasi anggaran di kementerian dan lembaga negara yang berkaitan dengan program PEN.
Jokowi Ingin Ibu PKK Sosialisasikan Protokol Kesehatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melibatkan ibu-ibu Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK) untuk menyosialisasikan protokol kesehatan Covid-19.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.