Gagal Uji Coba LRT, MTI: Faktor Manusia Jadi Kemungkinan

Ketua Bidang MTI Aditya Dwi Laksana mengungkapkan peristiwa kecelakaan uji coba LRT Jabodetabek dalam program Evening Up karena faktor manusia.
Ilustrasi - Gagalnya uji coba LRT Jabodetabek. (Foto: Tagar/Antara)

Jakarta - Ketua Bidang Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, mengungkapkan peristiwa kecelakaan uji coba LRT Jabodetabek dalam program Evening Up yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia, Selasa, 2 November 2021.

Aditya menjelaskan bahwa ia masih menunggu rekaman peristiwa dari KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Adit berbicara semisal faktor dari gagalnya uji coba LRT Jabodetabek karena manusia, maka perlunya pencegahan agar tidak terulang.

“Kita menunggu juga dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT karena pasti black box atau rekaman CCTV-nya akan dianalisis dari situ untuk melihat apakah masinis bereaksi atau tidak, artinya kalau memang faktornya karena manusia mari melihat bagaimana mencegah supaya faktor manusia ini tidak terulang dan menjadi penghambat,” ujar Aditya saat di wawancara di Evening Up, dilansir dari kanal YouTube CNBC Indonesia, Selasa, 2 November 2021.


Saya harap dua atau beberapa rangkaian itu nanti tidak mengganggu sistem operasional LRT ketika akan beroperasi dan kejadian kemarin baik jika diuji coba kembali atau mulainya beroperasi tidak akan terulang.


Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebutkan kejadian kecelakaan LRT Jabodebek di masa uji coba mandiri harus menjadi perhatian serius utamanya PT Industri Kereta Api (INKA). 

Jika kecelakaan benar disebabkan oleh kesalahan masinis maka penting bagi INKA untuk memperbaiki manajemen SDM sekaligus kerjasama otoritas terkait untuk memastikan keamanan dan kelancaran LRT sehingga masyarakat dapat percaya pada operasional LRT Jabodebek.

“Untuk menghindari kejadian atau insiden yang serius itu bagaimana nanti kalau faktor manusia, manajemen INKA harus memonitor bagaimana kompetensi dan sertifikasi dari masinis, baik atau tidaknya kondisi kesehatan untuk lakukan uji coba, bagaimana kondisi prima dalam konsentrasi atau dari segi kebugaran,” ujarnya.

Diketahui tabrakan antara rangkaian LRT Jabodebek ini terjadi pada Senin, 25 Oktober 2021 silam. Tabrakan tersebut terjadi antara kavling Stasiun Harjamukti - Stasiun Ciracas saat menjalani uji beban dinamis pada bentang panjang yang terletak di jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Sebelumnya pada saat pengujian, sebuah KA yang hendak dilindas bertabrakan dengan rangkaian KA lainnya, sehingga mengakibatkan satu orang mengalami luka ringan, yakni masinis PT INKA. Demikian disampaikan Fraksi PKS.

Adit meyakini jika dengan kondisi persiapan yang lebih baik dan proteksi yang berlapis bisa menjamin keselamatan pengguna dan keselamatan operasional LRT. 

Kejadian kemarin merupakan pelajaran berharga dan mendapati kerugian yang cukup besar. Adit berharap kejadian kemarin tidak terulang untuk uji coba dan ketika beroperasi di waktu mendatang.

“Saya harap dua atau beberapa rangkaian itu nanti tidak mengganggu sistem operasional LRT ketika akan beroperasi, dan kejadian kemarin baik jika diuji coba kembali atau mulainya beroperasi tidak akan terulang,” ujar Adit.

(Putri Fatimah)

Berita terkait
DPR Dukung Kemensos Perkuat Peran Puskesos dan SLRT
DPR dukung Kemensos Perkuat Peran Puskesos dan SLRT yang merupakan tantangan mendasar yang dihadapi pemerintah daerah.
Mulai 31 Desember LRT Sumsel Lakukan 88 Perjalanan Tiap Hari
PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menambah operasional Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi 88 perjalanan setiap hari.
Bangun LRT di Tangsel, Saraswati Jamin Harga Tiket Rp 5.000
Rahayu Saraswati menjelaskan, pembangunan LRT di Tangsel lebih masuk akal dibanding MRT dari sisi pembiayaan dan harga tiketnya cuma Rp 5.000.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu