Fakta Seputar Kelahiran Bayi Prematur dan Cara Mencegahnya

Bayi yang lahir prematur membutuhkan perhatian lebih jika dibandingkan dengan bayi yang lahir normal.
Ilustrasi bayi prematur. (Foto: Tagar/Pixabay)

TAGAR.id, Jakarta - Kelahiran bayi prematur ternyata lebih sering dari yang kita bayangkan. Sekitar lima belas juta bayi yang lahir setiap tahunnya adalah bayi prematur, yaitu satu dari sepuluh bayi.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dan membutuhkan perhatian lebih jika dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. 

Terdapat tiga pembagian kelahiran prematur berdasarkan usia kehamilan, yaitu extremely preterm dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, very preterm dengan usia kehamilan 28 sampai 32 minggu, serta moderate to late preterm yaitu usia kehamilan 32 sampai 37 minggu.

Dilansir dari Nutriclub, inilah fakta seputar bayi prematur dan cara mencegah atau meminimalisir risikonya.

1. Bayi prematur memerlukan kontak kulit ke kulit (skin to skin contact) yang lebih sering

Bayi prematur yang sering mendapatkan kontak kulit ke kulit (skin to skin contact) dengan ibunya mengalami pertambahan berat badan yang lebih banyak, mempunyai regulasi nadi dan pernapasan yang lebih baik.

Serta distribusi oksigen di dalam tubuh yang lebih efektif. Hal ini akan berdampak pada perkembangan kognitif dan motorik yang lebih baik saat si kecil berusia enam bulan.

Namun, perlu diingat agar bunda tetap memegang prinsip kebersihan yang baik sebelum memegang si kecil.

2. Nutrisi memegang peranan penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi prematur

Bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan tumbuh kembang dibandingkan dengan bayi yang tidak prematur.

Dampak jangka pendek dan jangka panjang yang buruk akibat prematuritas dapat dicegah dengan upaya resusitasi, asuhan nutrisi, dan perawatan neurodevelopmental yang optimal.

ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi, ASI memiliki kelebihan dapat memberikan proteksi imunologis, sehingga menurunkan angka kejadian sepsis dan penyakit radang usus, serta pengosongan lambung.

3. Anda dapat meminimalisir risiko persalinan kurang dari sembilan bulan

Terdapat beragam penyebab persalinan prematur. Seperti ketuban pecah dini, adanya penyakit infeksi maupun penyakit kronis seperti diabetes maupun hipertensi dalam kehamilan, serta pola makan bunda.

Terkadang persalinan prematur juga bisa terjadi secara spontan tanpa penyebab tertentu. Memahami penyebab dan mekanisme persalinan prematur dapat membantu bunda untuk mencari solusi pencegahan yang efektif sesuai dengan faktor risiko yang ada.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kelahiran prematur dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter sesuai dengan jadwal yang dianjurkan, menghindari substansi berbahaya seperti rokok, alkohol, maupun obat-obatan lainnya.

Sebaiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika akan mengonsumsi obat-obatan atau suplemen tertentu.

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang termasuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, zat besi dan asam folat, memantau pertambahan berat badan selama kehamilan sesuai anjuran dokter, serta menghindari stres. [] 


Berita terkait
Ibu Hamil Harus Pahami Ini Jika Ingin Melahirkan di Rumah
Apakah melakukan home birth di tengah pandemi Covid-19 merupakan pilihan yang lebih baik?
Di Singapura, Ibu Melahirkan Saat Pandemi Dapat Bonus Tambahan
Singapura menawarkan bonus tambahan kepada para ibu yang melahirkan saat pandemi virus corona Covid-19.
7 Cara Mengurangi Risiko Vagina Robek Saat Persalinan
Terkadang, persalinan dengan bantuan menggunakan forsep atau vakum, juga berkontribusi pada robekan vagina yang lebih besar.
0
Perempuan Setelah Melahirkan Sulit Punya Perut Ramping, Mitos atau Fakta
Setelah melahirkan, perut perempuan biasanya mengalami perubahan pada otot perut dan kulit yang meregang selama kehamilan. Apa bisa dibuat ramping?