Fenomena Media Sosial: Musuh Bersama Itu Bernama Pelakor

Media sosial memiliki banyak wajah, satu di antaranya bagaikan infotainment pribadi. Hal-hal sensitif yang terjadi di ruang privat diungkap ke permukaan.
Ilustrasi (ist)

Jakarta, (Tagar 20/2/2018) – Media sosial memiliki banyak wajah, satu di antaranya bagaikan infotainment pribadi. Hal-hal sensitif yang terjadi di ruang privat diungkap ke permukaan.

Yang lagi marak, satu di antaranya adalah unggahan video konflik cinta rumit, suami jatuh cinta lagi pada perempuan lain yang lalu menyulut amarah istri.

Tidak cuma sekali dua kali video tipikal itu diunggah di media sosial kemudian menjadi viral. Yang terbaru adalah video yang menggambarkan seorang perempuan dihujani uang oleh perempuan lain.

Video itu pertama diunggah oleh pengguna Facebook bernama Ovie Ovie pada Selasa, 20/2, yang kemudian dalam hitungan jam menjadi viral sampai tembus lebih dari 258.976 kali.

Video tersebut kemudian dihapus, tapi penggandaan video sudah dilakukan pihak lain hingga video itu tetap mudah ditemukan di dunia maya.

Bersama video yang diunggah, ia menuliskan kekesalannya pada perempuan yang ia sebut menggaet suaminya. Ia menulis dalam bahasa Indonesia bercampur bahasa Jawa.

“Perkenalkan inilah pelakor (perebut laki orang), namanya Mbak Nylla Nylala, siapa yang kenal hayo? Inilah ****** (kata kasar) yang sudah meminta uang untuk bikin rumah. Sangat tidak beradab. Hati-hati sama anak ini, ingin kaya instan dengan menggaet suamiku. Allah masih sayang saya, dianggap teman baik ternyata khianat. Ia mengaku masih dapat Rp 50 juta dari suamiku. Mengakunya lho. Ini saya tambahi uang, Mbak, buat rumah ****** (kata-kata kasar).”

Walau kemudian video itu dihapus dari akun Facebooknya, si pengunggah video itu mendapat sangat banyak komentar di linimasanya. Di antara sekian sangat banyak komentar, ada yang menyebutnya sedang menuai karma, karena dulu ia mendapatkan suami dengan cara merebut dari perempuan lain. Di sini suami berada dalam posisi suci tanpa noda setitik pun. Ia bagaikan benda mati seperti boneka yang diperebutkan.

Media sosial bukan televisi, bukan koran atau majalah. Layak tidaknya sebuah unggahan, layakkah, patutkah, sangat tergantung pada penilaian dan kepekaan pribadi. Sensor ada di tangan masing-masing.

Entah dalam situasi kebatinan macam apa hingga istri sampai pada satu titik, memutuskan mengunggah video yang melibatkan suami yang juga adalah ayah anak-anaknya.

Melalui aksi unggah video, seorang istri seolah berkata pada dunia, “Aku hancur, maka kalian semua harus hancur.”

Ia memilih strategi bumi hangus.

Persoalan yang sebetulnya cukup diselesaikan dalam keluarga kemudian biasanya mengundang kehebohan massal. Umumnya warga internet terbelah dalam tiga kubu, pertama suaranya kencang, dominan, mayoritas memberikan dukungan pada istri sah, mengecam perempuan yang dilabeli menggoda pihak suami. Sampai di sini suami seolah benda mati atau semacam makhluk suci, bersih tanpa dosa setitik pun, sehingga seolah posisinya tidak memberikan andil sedikit pun dalam terciptanya konflik cinta rumit.

Kubu kedua biasanya samar-samar, umumnya jumlahnya sedikit, suaranya lemah, sayup-sayup, memberikan dukungan pada perempuan pendatang baru yang sedang dihajar beramai-ramai, meminta pihak istri introspeksi diri. Lagi-lagi pihak suami tak tersentuh.

Kubu ketiga memilih diam. Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang dewasa dalam menggunakan media sosial. Mereka tahu urusan privat orang lain bukan urusannya, bukan pula sesuatu yang layak diperdebatkan. Lebih penting dari itu mereka belum tahu duduk perkara secara jelas, sehingga lebih memilih menahan diri.

Anda termasuk kubu ke berapa?

Siti Afifiyah

Ini video viral itu :

Berita terkait
0
Jokowi - Prabowo Berdampingan Salat Iduladha, Pesan Apa yang Ingin Disampaikan
Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdampingan salat Iduladha di Masjid Istiqlal. Pesan apa yang ingin disampaikan Jokowi.