Jakarta - Ford Motor Company mengatakan bahwa pihaknya akan menargetkan pemecatan 1.400 karyawannya di Amerika Serikat (AS) sebagai bentuk restrukturisasi senilai 11 miliar dolar AS. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dilakukan secara sukarela dan akan ditawarkan kepada karyawan yang memenuhi syarat untuk pensiun.
"Kami sedang dalam proses untuk membuat Ford lebih bugar dan efektif di seluruh dunia. Kami telah memprioritaskan ulang produk dan layanan tertentu, serta menyesuaikan staf kami agar lebih selaras dengan pernyataan kerja baru kami," kata Presiden Ford Amerika Serikat Kumar Galhotra, dikutip dari Reuters, Kamis, 3 September 2020.
Ford menargetkan margin operasi sebesar 10 persen untuk wilayah Amerika Utara. Tahun lalu, sebelum terdampak pandemi virus corona, margin operasi Ford di wilayah tersebut sebesar 6,7 persen. Perusahaan juga mengatakan bahwa selama pandemi, Ford mengalami kerugian selama setahun penuh. Perusahaan yang berbasis di Dearborn, Michigan ini juga mengharapkan keuntungan sebelum pajak sebesar 500 juta dan 1,5 miliar dolar pada kuartal ketiga 2020.
Tahun lalu, Ford memecat 7.000 karyawan secara global serta menargetkan 12.000 karyawan tambahan PHK. Kemudian Ford juga menutup pabriknya di Eropa dan merestrukturisasi operasi di China dan Amerika Selatan.[]