FH Sorot Benang Merah Politik 2024 Antara JK - Rizieq - Anies

Ferdinand Hutahaean (FH) melihat gelagat politik antara Jusuf Kalla (JK), Anies Baswedan, dan Rizieq Shihab mengarah pada politik 2024.
Ketua Dewan Masjid Indonesia Pusat Jusuf Kalla (tengah), Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali (kanan) memulai pencanangan Masjid Apung Ancol di di Pantai Ria Ancol, Jakarta Utara, Sabtu 9 November 2019). (Foto: Antara/Fauzi/aa)

Jakarta - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean (FH) melihat gelagat politik antara mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Petinggi Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Ferdinand berpendapat, gelagat yang diperlihatkan JK, Anies, dan Rizieq menunjukkan benang merah menuju perpolitikan 2024 mendatang.

JK, Rizieq, Anies, saya yakini ada benang merahnya dalam perpolitikan ini. Siapa sponsor, siapa operator, siapa Pion akan bisa dibaca publik

"Kalau melihat gelagat dan arah politiknya, jelas ini muaranya untuk politik 2024. Kasat mata terlihat ketika kemarin JK bicara ada yang salah dengan demokrasi, hari ini Anies Baswedan (22 November 2020) di akun Twitter-nya pamer buku tentang bagaimana demokrasi mati. Ini semua ada benang merahnya," kata Ferdinand dihubungi Tagar, Minggu, 22 November 2020.

"JK, Rizieq, Anies, saya yakini ada benang merahnya dalam perpolitikan ini. Siapa sponsor, siapa operator, siapa Pion akan bisa dibaca publik," ucap Ferdinand menambahkan.

Tak hanya itu, dia juga menyebut keberpihakan JK terhadap kelompok FPI dan Anies yang kerap menebar politik identitas akan membunuh demokrasi di Indonesia.

Anies RizieqAnies Baswedan dan Rizieq Shihab. (Foto: Tagar/Cokro TV)

"Dengan berdirinya JK pada kelompok yang kental gunakan politik identitas, seperti Rizieq dan Anies justru akan membunuh demokrasi yang benar. Sementara itu disisi lain JK seolah merah putih, ini lucu dan tak jelas bagi demokrasi," ujarnya.

Kendati demikian, dia berharap JK tidak memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang sering menjalankan demokrasi sesat dengan politik identitas.

"Harapan saya tentu semua pihak dan kali ini khususnya kepada Pak JK agar tidak mendukung kelompok yang melakukan demokrasi sesat, yaitu menggunakan politik identitas dan cara-cara yang berpotensi memecah belah persatuan," kata dia.

"Demokrasi adalah alat untuk menghasilkan kebaikan kekuasaan demi rakyat bukan untuk menghasilkan kekuasaan yang memecah belah," tutur Ferdinand menambahkan.[]

Berita terkait
Muannas ke Fadli Zon: Anies Baswedan Melempem, Utang Jasa ke 212
Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid mengkritik politisi Gerindra Fadli Zon dan menyebut Gubernur Anies Baswedan utang jasa ke PA 212 dan FPI
Guntur Romli: Anies Baswedan Berkoalisi dengan Gerombolan FPI
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkoalisi dengan gerombolan FPI.
Berapa Pajak Baliho Rizieq Shihab, Cek Cara Menghitungnya
Memasang reklame atau baliho harus memenuhi aturan, ada besaran pajak yang harus dibayarkan.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.