Jakarta, (Tagar 25/8/2018) - Presiden Joko Widodo mengunggah foto masa remajanya, foto buram menunjukkan dirinya sedang bersama teman-teman bertualang di tengah alam, tidur di tenda, memasak bersama.
Bersama foto unggahan pada Sabtu siang (25/8) Jokowi membuat catatan yang sekaligus mengklarifikasi beredarnya foto viral 'Jokowi' bergaya ala punk dengan rambut ngejegrik pakai baju Sex Pistols yang adalah bukan dirinya.
Begini catatan Jokowi:
"Sebuah foto buram bergambar anak muda dengan rambut ala punk beredar di media sosial. Entah siapa yang mulai, ada yang menyebut itu Jokowi muda.
Saya pastikan itu bukan foto saya. Saya tidak seganteng itu di masa muda. Hehehe.
Yang sebenarnya, pada usia seperti itu, saya lebih senang ke gunung, bertualang di alam, bersama kawan-kawan. Kami berjalan ke hutan, tidur di tenda, berbekal ala kadarnya seperti mi instan."
Foto lama ini diunggah Presiden Joko Widodo di laman Facebook-nya, Sabtu (25/8/2018). Jokowi (kanan) bersama teman-teman sedang memasak saat berkemah di tengah alam. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)
Rambut Ngejegrik
Sebelumnya foto 'Jokowi' gaya anak punk dengan rambut ngejegrik pakai baju Sex Pistols diunggah pertama kali oleh netizen bernama Agan Harahap di akun Instagram-nya.
Beberapa komentator sempat meragukan keaslian foto itu, karena track record Agan Harahap yang seorang pakar atau ahli edit photoshop.
Agan Harahap dalam caption foto itu menerangkan bahwa foto itu ia capture dari sebuah album foto lama seseorang yang tidak ingin disebut namanya, yang ketika muda merupakan 'anak punk'. Dan salah satu temannya, ya figur yang di foto itu.
Foto ini pertama kali diunggah netizen Agan Harahap di akun Instagram-nya. Foto yang disebut sebagai Jokowi muda ini ternyata bukan Jokowi.
Agan Harahap menuliskan:
"Belum lama ini saya berkesempatan untuk berjumpa ke kediaman seorang senior mantan dedengkot punk tanah air yang kini dikenal sebagai salah satu kolektor keris. Ditemui di kediamannya di bilangan Jatinegara, beliau yang meminta agar identitasnya dirahasiakan, bercerita tentang awal pergerakan punk di Indonesia.
Beliau juga menyayangkan tentang stigma negatif yang kerap disematkan pada anak-anak punk. Menurutnya orang hanya melihat tampilan luarnya saja. Ia lalu bercerita tentang pandangan punk yang mencakup kebebasan individu, anti-otoritarianisme, etika, dsb.
'Tapi kesemuanya itu tentu kembali pada pribadi lepas pribadi, Dik. Tidak sedikit anak-anak punk yang dulu dicap urakan itu sekarang sukses jadi orang,' katanya seraya mengeluarkan sebuah album foto lama.
Dengan hati-hati beliau membuka tiap lembaran di album itu. Ia menunjuk beberapa foto kawan-kawannya, sesama pionir punk Indonesia, yang kini sukses menjadi pengusaha, pejabat pemerintah, bahkan tokoh agama.
Beliau yang sejak tadi aktif bercerita, tiba-tiba terdiam. Matanya memandang lurus pada sebuah foto di album itu.
'Kalo sahabat saya yang satu ini sekarang sudah jadi anak metal, Dik,' ujarnya sambil tersenyum penuh arti setelah saya menanyakan siapa orang yang ada di foto itu.
'Ah, kalo dia masih muda kayak dulu, mungkin gak perlu pake stuntman…,' Gumamnya perlahan sambil menerawang." []
