Gunung Merapi Enam Kali Keluarkan Awan Panas Guguran

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer.
Awan panas Merapi teramati kembali meluncur pada Senin (11/2) pukul 08.58 WIB sejauh 400 meter mengarah ke hulu Kali Gendol. (Foto : twitter BPPTKG Badan Geologi)

Yogyakarta, (Tagar 18/2/2019) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat enam kali awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi pada Senin (18/2) pagi.

Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyebutkan lima kali awan panas guguran teramati di Gunung Merapi pada pukul 06:05 WIB, 06:13 WIB, 06:24 WIB, 06:25 WIB dan 06:28 WIB.

Awan panas guguran keluar dari kawah Merapi dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke arah Kali Gendol. 

Selanjutnya, pada pukul 07.32 WIB gunung paling aktif di Indonesia itu kembali mengeluarkan awan panas guguran, dengan jarak luncur 200 meter ke arah Kali Gendol dan tinggi asap 400 meter.

BPPTKG juga menyebutkan, berdasarkan data seismik periode 00:00-06:00 WIB terekam 31 kali gempa guguran, dengan durasi 12-92 detik disertai 3 kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 700-900 meter.

"Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga warga Merapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," tulis BPPTKG melalui akun twitter resminya dikutip Antara.

Menurut analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG untuk periode 8-14 Februari 2019, volume kubah lava relatif tetap dengan data pekan sebelumnya mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari.

Kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Kegiatan pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. []

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.