Gagal Operasi, Bayi Asal Aceh Meninggal di Jakarta

Bayi bocor jantung berusia tiga bulan asal Aceh Besar, Zhafran Kamil meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta
Jenazah bayi bocor jantung berusia tiga bulan asal Ladong, Krueng Raya, Aceh Besar, Zhafran Kamil meninggal dunia di RSCM Jakarta, Rabu 15 Mei 2019.(Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Jakarta - Innalillahi Wa Inna lillahi Rajiun, bayi bocor jantung berusia tiga bulan asal Ladong, Krueng Raya, Aceh Besar, Zhafran Kamil meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019 sekitar pukul 01.10 WIB.

Kepala Subbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) T Syafrizal mengatakan, penyebab meninggalnya Zhafran dikarenakan gagal operasi.

"Sebelumnya, Zafran sempat menjalani perawatan selama satu bulan di rumah sakit tersebut," ujarnya.

Zhafran adalah pasien rujukan dari RSUD Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Syafrizal menjelaskan, biaya pemulangan jenazah beserta satu orang pendamping ditanggung oleh Pemerintah Aceh. "Satu tiket untuk pendamping lainnya dibantu oleh calon anggota DPD RI H Sudirman atau Haji Uma," ujarnya.

Dari Bandara Soekarno Hatta, jenazah Zhafran dibawa pulang ke kampung halamannya ke Desa Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar menggunakan pesawat Garuda. Diperkirakan jenazah tiba di Banda Aceh pada pukul 14.55 WIB.

Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, jenazah Zhafran langsung dibawa menggunakan ambulans menuju kampung halaman.

"Kita sudah koordinasikan dengan Kepala Dinas Sosial Aceh untuk menyiapkan keperluan pengantaran jenazah bayi tersebut ke kampung halaman," ujarnya.

Sementara, calon anggota DPD RI Sudirman mengatakan info terkait meninggalnya Zhafran didapatkannya dari stafnya Memeng.

"Sebelumnya, saya sempat datang dan memberikan bantuan pendamping kepada bayi tersebut. Namun, yang mengejutkan kemudian adalah tiba-tiba Zhafran sudah meninggal dunia," ujarnya.

Haji Uma mengatakan agak kelimpungan sebab pemulangan jenazah dan dua orang pendamping membutuhkan biaya besar.

"Jadi malam itu juga (jam 2 malam) saya mendatangi kantor BPPA dan mencari solusi bersama staf BPPA. Dan Alhamdulillah, seperti gayung bersambut, pihak penghubung Pemerintah Aceh siap memfasilitasi dan membantu pemulangan jenazah Zhafran," ujarnya.

Disambut Suasana Haru

Jenazah Zhafran Kamil tiba di rumah duka pada Rabu, 15 Mei 2019 sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelumnya, tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh (SIM) sekitar pukul 15.10 WIB.

Di bandara, jenazah disambut Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh, Staf Anggota DPD RI Sudirman atau Haji Uma, serta keluarga besar almarhum. Jenazah Zhafran kemudian dibawa pulang menggunakan ambulans Dinas Sosial Aceh ke kampung halamannya.

Di rumah duka, jasad Zhafran Kamil disambut suasana haru. Keluarga dekat seperti neneknya terlihat tidak mampu membendung air mata, tak terkecuali sang ibu Ria Mayasari.

Rohaya Hanum dari Dinas Sosial Aceh saat serah terima jenazah kepada keluarga mengatakan, dirinya mewakili Kepala Dinas Sosial Aceh dan Plt Gubernur Aceh mengucapkan turut belasungkawa atas berpulangnya Zhafran Kamil.

"Kami Pemerintah Aceh mengucapkan turut belasungkawa, dan semoga keluarga yang ditinggalkan ikhlas," kata Oya.

Mewakili keluarga besar almarhum, Tgk Wahidi Ahmad yang juga pemilik Pesantren Babul Muarrif mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu upaya pemulangan jenazah Zhafran Kamil.

"Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Aceh dan semua pihak yang telah memfasilitasi pemulangan anak kami. Semoga Allah melipatgandakan pahala kita semua," katanya.

Usai disalatkan di rumah duka, almarhum langsung dikebumikan di pemakaman keluarga yang tak jauh dari rumah duka. []

Baca juga:

Berita terkait