Garuda Indonesia Dapat Restu Terbitkan OWK Rp 8,5 Triliun

Garuda Indonesia, mendapatkan restu dari pemegang sahamnya untuk menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan nilai maksimum Rp8,5 Triliun.
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto:Tagar/FB Garuda Indonesia)

Jakarta – PT Garuda Indonesia (GIAA), mendapatkan restu dari pemegang sahamnya untuk menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) atau Mandatory Convertible Bond dengan nilai maksimum Rp8,5 Triliun. Restu itu diraih, melalui persetujuan suara sebesar 99,94% dari total pemegang saham yang hadir saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia yang dilaksanakan pada Jumat 20 November 2020.

Dengan disetujuinya penerbitan OWK tersebut tentunya kami optimis dapat semakin mendukung upaya penguatan likuiditas dan perbaikan posisi keuangan Perseroan.

Sedangkan tenor OWK tersebut, maksimal selama 7 tahun yang wajib dikonversi menjadi saham baru Perseroan pada tanggal jatuh tempo melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagai bagian dari pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2020 tentang Investasi Pemerintah dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan untuk memperbaiki posisi keuangan Perseroan.

"Dengan disetujuinya penerbitan OWK tersebut tentunya kami optimis dapat semakin mendukung upaya penguatan likuiditas dan perbaikan posisi keuangan Perseroan guna menunjang keberlangsungan usaha di masa yang akan datang,” ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

“Dengan demikian, Garuda Indonesia dapat terus memaksimalkan peran strategisnya sebagai national flag carrier dalam menghadirkan konektivitas udara yang optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, serta turut meningkatkan peran andil Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan terpercaya untuk menghadirkan layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” tambah Irfan.

"Kami turut menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan, soliditas serta dukungan yang secara berkesinambungan yang diberikan oleh pemegang saham dalam upaya perbaikan kinerja Perseroan,” ungkapnya.

Irfan Setiaputra menjelaskan, dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuditas, solvabilitas serta pembiayaan operasional Perseroan.

Selain persetujuan penerbitan OWK, RUPSLB kali ini juga menyetujui perubahan anggaran dasar Perseroan sehubungan dengan penyesuaian peraturan OJK mengenai rencana dan penyelenggara rapat umum pemegang saham Perusahaan Terbuka dan peraturan terkait lainnya.

RUSPLB kali ini, juga menyetujui pengangkatan Prasetio sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko baru, menggantikan Fuad Rizal yang menjabat di posisi tersebut sebelumnya. Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi sebagai berikut :

1. Direktur Utama - Irfan Setiaputra

2. Wakil Direktur Utama - Dony Oskaria

3. Direktur Operasi -Tumpal M. Hutapea

4. Direktur Teknik - Rahmat Hanafi

5. Direktur Layanan, Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi - Ade R. Susardi

6. Direktur Niaga dan Kargo - Mohammad Rizal Pahlevi

7. Direktur Human Capital - Aryaperwira Adileksana

8. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko - Prasetio

"Kami turut menyampaikan apresiasi atas kontribusi yang telah diberikan oleh Fuad Rizal selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko yang pada hari ini telah menyelesaikan tugasnya sebagai bagian dari manajemen Garuda Indonesia. Kami percaya capaian yang berhasil kita peroleh hingga sekarang menjadi landasan penting dalam kiprah Garuda Indonesia kedepannya," tutup Irfan Setiaputra. []

Berita terkait
Garuda Luncurkan Penerbangan Kargo Rute Denpasar-Hongkong
Garuda Indonesia mulai Sabtu 7 November 2020, melayani penerbangan rute khusus kargo Denpasar-Hongkong.
Garuda Luncurkan 3 Rute Baru Destinasi Wisata Pekan Ini
Garuda Indonesia, luncurkan 3 rute baru destinasi wisata pekan ini yaitu Surabaya–Labuan Bajo, Surabaya-Batam-Medan, dan Solo–Denpasar.
Penumpang Garuda Indonesia Tumbuh 17,9% pada September 2020
Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang sebesar 17,9% di bulan September 2020 dibanding bulan sebelumnya.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi