Filosofi dan Keistimewaan Bangunan Masjid Raya Sumatra Barat

Masjid Raya Sumatra Barat adalah salah satu destinasi yang menarik bagi traveler yang berkunjung ke Kota Padang.
Potret bentuk dari bangunan Masjid Raya Sumatera Barat. (Foto : Instagram/masjidrayasumaterabarat)

Jakarta – Masjid Raya Sumatra Barat adalah salah satu bangunan masjid terbesar di Sumatra yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Pada bentuk masjid itu sendiri, bagian atasnya menyerupai rumah adat Minang. 

Pada bagian dinding luarnya juga terdapat ukiran kaligrafi. Tentu ini menjadi salah satu hal yang menjadi daya tarik pengunjung saat mengunjungi Kota Padang, Sumatera Barat.

Baca Juga:

Tidak terlihatnya bentuk kubah pada masjid ini menjadi salah satu hal yang paling mencolok bagi pendatang. Hal ini merupakan representasi wujud falsafah Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah yang berarti adat yang didasarkan, ditopang oleh syariat agama Islam berdasarkan Alquran dan Hadis. Oleh sebab itu, bentuk atap pada masjid ini berbentuk seperti Rumah Gadang, khas Minang.

Dengan memiliki bentuk seperti Rumah Gadang, atap pada masjid tersebut mencerminkan empat sudut kain yang digunakan empat suku di Mekah saat memindahkan batu Hajar Aswad. Perancang masjid ini, bernama Rizal Muslimin seorang arsitektur yang pernah menjadi dosen di Sydney, Australia. Masjid yang dibangun di tanah seluas 12 hektar ini menghabiskan biaya sekitar Rp 300 miliar.

Masjid Raya Sumatra BaratPotret ukiran yang terdapat pada dinding luar bangunan Masjid Raya Sumatera Barat. (Foto : Instagram/masjidrayasumaterabarat)

Dengan menggunakan penamaan Masjid Raya Sumatera Barat, pada bahasa Minang menjadi Surau Gadang Minangkabau. Surau berarti tempat ibadah yaitu masjid, gadang artinya besar, dan Minangkabau sebutan untuk tanah Sumatra Barat. Peletakan batu pertama sejak 21 Desember 2007 oleh Gamawan Fauzi, Gubernur Sumatera Barat saat itu, lalu dapat digunakan sejak 2014. Pembangunan masjid ini selesai dibangun pada 2016.

Sebelumnya gempa terjadi di Sumatera Barat pada 13 September 2007, hal ini membuat perancang masjid ini menginginkan bangunan masjid menjadi tahan terhadap guncangan gempa sampai 10 SR. Alih-alih jika terjadi gempa lagi, masjid ini dapat difungsikan sebagai tempat evakuasi sementara.

Masjid Raya Sumatra BaratPotret menara dari bangunan Masjid Raya Sumatera Barat. (Foto : Instagram/masjidrayasumaterabarat)

Selain itu, masjid yang dibangun pada permukaan luas area sekitar 40.343 meter persegi ini juga mampu menampung jamaah hingga 20.000 orang pada total 3 lantai di dalamnya. Masjid ini juga dilengkapi fasilitas lain seperti perkantoran Baznas Sumbar.

Pada bagian dinding ruang utama masjid ini dipenuhi ukiran interior khas adat Minang dan kaligrafi. Bagian dalam masjid juga terdapat mihrab yang bentuknya menyerupai batu Hajar Aswad dan terdapat ukiran kaligrafi Asmaul Husna berwarna emas dengan latar belakang dominan warna putih. Selain itu, pada dalam gedung masjid ini tidak ada tiang pada bagian tengah ruangan, sehingga jamaah tidak akan terganggu.

Baca Juga:

Arsitektur yang merancang masjid ini juga membuatkan banyak pintu di dalamnya. Oleh sebab itu, masjid ini memiliki julukan sebagai Masjid Seribu Pintu Angin. 

Di bagian samping bangunan masjid juga terdapat menara setinggi 85 meter yang terbuka untuk umum sebagai tempat wisata. Pengunjung yang memasuki menara dapat menaiki lift hingga ke bagian atas pada diketinggian 44 meter, bisa menyaksikan pemandangan Kota Padang yang indah. (Hafidjah Nuraulia S)

Berita terkait
Masjid Giok Nagan Raya Cocok Jadi Pusat Kebudayaan Islam
Pembangunan Masjid Batu Giok, di Ibukota Kabupaten Nagan Ray, Aceh membutuhkan total anggaran sebesar Rp 173 Miliar.
Cerita Traveler Perjalanan Pakem - Malioboro - Parangtritis
Seorang traveler berbagi cerita tentang perjalanan naik transportasi umum di Yogyakarta, Trans Jogja dan Damri. Dari Pakem-Malioboro-Parangtritis.
Jakarta-Surabaya Rp 700 Ribu, Artis Ini Nyaman Traveling Mobil
Dengan mobilnya, artis ini melintasi Surabaya dari Jakarta lantas nyeberang liburan ke Pulau Bali.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.