Untuk Indonesia

Figur Kuda Hitam Pengganti Kapolri Idham Azis

Kapolri Idham Azis dengan kebijakan tepat dan tegas mencopot Kapolda Metro Nana Sudjana memunculkan figur kuda hitam pengganti dirinya. Siapa dia.
Gedung Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Polri). (Foto: Tagar/riauaktual.com)

Oleh: Upa Labuhari SH MH*

Pergantian jabatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dalam lingkup Polri adalah hal yang lumrah dan biasa dilakukan. Minimal tiga bulan sekali dipastikan ada satu kali penggantian Kapolda sebagai tour of duty atau tour of area . Apalagi jika ada pejabat Kapolda yang akan memasuki masa pensiun. Pergantian jabatan itu bisa sebulan sekali karena kebutuhan organisasi Polri.

Tapi pergantian Kapolda Metro Jaya dari Irjen Pol Drs Nana Sudjana kepada Irjen Pol Drs Fadil Imran, mantan Kapolda Jawa Timur dan Kapolda Jabar dari Irjen Pol Rudy Sufahriadi kepada Irjen Pol Drs Achmad Dofiri bersama Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolres Bogor Senin kemarin, bukanlah suatu pergantian yang seperti dijelaskan di atas. Pergantian kali ini, adalah termasuk sangat luar biasa dan membuat masyarakat termasuk jajaran Polri tersentak atas kebijakan Kapolri Jenderal Pol Drs Idham Azis yang masa dinasnya di jajaran Polri tinggal dua bulan lagi.

Jenderal berbintang empat asal Sulawesi Selatan ini terlihat begitu tegas dan tidak ragu untuk berbuat suatu kebijakan yang tidak populer dengan menindak bawahannya yang dinilai tidak patuh pada aturan yang sudah ditetapkan Pemerintah untuk mengamankan masyarakat dari epedemi virus corona Covit -19. Sifat tegasnya sebagai putra Sulawesi Selatan ia perlihatkan nyata dan riil di tengah masyarakat untuk tidak ragu menindak bawahannya dari Kapoldda dan Kapolres yang diketahui membiarkan sekelompok orang tertentu melanggar aturan kesehatan sehingga meresahkan masyarakat banyak termasuk Presiden Jokowi .

Sebelum bertindak keras dan tidak populer untuk mencopot kedua adik kelasnya di Akademi Kepolisian sebagai Kapolda bergengsi di tanah air, Jenderal berbintang empat ini mendapat teguran keras dari Presiden Jokowi yang merasa masih ada pejabat daerah yang tidak patuh pada aturan kesehatan demi untuk menjaga masyarakat dari serangan virus Covid-19. Untuk itu Presiden meminta Kapolri bersama Menteri Dalam Negeri menindak siapa saja, tanpa pandang bulu kepada mereka yang tidak patuh dalam melaksanakan tugasnya di bidang pengamanan pandemi virus Covid-19.

Lalu menjadi bahan prediksi kalangan pengamat Polri bahwa ia juga mampu menggantikan saudara sedaerahnya di Sulsel, seniornya di Akademi Kepolisian Jenderal Idham Azis sebagai pimpinan Polri.

Irjen Fadil ImranKapolda Metro Jaya Fadil Imran. (Foto: Tagar/WIkipedia)

Perintah ini dilaksanakan Kapolri dengan tenang dan tanpa banyak kompromi dengan rekannya sesama anggota Dewan jabatan dan ke pangkatan tinggi (dewan jakti), sebagaimana ia sering ambil untuk memutasi seorang pejabat Kapolda yang ada di lingkup Mabes Polri. Kepatuhan Kapolri kepada Presiden Jokowi yang merupakan pemimpin tertinggi Polri merupakan suatu pertanda betapa setianya Kapolri kepada presidennya yang memerintahkan agar Kapolda, Kapolres dan bawahannya lagi di tingkat Polsek,dan Binmas yang tidak patuh pada aturan pengamanan kesehatan, harus dicopot.

Tindakan pencopotan seperti ini langkah terjadi kalau tidak mau dikatakan baru pertama kali terjadi ada dua Kapolda bergensi di lingkup Polri menjalani pencopotan sekaligus bersama Kapolresnya karena tidak patuh pada aturan yang berlaku. Menurut penulis, pencopotan semacam ini perlu ditindaklanjuti Kapolri sekarang ini maupun Kapolri baru pengganti Idham Azis sampai di kemudian hari semua pejabat Polri di daerah dari Kapolda sampai Kapolsek tidak ada lagi yang bermain-main untuk tidak menindak pelanggar hukum yang selama ini dirasakan masyarakat banyak.

Menjadi pertanyaan sekarang ini, apakah Irjen Pol Fadil Imran yang baru empat bulan lalu diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur, bisa melaksanakan tugas barunya dengan baik di Polda Metro Jaya, kawah candra dimuka di mana ia pernah berkiprah sebagai petugas Polri dalam berbagai jabatan dan dengan segudang prestasi? Pertanyaan ini mudah dijawab dengan menelusuri jejak prestasi yang pernah ditorehkan jenderal berbintang dua lulusan Akpol tahun l991 ini .

Ketika Jenderal berbintang dua ini yang lahir di Kota Ujung Pandang pada tahun 1968 menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, ia sempat menjadikan Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka dalam kasus chat mesum bersama Firza Husein. Tapi tidak lama kemudian kasus ini dihentikan penyidikannya karena penyidik tidak dapat menemukan pelaku pengunggah foto tangkapan layar berisi chat mesum yang diduga antara Rizieq dan Firsa.

Idham AzisKapolri Idham Azis. (Foto: Tagar/Antara/Aditya Pradana Putra)

Dan ketika Jenderal berbintang dua yang bergelar doktor dalam bidang kriminologi lulusan UI ini menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat ia tidak kalah gertak dengan penjahat kaliber kakap Hercules dan John Kei. Dengan memimpin 30 orang anak buahnya yang bersenjata lengkap, ia mendatangi tempat persembunyiaan kedua penjahat kambuhan ini di kawasan Jakarta Barat. Hasilnya tidak tanggung-tanggung, kedua penjahat yang dikenal sangat sadis dan kejam dapat dijinakkan dan dibawa ke Markas Polres Jakarta Barat untuk diperiksa penyidik.

Lalu menjadi pertanyaan masyarakat apakah Fadil Imron akan memperkenankan organisasi 212 untuk memperingati hari ulang tahunnya di bulan Desember mendatang seperti tahun-tahun lalu? Kelihatannya jenderal berbintang dua ini akan mengambil jalan yang bijaksana, tidak memperkenankan organisasi ini memperingati hari ulang tahunnya di Monas. Ia tegar mengambil keputusan itu walaupun banyak pihak menyayangkannya. Ia tidak mau ambil risiko berat dicopot dari jabatannya karena tidak patuh pada aturan kesehatan yang melarang orang berkerumun. Ia sudah mengumumkan tidak akan memberikan izin kepada panitia ulang tahun 212 menyelenggarakan acara haul di Monas.

Ia sempat menjadikan Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka dalam kasus chat mesum bersama Firza Husein.

Menjadi pertanyaan lainnya, mampukah perwira tinggi berbintang dua ini memimpin puluhan ribu anggota Polri di Jakaarta? Pertanyaan pasti dapat terjawab bahwa ia mampu memimpin Polda Metro Jaya karena hampr seluruh wilayah hukumnya pernah dijelajahinya untuk menumpas para pelaku kejahatan. Kawasan Jawa Timur saya yang tidak pernah ia dikenal baik karater wilayah dan keamanannya dapat ditundukkan dengan siatuasi aman selama empat bulan memimpin Polda Jawa Timur.

Lalu menjadi bahan prediksi kalangan pengamat Polri bahwa ia juga mampu menggantikan saudara sedaerahnya di Sulsel, seniornya di Akademi Kepolisian Jenderal Idham Azis sebagai pimpinan Polri. Prediksi ini mungkin berlebihan karena yang bersangkutan masih belum memenuhi persyaratan sebagai calon Kapolri berdasarkan Undang-Undang Polri Nomor 2 Tahun2002 yang mengatakan calon Kapolri harus berpangkat Komisaris Jenderal Polisi, Jenderal berbintang tiga. Sementara sampai saat ini Fadil Imran saat ini masih berpangkat Jenderal berbintang dua. Kalau saja pada masa dua bulan ke depan , Presiden Jokowi memberi kepercayaan kepadanya untuk memimpin jabatan berbintang tiga maka bukan tidak mungkin Fadil Imran menjadi kuda hitam pengganti Kapolri Idham Azis di awal Pebruari 2021, walaupun saat ini sudah dapat ditebak siapa pengganti Idham Azis sebagai Kapolri.

Kalau hal ini terjadi maka sejarah mengulang, Kapolri diangkat dari mantan Kapolda Metro Jaya seperti yang terjadi pada Jenderal Timor Pradopo, dan Jenderal Pol Drs Banurusman almarhum. Semoga.

*Pengamat Masalah Kepolisian 

Berita terkait
Kapolda Dicopot, Pengamat: Idham Azis Kalah Sama Nikita Mirzani
Pengamat kepolisian dari Universitas Krisnadwipayana, Sahat Dio menilai Kepolri Jenderal Idham Azis lelet dan kalah tegas dengan Nikita Mirzani.
Profil Fadil Imran, Calon Pengganti Kapolri Idham Azis
Nama Kapolda Jawa Timur Irjen Fadil Imran disebut bakal meramaikan bursa calon Kapolri menggantikan Idham Azis yang akan pensiun. Ini profilnya.
Fadil Imran Pernah Tangani Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran pada tahun 2017 lalu sempat menangani kasus chat mesum Rizieq Shihab dan Firza Husen.
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.