Gebetan Sebut Banyak Warga Aceh Tamiang Tak Percaya Corona

Yayasan Gebetan menyebutkan masih banyak warga di Aceh Tamiang yang tidak mempercayai adanya virus corona.
Ketua yayasan Gerakan Berbagi Tamiang (GEBETAN), dr Rahmadsyah. (Foto: Tagar/Istimewa)

Aceh Tamiang - Ketua yayasan Gerakan Berbagi Tamiang (Gebetan), dr Rahmadsyah Putra mengungkapkan, hingga saat ini, masih banyak masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih tidak mempercayai adanya virus corona atau Covid-19.

Ungkapan itu dikatakan Rahmad seiring dengan masih banyaknya masyarakat yang hingga kini belum benar-benar dapat menjalankan protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.

"Masih banyak kita melihat warga (Aceh Tamiang) yang enggan memakai masker dan tetap berkerumun seperti biasa," kata Rahmad kepada wartawan, Minggu, 8 November 2020.

12 orang meninggal. 46 orang masih berstatus positif, dan 242 orang masih dalam pantauan.

Sementara, kata dia, data terbaru kasus penyebaran C-19 yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang setiap harinya terus meningkat. Untuk hari ini saja, Rahmad menyebut, jumlah kasus C-19 sudah mencapai 300 kasus.

"12 orang meninggal. 46 orang masih berstatus positif, dan 242 orang masih dalam pantauan," katanya.

Untuk itu, Rahmad menilai, pemerintah dalam hal ini perlu melakukan upaya yang lebih ekstra lagi, agar penyebaran virus corona yang terjadi di kabupaten itu tidak semakin bertambah dan meluas lagi, yang diakibatkan masih banyaknya masyarakat yang belum mempercayai adanya virus corona ini.

"Tidak menutup kemungkinan kasus corona akan terus meningkat, jika pemerintah daerah sendiri tidak secepatnya mengambil tindakan nyata," katanya.

Ia mengatakan, salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan pemerintah daerah dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa virus corona itu memang benar adanya dan sangat berbahaya adalah dengan cara menggandeng para penyintas untuk melakukan sosialisasi.

"Penyintas sendiri adalah sebutan untuk orang yang telah berhasil sembuh dari infeksi corona, setelah menjalani perawatan maupun isolasi," katanya.

Sebutan penyintas diberikan terhadap mereka, karena mereka mampu mempertahankan hidupnya dari ancaman kematian akibat Covid-19.

Para penyintas, kata Rahmad, memiliki pengalaman dalam merasakan sakit dan dirawat di ruang isolasi. "Sehingga, jika pengalaman itu dibagi dengan orang lainnya, tentunya akan menimbulkan daya persuasif tinggi, dan dapat mengubah persepsi yang keliru tentang virus corona," ujarnya.

Sebab, menurutnya, pemerintah juga perlu memberikan kepercayaan kepada para penyintas, dengan cara menggandeng mereka untuk memberikan sosialisasi dan pengalaman terhadap masyarakat yang belum mempercayai tentang adanya virus Corona, khususnya orang yang ada di sekitar mereka.

Baca juga: Kisah Warga Aceh Mencari Nafkah dari Ukiran Nama Orang Mati

"Penyakit C-19 bukanlah kutukan, dan bukanlah aib yang harus disembunyikan. Pengalamannya itu bahkan memiliki nilai dakwah dan bahkan amal ibadah," katanya.

Seperti diketahui, para penyintas C-19 di Aceh Tamiang atau orang-orang yang berhasil sembuh saat ini sebanyak 242 orang dari total 300 kasus.

"Apabila setiap penyintas itu dapat berbagi pengalamannya kepada 10 orang teman dekat dan juga tetangga, dampaknya sangat besar untuk memperpendek masa pandemi ini," ujarnya. []

Berita terkait
Virus Corona di Aceh Tamiang Capai 300 Kasus, 12 Meninggal
Jumlah pasien positif virus corona di Aceh Tamiang mencapai 300 kasus. 12 di antaranya meninggal dunia.
Calon Sekda Aceh Tamiang Baru 2 Peserta yang Daftar
Panitia seleksi masih membuka pendaftaran bagi calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.
Kisah Warga Aceh Mencari Nafkah dari Ukiran Nama Orang Mati
Lokasi usaha pembuatan batu nisan milik Mizuar ini berada di Jalan Nasional, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.