Gunung Merapi Menggeliat, Magelang Siaga Bencana Alam

Kabupaten Magelang bersiaga menghadapi erupsi dari Gunung Merapi. Juga potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya hujan.
Bupati Magelang Zaenal Arifin memimpin apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana alam, Selasa, 27 Oktober 2020. Magelang bersiaga hadapi potensi erupsi Merapi, bencana hidrometeorologi dan bencananon alam Covid-19. (Foto: Tagar/Humas Pemkab Magelang)

Magelang - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengeluarkan pernyataan terkait peningkatan aktivitas Gunung Merapi, Senin, 26 Oktober 2020. Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, salah satu daerah yang bakal terdampak langsung bencana alam jika Merapi erupsi, siap siaga antisipasi.

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan peningkatan aktivitas ini harus mendapat perhatian dari seluruh SKPD yang terkait dengan kebencanaan dan relawan. Secara status, Gunung Merapi saat ini berada pada status Waspada (Level II).

"Juga untuk masyarakat di sekitar Gunung Merapi, khususnya yang berada pada wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III," kata Zaenal saat memimpin apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana tahun 2020, Selasa, 27 Oktober 2020.

Dia menyebutkan, terdapat tiga kecamatan, dengan 19 desa, yang masuk KRB III, yakni Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, dan Kecamatan Srumbung.

Dengan apel pasukan yang dilaksanakan, Zaenal berharap semua pihak dapat meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan dalam menghadapi bencana alam dan nonalam.

BPPTKG tidak dapat memastikan secara pasti akan meletus atau tidak. Sementara itu, kewajiban kami adalah meningkatkan kewaspadaan.

Selain Gunung Merapi, warga Magelang juga harus waspada terkait ancaman bencana di musim hujan, yakni bencana hidrometeorologi atau bencana yang disebabkan oleh air.

Sesuai informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, musim hujan di wilayah Kabupaten Magelang tahun 2020/2021 di mulai pada awal Oktober 2020. Sedangkan puncaknya akan terjadi pada bulan November - Desember 2020

Masih menurut BMKG, musim hujan tersebut akan disertai adanya badai La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan 40 persen lebih tinggi dari biasanya.

"Musibah yang harus diwaspadai akibat curah hujan tinggi di antaranya banjir dan tanah longsor," ujarnya.

Adapun bencana lain yang bersifat nonalam namun membutuhkan perhatian adalah pandemi covid-19. "Terus sosialisasikan protokol kesehatan Covid-19 terutama 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) di semua sektor masyarakat" tutur dia.

Baca juga: Banjir Kebumen, Pemprov Jawa Tengah Kirim Bantuan 

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto mengatakan, sesuai informasi BPPTKG, aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan.

"Tetapi sekali lagi, BPPTKG tidak dapat memastikan secara pasti akan meletus atau tidak. Sementara itu, kewajiban kami adalah meningkatkan kewaspadaan," kata Edi.

Baca lainnya: 

Dia menambahkan, meningkatkan kewaspadaan itu dapat dilakukan mulai dari mempersiapkan SDM, peralatan, dan tata kelola managemen kebencanaan. Tujuannya untuk mengurangi risiko bencana.

"Kami sebagai aparat terkait, yang memiliki tugas memberikan perlindungan kepada masyarakat tentunya harus melakukan langkah yang terbaik dengan mempersiapkan diri meningkatkan kewaspadaan," pungkas dia. []

Berita terkait
Perbedaan Erupsi Merapi Saat Ini dengan Letusan Sebelumnya
BPPTKG Yogyakarta menyebut ada perbedaan karakter erupsi Merapi kali ini dengan letusan 2006 dan 2010. Berikut perbedaannya.
BPPTKG Yogyakarta Sebut Gunung Merapi akan Erupsi
BPPTKG Yogyakarta menyebut aktivitas Gunung Merapi meningkat sejak 21 Mei 2018. Hal itu mengindikasikan akan erupsi.
Antisipasi Magelang Hadapi Erupsi Merapi di Pandemi
Penanganan pengungsi jika Merapi erupsi di masa pandemi menjadi salah satu hal yang dipikirkan Pemkab Magelang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.