Fenomena Pergerakan Tanah Mengancam Dua Kampung di Manggarai Barat

Ini bukan fenomena baru, sebab pergerakan tanah sudah terjadi sejak beberapa tahun sebelumnya di kampung yang berbeda di Manggarai Barat.
Kondisi keretakan pada lantai rumah salah seorang warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Wae Munting, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat, NTT, Minggu, 27 Maret 2022. Foto: (Tagar/ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Jakarta - Saat ini, dua kampung di Manggarai Barat, NTT mengalami fenomena pergerakan tanah yang dapat mengancam ratusan jiwa warga yang menempati daerah itu.

Dua kampung tersebut adalah Kampung Wae Munting dengan total 225 jiwa warga dan Kampung Dange dengan total 186 jiwa.

Ini bukan fenomena baru, sebab pergerakan tanah sudah terjadi sejak beberapa tahun sebelumnya di kampung yang berbeda di Manggarai Barat.

Bahkan, Kampung Wae Munting sendiri sudah mengalami pergerakan tanah sejak tahun 2018.

Dengan keadaan berulang seperti ini, warga Kampung Wae Munting meminta penjelasan dari ahli tanah terkait fenomena ini.

“Warga ingin mengetahui gambaran keadaan yang diberikan oleh ahli tanah karena mereka telah melalui tiga tahun kehidupan dengan resah ketika hujan dan gempa terjadi,” kata tokoh masyarakat Kampung Wae Munting, Viktor Bitrudis pada Senin, 28 Maret 2022.

Berdasrkan pantauan Antara ke lokasi, kondisi rumah warga di Kampung Wae Munting dan ditemukan adanya beberapa kerusakan yang terjadi akibat fenomena pergesaran tanah.

Terlihat beberapa rumah warga yang roboh dan hancur, tanah terbelah, lantai dan dinding retak, serta fondasi yang bergeser dari bangunan awal.

Viktor menceritakan bahwa tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah turun tangan dan datang ke lapangan untuk memeriksa kondisi. Mereka juga sudah mengumpulkan KTP setiap warga dan kartu keluarga.

Belum lama ini, tepatnya pada 18 Maret 2022, fenomena pergeseran tanah juga terjadi di kampung lainnya, yakni Desa Nampar Macing, Kabupaten Manggarai Barat.

Saat itu mencatat bahwa ada sebanyak 200 jiwa dan 62 Kepala Keluarga (KK) yang terancam keselamatannya akibat fenomena ini.

Bahkan, fenomena pergeseran tanah ini sudah berkali-kali mengancam keselamatan warga Desa Nampar Macing, tepatnya pada tahun 2016, 2018, dan 2021.

Namun, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa kejadian yang belum lama terjadi ini menjadi fenomena pergerakan tanah terparah.

“Masyarakat mengkhawatirkan kondisi itu dapat berpotensi menjadi bencana,” tutur Abdul Muhari selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB pada Selasa, 22 Maret 2022.

Selain kerusakan rumah, tim kaji cepat BPBD mengungkapkan bahwa ada tanah gembur di daerah Desa Nampar Macing. Tanah gembur ini adalah tanah yang apabila ditekan atau diinjak akan terasa bergoyang.

Sementara itu, dengan adanya fenomena ini, Pemerintah Daerah mengimbau warga agar dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi akibat pergeseran tanah, termasuk bencana yang dapat ditimbulkan. []


Baca Juga

1.000 Hunian Tetap Bagi Masyarakat Terdampak Bencana di NTT

Warga Perbatasan NTT-Timorleste Kini Nikmati Listrik 24 Jam

Kemkominfo Percepat Pembangunan 421 BTS di Wilayah NTT

Gerak Cepat Risma Soal Penanganan Pasca Bencana di NTT







Berita terkait
BPBD Jatim Dalami Ancaman Pergerakan Tanah di Lumajang
Tim Peneliti Kementerian ESDM menyebutkan daerah yang dianggap berpotensi terjadinya likuifaksi adalah daerah pesisir selatan.
PUPR Bergerak Sigap Atasi Banjir dan Tanah Longsir di Jayapura
af Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan kementeriannya bergerak sigap tangani banjir.
Mensos Temui Korban Tanah Longsor di Pasir Jambu dan Serahkan Santunan
Mensos dan rombongan memeriksa dari dekat rumah warga yang roboh diterjang longsor di Kampung Cukang Genteng Kecamatan Pasir Jambu Jabar.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu