Film Indonesia yang Bertemakan Korupsi

Peristiwa korupsi yang diangkat menjadi film ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi sehari-hari di sekitar kita.
Poster Film Kita Versus Korupsi. (Foto: Instagram/film_serialtv)

Jakarta - Kasus korupsi yang masih terus terjadi dan kian masif mendorong kalangan penggiat anti korupsi di Indonesia menggarap film bertema tentang korupsi.

Peristiwa korupsi yang diangkat menjadi film ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi sehari-hari di sekitar kita. Selain menghibur para penonton, film ini sekaligus mengkampanyekan rasa anti korupsi.

Berikut Tagar merangkum film Indonesia yang mengangkat tema tentang korupsi.

1. Kita Versus Korupsi

Film non komersial berjudul Kita Versus Korupsi merupakan hasil kerja sama antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Transparency International Indonesia Anti Corruption Information Centre (ACIC). 

Film produksi tahun 2012 ini merupakan konsep film pendek yang di dalamnya terdapat empat sub judul film dan masing-masing memiliki cerita dan sutradara yang berbeda. 

Film ini merupakan antologi dari cerita-cerita terbaik dari sayembara yang diselenggarakan KPK, tapi tetap satu tujuan yang sama yaitu melawan korupsi. 

Kita Versus Korupsi adalah induk judul film dari empat sub judul. Berikut sub judul film tersebut. 

Poster Film Kita Versus KorupsiPoster Film Kita Versus Korupsi. (Foto: Instagram/film_serialtv)

- Rumah Perkara

Film berjudul Rumah Perkara disutradarai Emil Herardi. Dalam film ini berkisah tentang seorang lurah bernama Yatna diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana yang menjual tanahwarga  desanya kepada seorang pengusaha untuk dijadikan lapangan golf.

Dalam cerita film tersebut, Yatna sebelum menjadi lurah berjanji dalam kampanye akan menciptakan kesejahteraan warganya, mengurangi kemiskinan, menciptakan tempat tinggal yang layak serta melindungi warganya dari berbagai ancaman.

Akan tetapi, setelah dia menjadi lurah keadaan tidak sesuai janji. Lurah Yatna malah menggusur rumah warga demi pembangunan lapangan golf di desanya.

Kemudian, ada seorang warga bernama Ella yang diperankan Ranggani Puspandya yang menolak rumahnya digusur untuk lapangan golf. Ella mengancam akan membuka dan menyebarkan hubungan gelapnya dengan Lurah Yatna. 

Konflik makin menjadi ketika Lurah Yatna memerintahkan orang suruhannya untuk membakar rumah Ella. 

- Aku Padamu

Aku Padamu adalah karya sutradara Lasja F. Susanto menjadi segmen kedua dari film Kita Versus Korupsi.

Menceritakan tentang sejoli bernama Vano (Nicholas Saputra) dan Laras (Revalina S Temat) yang ingin menikah tanpa sepengetahuan orang tua dari sang wanita.

Namun keinginan mereka terhambat lantaran urusan kartu keluarga. Calo menjadi pilihan Vano untuk mempercepat permasalahan tersebut.

Tetapi hal tersebut terkendala oleh sosok Laras yang anti suap yang diwariskan oleh guru honorer panutannya saat sekolah dasar (SD) yang diperankan Ringgo Agus Rahman.

Seorang guru honorer yang rela hidup susah sehingga akhir hidupnya karena tidak mau membayar uang pelicin kepada ayah Laras, yang ternyata sang kepala sekolah, sehingga dia tidak diangkat menjadi guru tetap.

Kondisi kontras inilah yang menjadi kekuatan dalam film yang digarap oleh Lasja.

- Selamat Siang Risa

Film dari araham Ine Febriyanti ini bercerita tentang seorang penjaga gudang bernama Arwoko diperankan Tora Sudiro yang tengah dilanda kesulitan ekonomi.

Kebimbangan terjadi pada Arwoko ketika berhadapan dengan korupsi yaitu sebuah tawaran dari penimbun beras untuk menggunakan gudangnya yang saat itu sedang kosong, terlebih seluruh teman-teman dan atasannya telah menerima tawaran tersebut.

Pegolakan batin yang dialami oleh Arwoko digambarkan dengan baik dan penuh emosi. Pada akhir cerita film, Arwoko menolak tawaran korupsi tersebut

- Psssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa

Film yang disutradarai oleh Chairun Nissa ini memiliki gaya mockumentary yang mengisahkan kehidupan sehari-hari siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) pada masa kini dengan segala kehebohan dan keceriaanya.

Modus korupsi direkam yang oleh Gita (Alexandra Natasha) dengan bekal sebuah kamera menjadi konfik dalam film ini. Kasus tersebut bermodus penjualan buku paket yang memengaruhi nilai siswa sesuai dengan baik-buruknya pembelian.

Tidak hanya itu, obrolan-obrolan mengenai buku paket yang dilakukan teman-temannya, Ola (Siska Selvi Dawsen) dan Eci (Nasha Abigail) menguak kasus korupsi lainnya yang sudah dianggap biasa.

2. Sebelum Pagi Terulang Kembali

Film Sebelum Pagi Terulang Kembali yang tayang pada 8 Mei 2014 didedikasi untuk pejuang anti korupsi, penegak hukum, serta seluruh rakyat Indonesia yang tidak ingin melihat negeri ini makin terpuruk karena korupsi.

Dalam film ini mengisahkan pasangan suami istri yang memiliki tiga anak yang sedang bergelut dengan masalah mereka masing-masing.

Poster FIlm Sebelum Pagi Terulang KembaliPoster FIlm Sebelum Pagi Terulang Kembali. (Foto: filmnasional)

Sang ayah bernama Yan (Alex Koman) berlatar belakang pejabat jujur dan berintegritas tinggi di Kementrian Perhubungan (Kemenhub), serta sang ibu bernama Ratna (Nungki Kusumastuti) sebagai seorang dosen filsafat.

Anak-anak mereka diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana sebagai anak sulung bernama Firman, seorang pengangguran yang kembali ke rumah orang tuanya pasca bercerai.

Fauzi Baadila sebagai anak kedua bernama Satria, kontraktor yang cerdas dan mandiri sejak belia, serta Adinia Wirasti sebagai anak bungsu bernama Dian yang sedang menyiapkan pernikahan dengan Hasan (Ibnu Jamil), seorang anggota DPR yang masih muda dan menjanjikan masa depan cerah, serta nenek mereka yang diperankan oleh Maria Oentoe yang bisak dan masih rajin menitipkan kue buatannya ke resto setiap pagi.

Masalah mulai terjadi ketika Hasan bersama rekannya di DPR mengatur tender pembangunan pelabuhan untuk dimenangkan oleh Satria yang menjadi calon kakak iparnya.

Akan tetapi, di sisi lain Satria merasa layak mendapatkan jalan pintas memenangkan proyek karena dia punya kapabilitas dan pengetahuan memadai untuk menggarap proyek itu.

Namun, konsekuensi yang harus dihadapi Satria yaitu harus menyuap atasan Yan di kementrian, tanpa sepengetahuan ayahnya.

Hal ini tentu bisa mencoreng reputasi nama baik ayahnya di tempat kerjanya sendiri, akan tetapi di sisi lain Satria mampu menolong kakaknya yang menganggur, neneknya yang sakit, serta sang ibu.

Naskah cerita film yang disupervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengingatkan jika korupsi menjadi kejahatan yang sangat dekat dengan serta mudah dialami siapapun.

Film ini dibuat tentunya sebagai bagian dari kampanye anti korupsi. []

Berita terkait
Daftar Film Bertema Teroris Paling Fenomenal
Banyak film yang bertemakan aksi melawan terorisme telah diproduksi di berbagai negara, termasuk di Indonesia dan tak jarang didasari kisah nyata.
Ray Sahetapy Tolak Bermain di Film Captain America
Ray Sahetapy mengaku semoat menolak tawaran untuk bermain di film garapan Marvel, Captain America: Civil War.
Sinopsis Film Mulan, Tipu Daya Perang Melawan Sihir
Film Mulan 2020 bakal bercerita tentang pejuang perempuan yang setia dan berani melawan sihir di medan perang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.