Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh bupati wali kota rukun dengan wakilnya masing-masing. Para kepala daerah tidak boleh saling bersaing dan harus memahami porsinya masing-masing.
Hal itu disampaikan Ganjar saat awak media di Semarang menyinggung kisruh yang terjadi antara Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal. Lebih khusus kepada para kepala daerah yang dilantik pada hari ini, Ganjar berharap mereka bisa saling mendukung dan bekerja sama memajukan daerahnya masing-masing.
"Itu (kerukunan) butuh komunikasi, butuh keterbukaan dan butuh pemahaman tentang konstitusi dan undang-undang. Semua harus tahu perannya masing-masing, maka nggak ada serobot-serobotan antara kepala daerah dan wakilnya. Nantinya kan keputusan tertinggi ada di kepala daerah," kata Ganjar usai melantik 17 kepala daerah hasil Pilkada 2020, Jumat, 26 Februari 2021.
Kalau ada agenda kontestasi lebih baik selesaikan lima tahunan. Dilawan saja boleh, tapi lima tahunan. Jangan di tengah tahunan, nanti yang rugi rakyat.
Ganjar mengingatkan, jika memang di antara kepala daerah ada agenda konstestasi politik, maka ia meminta hal itu diselesaikan lima tahunan. Artinya, antara kepala daerah dan wakilnya boleh saling melawan, tapi saat kontestasi berlangsung.
"Kalau ada agenda kontestasi lebih baik selesaikan lima tahunan. Dilawan saja boleh, tapi lima tahunan. Jangan di tengah tahunan, nanti yang rugi rakyat," tegasnya.
Masing-masing kepala daerah, lanjut Ganjar, diminta memiliki pemahaman dan kebesaran jiwa. Dirinya mengistilahkan, semua kepala daerah harus jembar dadane dhowo ususe (lebar dadanya dan panjang ususnya).
"Jadi mesti sabar, dikritik ya saya tahu perannya apa. Mesti ono ngempete (ada menahan diri) juga. Jangan sama-sama merasa sama, saling bersaing dan hebat-hebatan," urainya.
Baca juga:
- Puting Beliung, 2 Warga Demak Tertimpa Reruntuhan Rumah
- Pemakaman Warga Semarang Diantar Perahu Terjang Banjir
- Jogo Konco, 31 Wartawan di Kudus Ikuti Vaksinasi Covid
Ganjar juga berpesan jangan sampai para kepala daerah merasa dirinya nomor satu, kemudian bertindak semaunya sendiri. Mereka dilarang saling jegal saat masih sama-sama memimpin.
"Jangan bersaing, hebat-hebatan. Atau kemudian yang merasa nomor satu, iki nggonku kabeh (ini punya saya semua), tak pek dhewe sak seneng-senengku (saya miliki sendiri sesuka saya), ya enggak bisa, eggak boleh itu, semua ada porsinya masing-masing," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, hubungan Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono dengan wakilnya, Mohamad Jumadi retak. Bahkan, persoalan keduanya melebar hingga Polda Jawa Tengah karena Dedy merasa Jumadi telah memfitnah dan merugikan nama baiknya dengan isu penggunaan narkoba. []