Gereja-gereja Asia-Amerika Serukan Aksi Atas Insiden Atlanta

Para pemimpin Kristen Asia-Amerika mengatakan jemaah mereka sedih dan marah setelah seorang pria kulit putih membunuh delapan orang di Atlanta
Sebuah gereja Katolik Sakramen di Worcester, Massachusetts, AS, 5 April 2020, sebagai ilustrasi. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Brian Snyder)

Jakarta – Para pemimpin Kristen Asia-Amerika mengatakan pada hari Kamis, 18 Maret 2021, bahwa jemaah mereka sedih dan marah setelah seorang pria kulit putih bersenjata membunuh delapan orang di tiga panti pijat di daerah Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS). Mereka menyerukan agar diambil tindakan, tidak hanya doa.

Orang-orang Asia-Amerika sudah dikejutkan dengan gelombang serangan rasial di tengah merebaknya pandemi virus corona di seluruh AS. Meski motif di balik serangan membabi-buta pada Selasa, 16 Maret 2021, masih diselidiki, sebagian pihak melihat insiden itu sebagai panggilan untuk melawan meningkatnya kekerasan terhadap komunitas itu.

Dilansir Associated Press, Pastor Kepala Gereja Presbiterian Pusat Korea di Atlanta, yang hanya berjarak beberapa mil dari dua spa yang menjadi sasaran, mengatakan dalam khutbah Minggu nanti, dia akan meminta jemaahnya “tidak hanya berdoa, jangan hanya khawatir,” karena “Ini waktunya untuk kita bertindak."

poster stopPoster bertuliskan \'Hentikan kebencian atas orang Asia\' (Foto: bbc.com/indonesia)

“Saya akan mendorong orang-orang dengan cinta dan perdamaian bahwa kita perlu maju dan mengatasi masalah ini agar .... generasi kita berikutnya tidak boleh terlibat dalam ... kekerasan yang tragis,” kata Pendeta Byeong Han. “Itulah yang perlu dilakukan oleh umat Kristiani.”

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa para diplomat di Atlanta telah mengonfirmasi dengan polisi bahwa empat dari korban tewas adalah perempuan keturunan Korea dan sedang dalam proses menentukan kewarganegaraan mereka.

Jane Yoon, seorang jemaah di Presbyterian Pusat Korea dan seorang siswa sekolah menengah berusia 17 tahun di dekat Marietta, mengatakan bahwa dia semakin mengkhawatirkan keluarganya, yang keturunan Korea. Dia terkejut dengan pembunuhan tersebut.

Bagi Jane, peristiwa itu juga terasa mengena secara pribadi. Dia menuturkan bahwa dia mengalami kecelakaan mobil minggu lalu dan pengemudi lain meninju wajah dan tubuhnya sebelum dia bisa menelepon panggilan darurat 911. Jane mengatakan, perempuan yang menyerangnya tidak mengatakan kata-kata bernada rasis selama penyerangan, tetapi dia menjadi berpikir tentang meningkatnya serangan terhadap warga Asia-Amerika. Perempuan yang menyerang Jane akhirnya ditangkap.

Pendeta Jong Kim dari Gereja Presbiterian Korea berkata bahwa di pinggiran kota Roswel, Atlanta, dia menemukan secercah harapan setelah pembunuhan itu. Seorang perempuan menyumbangkan $100 kepada gereja sebagai "ungkapan kesedihannya bagi Komunitas Asia."

Kim berbicara dengan beberapa pendeta Korea lainnya di daerah itu pada Kamis, 18 Maret 2021. Mereka sekarang berencana untuk bergabung dengan kelompok "Asian American Advanced Justice.” Melalui organisasi itu, mereka berharap dapat berdiskusi tentang masalah ras dan etnis dan memberikan bantuan layanan pemakaman bagi keluarga para korban.

Asian American Advancing Justice cabang Atlanta mengatakan bahwa rincian seputar penembakan masih bermunculan "konteks yang lebih luas tidak dapat diabaikan." Serangan tersebut, kata organisasi itu “terjadi di bawah trauma mengenai kenaikan kekerasan terhadap orang Asia-Amerika di seluruh Indonesia, yang didorong oleh supremasi kulit putih dan rasisme sistemik."

dawnDawn Cheung dan Victoria Do bertepuk tangan sambil dengarkan pidato dalam unjuk rasa menentang kejahatan kebencian terhadap warga keturunan Asia di Hing Hay Park, Chinatown-International District of Seattle, Washington, AS, 13 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Pendeta Gereja Pusat Gereja Presbiterian Korea Utara, Kevin Park, mengatakan bahwa tidak hanya orang Asia-Amerika, tetapi seluruh negari itu harus berbicara tentang kekerasan, rasisme, dan "marginalisasi yang lebih samar" yang diderita dari generasi ke generasi.

“Ada peluang di antara komunitas agama bahwa kita harus berdiri bersama dan menjangkau komunitas yang terluka, tidak hanya komunitas Asia-Amerika tetapi komunitas kulit berwarna lainnya,” kata Park.

Park juga mengatakan, “Dan saya pikir perlu ada semacam gerakan menuju solidaritas. .... Kita semua bersama-sama." (na/ft)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Identitas Korban Penembakan Brutal di Kota Atlanta Amerika
Penembakan brutal di Atlanta, AS, identitas korban, termasuk para perempuan keturunan Asia terungkap, siapa saja mereka?
Presiden Biden Sebut Kebencian Tidak Punya Tempat di Amerika
Presiden Biden akui rasisme telah jadi racun yang hantui bangsa Amerika, identitas semua korban tewas penembakan di Atlanta diumumkan
Biden dan Harris Tenangkan Warga Amerika Keturunan Asia
Presiden AS, Joe Biden, dan Wakil Presiden Kamala Harris, memberikan penghiburan kepada warga Amerika keturunan Asia ketika kunjungi Atlanta
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.