Jakarta - Trenggiling menjadi salah satu mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia, dengan lebih dari satu juta trenggiling diburu dalam satu dekade terakhir. Trenggiling masuk kedalam kriteria satwa dilindungi.
Trenggiling secara unik tertutup sisik yang keras yang terbentuk dari keratin, yaitu zat pembentuk kuku dan rambut pada manusia. Mamalia ini memakan semut dan rayap dengan menggunakan lidah yang sangat panjang dan lengket, dan dapat dengan cepat menggulung diri menjadi bola yang rapat ketika mereka merasa terancam.
Delapan spesies trenggiling yang berbeda dapat ditemukan di Asia dan Afrika. Perdagangan satwa liar dan hilangnya habitat telah membuat trenggiling menjadi salah satu kelompok mamalia yang paling terancam di dunia.
Trenggiling masuk daftar satwa dilindungi dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) pun menetapkan status terancam kritis (critically endangered). Berikut adalah ulasan lebih lengkap mengenai trenggiling.
1. Perdagangan ilegal
Sisik trenggiling terbuat dari keratin, bahan yang sama sebagai pembentuk kuku dan rambut manusia. Sisik trenggiling, seperti cula badak, tidak memiliki nilai obat yang terbukti, namun digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk membantu berbagai penyakit mulai dari kesulitan menyusui hingga radang sendi. Sisik hewan ini biasanya dikeringkan dan digiling menjadi bubuk, yang dapat diubah menjadi pil.
- Baca Juga : Trenggiling Diidentifikasi Inang Virus Corona?
2. Karakteristik dan perilaku trenggiling
Trenggiling bersifat soliter dan aktif sebagian besar di malam hari. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di tanah, tetapi beberapa jenis trenggiling juga memanjat pohon. Saat terancam, trenggiling akan berguling menjadi bola dan mereka dapat mengeluarkan cairan bau dari kelenjar di pangkal ekor sebagai mekanisme pertahanan.
Trenggiling, bergantung pada indra penciumannya yang kuat, mengidentifikasi wilayah mereka dengan menandai aroma dengan urin dari kelenjar khusus dan juga dengan menyebarkan kotoran. Para ilmuwan menduga bahwa bau ini bertujuan untuk menunjukkan status seksual, dan juga dapat membantu individu mengenali satu sama lain.
3. Berburu mangsa
Trenggiling memakan semut, rayap dan larva, mereka memiliki moncong serta lidah yang panjang dan bahkan lidah trenggiling ternyata lebih panjang dari tubuh satwa itu sendiri. Lidah tersebut mereka gunakan untuk mengumpulkan semut dan rayap yang mereka gali dari gundukan tanah dengan cakar depannya yang kuat. Mereka mampu menutup hidung dan telinga mereka untuk mengusir semut saat mereka makan.
4. Reproduksi
Trenggiling akan mulai bereproduksi pada umur dua tahun karena pada usia tersebut mereka sudah mencapai kematangan sensual. Trenggiling akan menghabiskan waktu bersama ketika mereka bereproduksi dan melahirkan anak. Trenggiling jantan akan tinggal di sarang sampai anaknya mandiri. Saat lahir, trenggiling memiliki panjang sekitar enam inci dan berat sekitar 12 ons (0,75 lbs). Bayi trenggiling dilahirkan dengan sisik lunak lalu mulai mengeras setelah dua hari, bayi trenggiling akan menunggangi ekor ibu mereka sampai mereka berusia sekitar tiga bulan. []
(Fauzi Maulana Rizky)