Festival Band Selawat Buktikan Musik-Sastra Tidak Haram

Festival Band Selawat yang terselenggara di Yogyakarta menegaskan, apabila ada yang memandang musik-sastra haram, itu adalah anggapan yang keliru.
Festival Band Salawat yang diikuti pelajar dan mahasiswa se-DIY akan diadakan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Kamis, 29 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Switzy Sabandar)

Yogyakarta - Festival Band Selawat menjadi ajang dakwah kalangan pelajar dan mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Perhelatan yang baru pertama kali digelar ini rencananya segera diadakan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Kamis, 29 Agustus 2019.

Setidaknya terdapat sembilan band yang lolos seleksi akan unjuk gigi dalam acara tersebut. Sederet bintang tamu yang akan tampil di antaranya, Rofa Band, DGYK, Jazz Mben Senen, Tari Sufi El-Maqashid, dan masih banyak yang lainnya.

“Misi Islam itu kasih sayang untuk semuanya, selama manusia menggelorakan cinta kasih kehidupan akan baik dan dijauhkan dari bencana,” ujar Gus Fuad, pelindung Festival Band Selawat dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis, 22 Agustus 2019.

Ia merasa khawatir dengan fenomena akhir-akhir ini, saat sejumlah kelompok sengaja menggunakan isu agama untuk kepentingan tertentu. Padahal, ini sangat sensitif.

Sebagai aktivis dakwah, Gus Fuad merasa gelisah dengan segala hal berbau seni yang ingin diharamkan, dalam konteks ini termasuk musik.

“Sastra mau diharamkan, padahal itu dunia saya, bermain musik juga diharamkan,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Roudhatul Fatihah (Rofa) Pleret, Bantul saat diwawancarai Tagar, Kamis 29 Agustus 2019.

Menurut dia, Islam itu justru menyerukan hadist Allah Maha Indah dan menyukai hal yang indah-indah. Bila melihat ke belakang, lanjutnya, para ulama besar terdahulu identik dengan kegiatan berkesenian, seperti penyair, sastrawan, musisi, dan sebagainya.

Gus Fuad memandang, kesenian bisa menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. “Saya dikenal sebagai kiai, tetapi orang juga harus tahu saya kiai yang punya band rock selawat,” ucap pendiri Rofa Band ini.

Bersama grup musiknya, ia melahirkan lagu dengan lirik selawat. Isi tulisannya mengandung makna kecintaan kepada Nabi Besar Muhammad SAW dengan segala kisah keteladanannya.

Sastra mau diharamkan, padahal itu dunia saya, bermain musik juga diharamkan.

Ketua Steering Committee (SC) Festival Band Salawat, Tunggul menilai selawat dalam balutan nada padang pasir adalah hal biasa, sehingga besar harapannya, melalui festival ini kiranya dapat menerapkan musik secara universal, tanpa melihat ras, agama, dan bahasa.

Selain menyalurkan hobi para pelajar dan mahasiswa dalam bermusik, kegiatan ini juga mengajak untuk semakin mengenal Nabi Muhammad SAW malalui cara dan bahasa nan indah.

Tunggul mengungkapkan keprihatinnannya dengan kondisi masyarakat akhir-akhir ini yang mudah terpapar aliran radikalisme. Tidak terkecuali musisi yang berada di Yogyakarta.

Secara pribadi, ia memiliki pengalaman langsung dengan kondisi mencemaskan ini, saat sang anak menjual gitar-gitar koleksinya dengan dalih berhijrah. 

Menurut Tunggul, konsep hijrah yang dimaknai anaknya terlalu berlebihan, justru membuat orang kerap salah menafsirkan Islam karena hal tersebut.

“Lewat Festival Selawat kami juga ingin menyuarakan jargon musik itu halal,” kata Tunggul. []

Baca juga: Muhammadiyah: NKRI Syariah, Praktikkan Saja Pancasila


Berita terkait
Nabi Muhammad SAW: Berpuasalah dan Menjadi Sehat
Nabi Muhammad SAW mengatakan berpuasalah dan menjadi sehat. Berikut ini manfaat puasa bagi kesehatan otak, paru-paru, dan tulang.
Mukjizat Nabi Isa, Muhammad, Nuh, Ibrahim, Musa
Allah SWT memberikan mukjizat kepada orang-orang yang dipilih. Berikut ini mukjizat Nabi Isa, Muhammad, Nuh, Ibrahim, Musa.
Kenapa Tidak Ada Foto atau Lukisan Nabi Muhammad?
Tentu kita bertanya, kenapa tidak ada foto Nabi Muhammad? Padahal Beliau adalah junjungan umat Islam di seluruh dunia.