Fit and Proper Test Calon Panglima, Reformasi TNI Terus Menerus

TNI merupakan prajurit pejuang yang lahir dari rahim rakyat dan yang tengah melakukan reformasi diri terus-menerus jadi pejuang prajurit yang merupakan tentara profesional
Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) saat Fit and Proper Test Calon Panglima. Fit and proper test yang diadakan DPR untuk calon tunggal Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dilaksanakan dengan sistem terbuka dan tertutup dari publik. (foto: Nhn)

Jakarta, (Tagar 6/12/2017) - Fit and proper test yang diadakan DPR untuk calon tunggal Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dilaksanakan dengan sistem terbuka dan tertutup dari publik.

Dalam sistem terbuka, Marsekal Hadi memaparkan visi dan misinya diantaranya dengan mencermati tiga hal yaitu perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi.

Tiga hal tersebut harus dihadapi dengan mentransformasi sistem pada TNI, karena jika tidak maka dikhawatirkan membuat konflik baru yang bisa mengancam negara.

"Untuk menghadapi kondisi tersebut, TNI perlu mentransformasi dirinya dari suatu organisasi pertahanan negara yang profesional modern dan tangguh," jelas Marsekal Hadi Tjahjanto dalam RDPU di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, (6/12).

Ia juga menyoroti permasalahan-permasalahan yang muncul disebabkan oleh adanya interaksi diantara tiga faktor, yaitu dinamika perkembangan lingkungan strategis, instrumental input, dan paradigma nasional.

Ketiga faktor itu pun bermuara pada lima hal yaitu tatanan dunia baru, terorisme funariabilitas terhadap serangan teroris dunia, perang siber (cyber warfare), China charm offensive, dan kerawanan di laut sebagai negara kepulauan.

"Pada realitas kontemporer tersebut berbagai bentuk ancaman yang akan muncul menjadi sulit dipetakan berdasarkan wilayah atau konteks geografisnya," imbuhnya.

Dalam atmosfer globalisasi yang sedemikian kompleks maka ia berpedoman sesuai doktrin TNI yang saat ini relevan.

1. TNI sebagai kekuatan penyerang

2. TNI sebagai kekuatan pertahanan

3. TNI sebagai kekuatan pendukung

4. TNI sebagai instrumen kekuatan negara yang dapat digunakan untuk kepentingan apapun yang menjadi keputusan politik negara.

Fungsi utama yang diemban TNI ia paparkan sebagai berikut.

1. Fungsi penangkal yang mampu mewujudkan daya tangkal setiap bentuk ancaman baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

2. Fungsi penindak yang mampu menggerakkan untuk menghancurkan kekuatan musuh serta.

3. Fungi pemulih yang dapat beroperasi bersama instansi pemerintah lainnya untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah terganggu akibat kekacauan keamanan. Fungsi pemulih ini juga termasuk dalan konteks hubungan internasional melalui peran aktifnya di bawah mandat PBB sebagai bagian politik luar negeri.

Kepala Staf Angkatan Udara ini menegaskan, pelaksanaan fungsi dan tugas tersebut merupakan kehendak rakyat melalui koridor konstitusi dan kaidah kaidah demokrasi yang berlaku.

"TNI merupakan prajurit pejuang yang lahir dari rahim rakyat dan yang tengah melakukan reformasi diri terus-menerus untuk menjadi pejuang prajurit yang merupakan tentara profesional," tutupnya. (nhn)

Berita terkait
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki