Jakarta - Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono menyebut siapapun yang melemahkan KPK adalah bagian dari koruptor.
"Saya sebut nya koruptor saja. Jadi siapapun yang melemahkan KPK adalah bagian dari koruptor," katanya kepada Tagar di Gedung KPK lama, Jakarta, Jumat, 8 November 2019.
Ada isu taliban dan lain sebagainya. Kita memandang itu adalah bagian dari upaya-upaya melemahkan KPK.
Giri menduga lembaga antirasuah diserang oleh orang yang mendendam, kemudian bersatu dengan pihak-pihak yang terancam dengan penegakan hukum. Mereka bersepakat menghancurkan lembaga antikorupsi.
"Dia berbaju apapun untuk menyerang balik KPK, karena kita harus pahami orang yang sudah ditahan sudah mulai keluar beberapa tahun yang lalu dan ada beberapa kepentingan-kepentingan koruptor yang mungkin akan terancam dengan keberadaan KPK," ujarnya.
Giri menekankan, perlu dukungan masyarakat untuk mempertahankan sekuat mungkin lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia, bukan justru melemahkan dengan melontarkan tudingan negatif.
Dia tidak habis pikir terhadap realitas pelemahan KPK belakangan ini yang menjalar melalui media sosial (medsos). Menurutnya, ada framing negatif tentang KPK, bersumbu dari opini menyesatkan yang berbicara tanpa data komprehensif.
"Kalau kita pelajari medsos ada isu taliban dan lain sebagainya. Kita memandang itu adalah bagian dari upaya-upaya melemahkan KPK, sehingga berujung pada revisi Undang-undang KPK dan beberapa hal melemahkan lainnya," tuturnya.
Giri mengharapkan masyarakat harus lebih cerdas, jeli, dan mengklarifikasi informasi yang didapat. Dapat membedakan dan tidak menelan mentah-mentah fitnah dalam bentuk hoaks, yang menurutnya ada dimana-mana.
"Itu salah satu tantangan baru bagi pemberantasan korupsi," ucap Giri.
Menyoal pihak-pihak yang meragukan penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, Giri mengharapkan publik dapat membuka mata dan hati nurani.
"Jadi kita jangan terkecoh kemudian ditutup dengan isu-isu penyangkalan yang tidak masuk akal. Kita gunakan nurani. Kita ingin lebih banyak orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang benar," tuturnya.
"Saya melihat masifnya sesuatu yang tidak masuk akal, fitnah, ragu terhadap fakta-fakta. Novel Baswedan jelas-jelas diserang. Saya benar-benar menyaksikan pagi itu dia terserang air keras," kata Giri di gedung KPK. []