Festival Film Kolaborasi Aceh dan Jepang Digelar Daring

Documentary Film Festival merupakan festival film virtual sebagai wujud menjaga hubungan Indonesia dan Jepang.
Ilustrasi Film (Istimewa)

Banda Aceh – Sebuah film kolaborasi Aceh dan Jepang akan dilaksanakan secara daring, melalui aplikasi Zoom dan Youtube mulai Minggu, 8 hingga 12 November 2020. Film ini dikelompokkan ke dalam dua tema yakni The Future People dan The Promised land.

Akbar Rafsanjani selaku programmer festival mengatakan Borderless Documentary Film Festival merupakan festival film virtual sebagai wujud menjaga hubungan pertukaran pengetahuan dan kearifan lokal antara Indonesia dan Jepang.

Film tersebut juga sebagai perwujudan menghilangkan batasan pertukaran pengetahuan dan kebudayaan antara masyarakat Jepang dan Indonesia.

“Kita bisa saling belajar antara Aceh, Indonesia, Jepang dan semua penonton yang akan menonton festival ini, dikarenakan Festival dilaksanakan secara daring,” ujar Akbar dalam keterangannya di Banda Aceh, Sabtu, 7 November 2020.

Kita bisa saling belajar antara Aceh, Indonesia, Jepang.

Ia menjelaskan, borderless ini lebih kepada bagaimana masyarakat Indonesia dapat belajar kepada orang lain, yang saat ini orang lain tersebut sudah terbatas oleh apa yang masyarakat Tanah Air ketahui sekarang dengan negara.

“Nah di sini kita mencoba menghilangkan batasan-batasan tersebut,” ujar Akbar.

Kata Akbar, kegiatan festival ini seharusnya dilaksanakan secara offline, namun dikarenakan pendemi Covid-19 pelaksanaan akan dilaksanakan secara daring, melalui aplikasi Zoom dan Youtube.

Ia menyebutkan bahwa ada 12 film terkurasi dari Indonesia dan Jepang. Film-film tersebut akan tayang secara daring di platform YouTube dari tanggal 8-12 November. Dilanjutkan dengan diskusi bersama sutradara Jepang, dan Master Class bersama Aryo Danusiri melalui aplikasi Zoom dari tanggal 13-15 November.

“Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama antara Kedutaan Besar RI Tokyo, Pemerintah Aceh, Japan Foundation, The Laboratory For Global Dialogue, Aceh Art Community, serta Aceh Documentary sebagai proggramer Festival,” katanya.

Sementara itu, Direktur Aceh Documentary Faisal Ilyas mengatakan, terlaksananya kegiatan ini sebagai bukti bahwa pandemi Covid-19 tidak menghalangi untuk dapat tetap berkarya.

“Ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk dapat tetap belajar, berkarya dan memberikan apresiasi walaupun di tengah keadaan pandemi seperti saat ini. Oleh karena itu saya mengajak kita semua untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ujarnya. []

Berita terkait
Kisah Warga Aceh Mencari Nafkah dari Ukiran Nama Orang Mati
Lokasi usaha pembuatan batu nisan milik Mizuar ini berada di Jalan Nasional, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Satu Pasien Reaktif Covid-19 Meninggal di Aceh Tamiang
Seorang warga Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh meninggal dunia reaktif C-19 berdasarkan hasil rapid test
Kata Bupati Aceh Barat soal Aksi Boikot Produk Prancis
Bupati Aceh Barat H. Ramli MS tidak melarang warganya memboikot produk Prancis. Ramli ikut menyesalkan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.