Malang - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Mohammad Yasin mengatakan meningkatnya angka kemiskinan di Jawa Timur imbas pandemi Covid-19 atau virus corona. Dikatakannya bahwa angka kemiskinan di pedesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan.
Dipaparkannya yaitu dari kenaikan angka kemiskinan sebesar 11,09 persen atau sekitar 4.419,10 ribu jiwa sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per Maret 2020. Angka tersebut naik 0,89 persen atau bertambah 363 ribu jiwa dari jumlah sebelumnya masih 4.056,00 ribu jiwa atau 10,20 persen pada September 2019 lalu.
Nah, faktor-faktor itu tadi bisa menolong perekonomi di pedesaan. Sehingga menyebabkan peningkatan angka kemiskinan rendah
Dia menyampaikan peningkatan tertinggi terjadi di perkotaan sebesar 1,12 persen. Dari sebelumnya sebesar 6,77 persen pada September 2019, naik menjadi 7,89 persen pada Maret 2020.
Sedangkan di pedesaan disebutkannya hanya 0,61 persen. Dari sebelumnya sebesar 14,16 persen pada September 2019, naik menjadi 14,77 persen pada Maret 2020.
Baca juga:
- Penyebab Angka Kemiskinan di Jatim Meningkat Tajam
- Sensasi Kopi Tulang Kuburan Belanda di Malang
- Gelombang Tolak Omnibus Law Malang dan Probolinggo
"Ini (angka kemiskinan di Jawa Timur) menarik. Berarti tingkat kemiskinan di perkotaan naik dua kali lipat dibandingkan kemiskinan di pedesaan," ujar Yasin di Malang, Jumat, 17 Juli 2020.
Catatan itu dikatakannya bisa mengartikan bahwa kondisi ketahanan pangan di pedesaan jauh lebih tinggi dari perkotaan selama pandemi Covid-19, khususnya Jawa Timur. Sehingga hal itu pula dikatakan Yasin menunjukkan pengaruh pandemi jauh lebih tinggi di perkotaan dengan lebih banyak meningkatnya angka kemiskinan.
"Ini menunjukkan bahwa pandemi pengaruhnya jauh lebih tinggi di perkotaan. Dibanding di pedesaan," kata dia.
Dia menyampaikan terjadinya kondisi tersebut di pedesaan dikarenakan ada dua faktor. Pertama, kata dia, perekonomiannya dipedesaan lebih mengarah ke sektor produksi pertanian. Sehingga, kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi dari produksi pertanian itu sendiri.
Kedua, lanjut Yasin, adanya dana desa yang bisa menggerakkan perekonomi masyarakat. Baik melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau bantuan sosial dari Kementrian Sosial.
"Nah, faktor-faktor itu tadi bisa menolong perekonomi di pedesaan. Sehingga menyebabkan peningkatan angka kemiskinan rendah," ujarnya.
Sampai saat ini, dia menyampaikan berkaitan dengan DD di Jawa Timur sudah tersalurkan sebanyak 72 persen. Kemudian BLT untuk bulan pertama sudah 99 persen, 89 persen untuk bulan kedua dan 75 persen untuk ketiga.
"Jadi, saat ini sudah mulai untuk bulan ke empat yang 300 ribu itu. Dan desa yang sudah mulai menyalurkannya di bulan ini (Juli) ada 4 desa di Kabupaten Jember. Mudah-mudahan nanti semuanya selesai," tuturnya.
Sementara itu, berkaitan dengan adanya beberapa desa wisata di wilayah Malang Raya yang juga terpukul kondisi perekonomiannya. Dikarenakan sejak Maret 2020 hingga saat ini diminta untuk tidak menerima kunjungan wisatawan.
Yasin menambahkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dia menyebutkan Pemprov Jatim akan memberikan bantuan berupa dana stimulan sebesar Rp 50 juta untuk masing-masing desa wisata.
"Untuk mendukung desa wisata ini. Bu Gubernur memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta. Saat ini, kurang lebih ada 100 desa wisata yang mulai disentuh. Harapannya mereka bisa menggeliat lagi dengan dana stimulan itu," ucapnya. [](PEN)
