Gerry Hukubun: Industri Penerbangan Kian Mengenaskan

Kebijakan PPKM Darurat yang mewajibkan agar syarat terbang dengan surat vaksin & PCR, membuat industri penerbangan makin terpuruk dan mengenaskan.
Ilustrasi - PT Garuda Indonesia. (Foto: Tagar/Dok Garuda)

Jakarta - Pengamat ekonomi dan politik luar negeri dari Rumah Politik Indonesia, Gerry Hukubun, mengatakan industri penerbangan mengalami dampak yang begitu luar biasa. Kebijakan PPKM Darurat yang mewajibkan agar syarat terbang dengan surat vaksin dan hasil tes PCR, membuatnya semakin terpuruk dan mengenaskan.

"Dari awal pandemi Covid-19 saya sudah pernah beberapa kali memberikan pernyataan di media bahwa industri penerbangan, pariwisata dan perhotelan yang paling besar terkena dampak Covid-19. Karena industri ini bersifat mengumpulkan manusia sementara penanganan Covid-19 harus memisahkan manusia," kata Gerry Hukubun dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tagar, Rabu, 21 Juli 2021.

Dia menjelaskan, tujuan pemerintah sebenarnya baik namun perlu ditinjau kembali khususnya mengenai syarat hasil tes PCR. Karena disaat yang bersamaan, kata dia, transportasi darat dan laut tetap memakai hasil tes antigen yang notabene-nya jauh lebih murah.


Sehingga menurut hemat saya, pemerintah juga harus melihat sisi dampak ekonomi dari industri penerbangan. Dalam kondisi saat ini, semua elemen lapisan masyarakat dan industri terpuruk sehingga kajian-kajian pemerintah pun harus meliputi semua bagian dan lapisan termasuk industri penerbangan.


"Memang betul kajian pemerintah tentang penumpang transportasi udara yang notabene berada dalam kualitas standar ekonomi menengah ke atas, namun pemerintah perlu melihat dari sisi industri penerbangannya pula," katanya.

Menurut Gerry, hingga saat ini sudah banyak karyawan yang di berhentikan dan berapa banyak pesawat yang akhirnya dikembalikan ke pabrik. Yang sangat dikhawatirkan, lanjut dia, adalah jumlah kerugian terus-menerus akan berdampak kepada maintanance atau perawatan.

"Sehingga menurut hemat saya, pemerintah juga harus melihat sisi dampak ekonomi dari industri penerbangan. Dalam kondisi saat ini, semua elemen lapisan masyarakat dan industri terpuruk sehingga kajian-kajian pemerintah pun harus meliputi semua bagian dan lapisan termasuk industri penerbangan," katanya. []

Baca Juga: Utang PLN Sehat Karena Dipakai Investasi, Beda dengan Garuda

Berita terkait
Irfan Setiaputra: Garuda Sesuaikan Penerbangan Saat PPKM
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sejumlah penyesuaian kebijakan operasional penerbangan dilakukan saat PPKM darurat.
Opini: PT Garuda Indonesia Nasibmu Merana
PT Garuda Indonesia sangat terdampak secara finansial akibat pandemi Covid-19 kerugian PT Garuda Indonesia mencapai 70 triliun rupiah.
Maskapai Garuda Gaet SKK Migas Bangun Kerja Sama Komersial
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan kerja sama bersama SKK Migas ini, sejalan dengan pangsa pasar korporasi Garuda.