Faktor Utama Pasien Covid-19 di Surabaya Sembuh

Gugus Tugas Covid-19 Surabaya mencatat secara kumulatif pasien sembuh di Surabaya mencapai 1.629 orang.
Warga Surabaya yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 usai menjalani karantina dan perawatan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (Foto: Pemkot Surabaya/Tagar)

Surabaya - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya terus mencatatkan jumlah pasien sembuh dari virus corona terus bertambah. Meski demikian disaat yang sama kasus Covid-19 di Kota Surabaya juga terus bertambah.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan trend kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Pahlawan setiap harinya terus bertambah.

Rinciannya yakni pasien rawat jalan 23 orang, sedangkan 11 orang lainnya adalah pasien rawat inap rumah sakit.

Berdasarkan data, kata dia, hingga hari Senin, 22 Juni 2020, jumlah pasien sembuh sebanyak 34 pasien, sementara secara kumulatif pasien sembuh mencapai 1.629 orang.

"Rinciannya yakni pasien rawat jalan 23 orang, sedangkan 11 orang lainnya adalah pasien rawat inap rumah sakit,” ujarnya di Balai Kota Surabaya, Selasa, 22 Juni 2020.

Dari 11 pasien rawat inap rumah sakit itu, kata Feny, terdiri dari Rumah Sakit Menur, RS Siloam, RS PHC, RS Husada Utama dan RS Unair. “Kalau pasien yang dirawat inap rumah sakit itu mereka dengan gejala. Misalnya sesak nafas,” tutur dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini mengungkapkan selain menerapkan pola hidup sehat dan disiplin dengan protokol, kunci kesembuhan lainnya adalah pasien harus bahagia. Sebab, jika pasien merasa bahagia, maka imun tubuh meningkat dan bersamaan itu pula kondisinya akan segera pulih.

“Kalau bahagia sembuhnya cepat. itu tidak hanya berlaku pada Covid-19 ya,” kata dia.

Feny mencontohkan seperti dialami pasien kategori orang tanpa gejala (OTG) yang menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji adalah pasien terkonfirmasi Covid-19. Namun, imun pada tubuhnya bagus, sehingga dari situlah pasien bisa lekas sembuh.

“Kesembuhan yang cepat itu karena memang mereka OTG, imun mereka cepat,” tutur dia.

Salah satunya adalah kesembuhan pasien di Hotel Asrama Haji pada Minggu, 21 Juni 2020, berjumlah 14 orang. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan, kesembuhan pasien rawat inap rumah sakit dan rawat jalan isolasi mandiri.

“Dari jumlah 36 kesembuhan paling banyak mereka dari Hotel Asrama Haji,” ucapnya.

Kasus Covid-19 di Situbondo Hampir 100 Orang

Jumlah pasien positif terinfeksi virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Situbondo, hingga Selasa pagi 23 Juni 2020, kembali bertambah tiga orang sehingga total pasien Covid-19 menjadi 97 orang.

"Selain ada tambahan 3 orang, ada juga satu orang pasien Covid-19 yang sembuh karena hasil tes usap terakhir negatif," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Selasa 23 Juni 2020

Ia mengemukakan, tiga orang pasien kasus baru corona itu laki-laki inisial Z 73 tahun warga Desa/ Kecamatan Jangkar, perempuan inisial FP 21 tahun warga Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo, dan perempuan 70 tahun warga Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan.

Hingga saat ini tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat, masih melakukan pelacakan kontak dekat pasien posituf Covid-19.

"Sedangkan pasien positif corona yang hasil tes usap terakhir negatif dan dinyatakan sembuh hari ini, merupakan laki-laki inisial AS 29 tahun warga Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan," katanya.

Abu Bakar mengimbau masyarakat terus mengikuti anjuran pemerintah dengan mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan cuci tangan, jaga jarak fisik serta menghindari kerumunan.

Data sebaran Covid-19 di Situbondo, hingga hari ini jumlah pasien positif terinfeksi sebanyak 97 orang. Rinciannya, dalam perawatan 71 orang (rawat inap 15 orang, isolasi mandiri 35 orang, dikarantina 21 orang), sembuh 17 orang dan sembilan orang pasien corona lainnya meninggal dunia.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat sebanyak 65 orang, dengan perincian dalam pengawasan (rawat inap 15 orang), tujuh orang meninggal dunia, dan 43 orang lainnya selesai pengawasan.

Sementara itu, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, akan memberikan sanksi bagi para pedagang dan masyarakat di pasar tradisional apabila melanggar protokol kesehatan Covid-19, seperti tidak memakai pelindung wajah dan masker.

"Tidak memakai masker bagi pedagang di pasar tradisional, sanksinya bisa tidak berjualan dalam waktu tertentu. Sedangkan pengunjung selain sanksi perorangan, kepala pasar bakal disanksi teguran hingga pencopotan," kata Bupati Dadang

Menurut Dadang, sanksi tidak memakai masker maupun pelindung wajah tidak hanya berlaku bagi pedagang di pasar tradisional saja, namun pemilik toko modern dan tempat perbelanjaan lainnya juga akan disanksi.

Hal ini dilakukan, lanjut dia, karena dalam memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 19 atau Covid-19 harus dilakukan bersama-sama.

"Semua komponen masyarakat, pengelola tempat terjadinya kerumunan juga harus turut mengambil peran dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona, karena untuk memutus penyebaran virus tidak bisa mengandalkan peraturan," ucapnya.

Menurut Dadang, kendati Kabupaten Situbondo belum memenuhi dalam syarat era normal baru, gugus tugas setempat terus melakukan sosialisasi menyambut era normal baru.

"Kami terus menyosialisasikan penggunaan pelindung wajah dan masker kepada pedagang di pasar. Dari hasil peninjauan hari ini, kami lihat pedagang memakai masker maupun pelindung wajah," tuturnya. []

Berita terkait
2 Syarat Sebaran Covid-19 di Surabaya Raya Turun
Pakar Epidemiologi Unair mengatakan dua syarat adalah pemerintah bisa mendisiplinkan warga mematuhi protokol kesehatan dan pemberian sanksi tegas.
Surabaya Raya Tak Perlu PSBB, Cukup Lockdown Lokal
Akademisi AWK Surabaya mengatakan lebih efektif menerapkan lockdown lokal untul wilayah yang masuk zona merah agar perekomian tetap berjalan.
Penjelasan Pemprov Jatim Wacana PSBB Surabaya Raya
Sekda Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan keputusan apakah PSBB atau tidak bergantung dari usulan dari kabupaten/kota apakah mengajukan atau tidak.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.