Gang Sepi, Saksi Bisu Terbunuhnya Andriana

Ia terkapar di jalanan sempit, sebilah pisau menancap di dada kirinya, seragam putih abu-abunya berlumuran darah.
Andriana Yubelia Noven Cahya, siswi kelas XII jurusan tata busana SMK Baranangsiang, Bogor. Dalam foto ini ia menjadi model untuk memperagakan busana hasil karyanya di sekolah. (Foto: SMK Baranangsiang/Santi Sitorus)

Bogor, Jawa Barat, (Tagar 11/1/2019) - Remaja putri berambut lurus panjang itu terkapar di jalanan pada sebuah gang yang sepi. Sebilah pisau menancap di dada kirinya. Seragam putih abu-abu yang membalut tubuhnya berlumuran darah merah menyembur segar.

Namanya Andriana Yubelia Noven Cahya, siswi kelas XII  jurusan tata busana SMK Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat. Ia dibunuh secara keji pada Selasa (8/1).

Pada hari itu ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah. Sebelumnya setiap hari ia berjalan kaki sekitar seratus meter, pulang pergi dari rumah ke sekolah.

Peristiwa tersebut tertangkap kamera CCTV. Daerah ini dikenal rawan sehingga warga berinisiatif memasang CCTV di 24 titik di sekitar lokasi kejadian. 

Diduga pelakunya adalah teman barunya yang dikenal lewat Facebook. Seorang saksi menyebut ia telah datang beberapa kali, menjemput Andriana sepulang sekolah.

Simpati Bima Arya

Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan perhatian khusus pada kasus pembunuhan yang menimpa salah seorang warganya ini. 

Ia datang ke lokasi kejadian pada Rabu (9/1).

Gang sempit di Jalan Riau, Bogor, itu menjadi saksi bisu terbunuhnya Andriana. 

Gang sempit itu kanan kirinya merupakan lahan kosong yang ditutupi seng. Sepintas seperti bukan jalan. Warga setempat mengatakan jalanan itu jarang dilalui orang. 

Bima Arya berbicara dengan warga dan berkata, "Langsung hubungi aja yang punya lahan ini, biar seng ini dibuka, biar terlihat oleh orang siapa yang jalan." 

Ia meminta aparat kepolisian mengusut kasus pembunuhan ini secara serius hingga tuntas.

Bima AryaWali Kota Bima Arya (kiri) sedang berbicara dengan Lidia penjaga kos tempat tinggal Andriana di Bogor, Rabu (9/1/2019). (Foto: Tagar/Santi Sitorus)

Tinggal di Rumah Kos

Andriana tinggal di rumah kos tak jauh dari jalanan sempit itu, sementara orangtuanya tinggal di Cianjur.

Lidia penjaga rumah kos mengatakan, beberapa kali teman laki-laki yang ia tidak tahu namanya itu datang, menjemput Andriana. Ia datang dengan mobil Avanza. 

"Datangnya biasanya jam dua atau tiga sore," kata Lidia. 

Biasanya Andriana dan teman laki-lakinya itu pergi, "Tapi ia tak pernah pulang malam," lanjut Lidia.

Ia mengatakan sebelum Andriana terbunuh, ia melihat laki-laki itu datang menjemput. Laki-laki itu memalingkan wajahnya dari pandangan Lidia. 

"Saya sempat melihat dia kemarin, cuma dia langsung buang muka. Dia mondar-mandir di depan pagar," katanya. 

Ia menunjuk pagar yang menutup gang sempit tempat kejadian tersebut.

Laki-laki asal Bandung yang dikenal Andriana lewat media sosial Facebook itu diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Lidia mengatakan, anak laki-lakinya juga melihat orang yang menjemput Andriana. Orang yang tertangkap kamera CCTV itu memiliki kesamaan dengan orang yang sering menjemput Andriana. 

"Anak saya melihat laki-laki itu, dan dilihat sama dengan yang ada di CCTV. Anak saya lihat dari mata sama tahi lalat di pipinya," ujar Lidia yang berusaha menjelaskan kepada Wali Kota Bogor.

Sejauh ini mengenai siapa pelaku pembunuhan terhadap Andriana masih dalam penyidikan Polsek Kota Bogor.

Awalnya Tinggal di Asrama Sekolah

Benedicta Sarumaha guru Bahasa Indonesia SMK Baranangsiang mengatakan, pada awalnya Andriana tinggal di asrama di dalam lingkungan sekolah. Sampai kemudian Andriana pindah ke rumah kos di luar lingkungan sekolah.

Ia menjelaskan, orangtua Andriana mengetahui dan menyetujui kepindahan Andriana itu sehingga pihak sekolah tidak bisa melarangnya. 

Benedicta juga mengatakan bahwa terduga pelaku bukan siswa di sekolahnya.

"Saya katakan seratus persen itu bukan siswa di sini, dan kami tidak mengenal pelaku," kata Benedicta.

Ia mengatakan Andriana seorang anak yang baik dan berprestasi. Ia menduga Andriana memiliki masalah pribadi yang tidak diungkapkan pada gurunya.

"Selama ini dia baik-baik saja di sekolah, anaknya sopan kalau bertemu guru. Ini masalah pribadi kali ya, dan itu kami tidak mengetahui karena selama dia baik-baik saja di sekolah, kami tidak akan mencampuri urusan pribadinya ya," ungkap Benedicta.

Benedicta mengatakan Andriana sesuai jurusannya tata busana, bisa membuat desain baju dengan baik dan menjahitnya sendiri. Andriana juga memiliki postur badan proporsional sehingga dijadikan model oleh pihak sekolah, untuk memperagakan cara mengenakan seragam yang benar. []

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.