Gowa - Dosen jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI menggelar pelatihan penanggulangan pasien mengidap Tubercolosis (TB) di Puskesmas (PKM) Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu 31 Oktober 2020.
Pelatihan yang dibawakan langsung oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dan Dakwah (PKMD) Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI ini, mengangkat tema Pemberdayaan Kader Pengawas minum obat (PMO) pada Pasien Tubercolosis (TB).
Kader diharapkan, setelah pelatihan ini mampu melatih keluarga terdekat pasien untuk menjadi PMO Pasien TB.
Kegiatan inipun, di ikuti oleh kader kesehatan di kecamatan Bontonompo serta organisasi pemerhati TB Aisyiyah & Muhammadiyah Kabupaten Gowa.
Kepala PKM Bontonompo Gowa, Nursyamsi mengatakan, pihaknya telah membentuk posko penanggulangan pasien pengidap Tubercolosis (TB) di beberapa Kelurahan atau Desa di Kecamatan Bontonompo.
Tapi sejak pandemi Covid-19, program ini kurang berjalan efektif, karena seluruh personel di PKM fokus penanganan pandemi Covid-19.
"Akhir ini, program kurang berjalan baik atau efektif, akan tetapi tim penananganan penyakit TB, tetap melaksanakan tugas dengan langsung melakukan kunjungan ke rumah pasien TB sehingga tidak terjadi putus obat," kata Nursyamsi, dalam sambutannya saat membuka secara resmi pelatihan.
Diakhir sambutannya, Nursyamsi berharap agar pelatihan penanganan pasien TB ini terus dilakukan secara berkelanjutan. Bahkan, dia meminta agar kampus UMI dan terkhusus program studi ilmu keperawatan agar melakukan kerjasama dengan PKM Bontonompo Gowa.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilaksankan oleh UMI. Dan berharap UMI dapat bersinergi dengan kami, sebisa mungkin di tandai dengan MoU kerja sama," ungkapnya.
Sementara, Ketua Tim PKMD Safruddin mengatakan, penyakit TB adalah penyakit yang dapat disembuhkan jika penderita melakukan pengobatan dan menelan Obat Anti TB (OAT) secara teratur selama enam bulan.
Dan sebaliknya, jika pasien putus obat maka sangat beresiko menjadi Tubercolosis Resisten Obat (TBRO). Dimana kuman TB kebal terhadap obat yang telah digunakan untuk mengobati TB.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa obat anti TB (OAT) yang biasa diberikan pada pasien TB tidak bisa lagi membunuh bakteri TB. Yang akhirnya, pengobatan TBRO ini lebih sulit dibandingkan pengobatan OAT selama enam bulan tersebut," bebernya.
Oleh karena itu, tim pengabdi dari UMI ini meminta, kader untuk berusaha dan terus memberikan edukasi kepada warga bahkan keluarga pasien agar tidak menolak dalam proses pengobatan bahkan putus obat. Hal ini dilakukan agar penyakit TB bisa sembuh.
"Kader diharapkan, setelah pelatihan ini mampu melatih keluarga terdekat pasien untuk menjadi PMO Pasien TB tersebut, sehingga tidak terjadi Pasien Putus Obat," harapnya.
Terpisah, Rahmat Hidayat, selaku pemateri pelatihan mengungkapkan banyak terima kasih serta bangga kepada seluruh kader yang senantiasa hadir dan siap menjadi ujung tombak di masyarakat guna memerangi penyakit TB ini di Kabupaten Gowa.
"Insya Allah, kami dari UMI senantiasa siap untuk bersinergi dalam penanggulangan penyakit yang terjadi di Bontonompo, Gowa," jelas pendiri dari Organisasi Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang (PMTS) Makassar itu. []