Makassar - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Selatan menyayangkan sikap pelaku Event Organizer (EO) yang menjerumuskan industri perhotelan dalam ranah persoalan protokol kesehatan di sebuah lokasi acara di Makassar. Ketua GIPI Sulsel Suhardi menyebut EO seharusnya menjami kliennya untuk mematuhi standar protokol kesehatan covid-19.
"Adanya kebocoran informasi kesalahan protokol kesehatan di venue acara malam perpisahan salah satu sekolah di Makassar. Sebenarnya bukan kesalahan mutlak di tempat acara termasuk hotel-hotel, rumah makan, restoran dan venue lainnya," kata Suhardi, Jumat, 3 Juli 2020.
Pelaku industri perhotelan selama ini selalu menjadi korban pemberitaan media. Ini jelas sangat merugikan pelaku perhotelan yang lagi terpuruk di tengah pandemi covid-19.
Ia menyebut, asosiasi penyelenggara even bisa memberikan edukasi ke pelaku jasa EO agar lebih intens memberikan pemahaman jaminan protokol kesehatan dan dapat dipatuhi oleh klien atau mitra yang menggunakan jasa mereka.
"Pelaku industri perhotelan selama ini selalu menjadi korban pemberitaan media. Ini jelas sangat merugikan pelaku perhotelan yang lagi terpuruk di tengah pandemi covid-19," tambah Sudardi.
Dalam kesempatan terpisah, Marcom Manager Gammara Hotel, Eva mengatakan, pesta tersebut merupakan Event prom night dari siswa angkatan alumni 2020 SMK Negeri 4 Makassar.
"Untuk video yang beredar, itu terjadi sesudah event berlangsung tanpa konfirmasi ke pihak hotel dan EO. Kejadian itu merupakan refleksi dari peserta secara spontan atas kegembiraan yang mereka rasakan. Mereka juga mengambil kesempatan tersebut diluar kendali EO sebagai penyelenggara," kata Eva.
Eva menjelaskan, acara perpisahan siswa SMKN 4 Makassar ini, bekerja sama dengan salah satu EO. Siswa sebelumnya telah terjalin perjanjian bahwa event akan berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
"Setiap peserta diwajibkan menggunakan masker dan harus menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ballroom. Total peserta atau siswa itu diperkirakan 70 pax. Sedangkan kapasitas ballroom ini 200 pax, sehingga bisa untuk menjaga jarak," ujarnya.
Akan tetapi, dengan peristiwa siswa berjoget tanpa menerapkan protokol itu memang lepas kontrol dari pihak hotel mau pun EO. Karena, siswa ini berkerumun dan berjoget, setelah acara tersebut selesai. []