Fadli Zon Sindir Pemerintah, Pengamat: Bantu Dong!

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, Fadli Zon ingin menyerang Jokowi. Menurutnya, Fadli Zon jangan nyinyir.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta,(Tagar 2/10/2018) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon kembali melakukan sindiran yang menyebutkan Pemerintah PHP (Pemberi Harapan Palsu) memberikan bantuan terhadap korban Lombok.

Sindiran tersebut mendapat perhatian Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo.

"Bangsa ini sedang hadapi ujian dan cobaan terkait bencana alam. Bencana alam ini kan bukan kehendak manusia, sebaiknya kita tidak boleh saling mencibir, tidak boleh saling menjelek- jelekkan, tidak boleh mencari kesalahan-kesalahan baik korban atau yang lain. Tetapi yang penting kita harus bersama-sama secara solidaritas untuk bagaimana agar penanggulangan tanggap darurat ini dapat segera terselesaikan," kata Firman Soebagyo saat dihubungi Tagar News, Selasa (2/10).

Terhadap sindirin Fadli Zon, Firman Soebagyo mengatakan, pemerintah sudah melakukan upaya penanggulangan terhadap korban Lombok dengan serius. Tetapi dalam mekanisme tanggap darurat bencana ini, kata dia, ada prosedur yang harus ditaati. 

"Memang masalah bencana inikan dinamis, tidak bisa kemudian, kalau ada bencana hari ini juga diselesaikan gak gitu. Semua ada prosedur. Inilah yang namanya tanggap darurat. Oleh karena itu mekanisme dalam memberikan bantuan, dan sebagainya, kalau itu menggunakan uang negara itu kan juga harus patuh dan taat oleh aturan tidak bisa kita serta merta uang negara dilontarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban. Jadi tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat satu atau dua hari," ujarnya.

Maka dari itu Pemerintah dalam menyikapi suatu bencana alam yang terjadi di muka bumi ini, tidak seperti membalikkan telapak tangan. "Membangun negeri ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi yang namanya bencana seperti ini. Nanti siapa pun katakan suatu saat pak Prabowo jadi presiden pun itu kalau dikenakan bencana pun gak akan cepat, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang penting kita harus berikan rasa empati, rasa perhatian sepenuhnya," ungkapnya.

Menurut dia, dalam menghadapi suatu bencana alam bukan saatnya membuat sindiran  terhadap siapa pun. Apalagi sindiran itu hanya untuk kepentingan pemilu. "Kita harus melihat realistis secara objektif dan jangan subjektif. Jangan dipolitisasi karena mau kepentingan pemilu kasihan rakyat. Dalam kondisi keperihatinan ada musibah bencana, jangan sampai ada pihak-pihak yang mempolitisasilah. Itu karena pemerintah sudah berupaya," tutur Firman.

Dia menyayangkan reaksi  Fadli Zon yang selalu memberikan sindiran terhadap pemerintah, terutama mengenai bantuan bencana alam.  Dia justru berharap semua anggota DPR RI memberikan kontribusi langsung berupa bantuan sukarela. "Ya kalau perlu DPR hari ini bisa memberikan kontribusi langsung. Katakanlah DPR anggotanya dikenakan bantuan sukarela lalu per anggota 5 juta itu sudah ada 3 miliar lebih. Kalau kita 10 juta udah 5,6 miliar. Jadi harapan saya kita konkret aja maunya apa," paparnya.

"Kita justru kalau tahu kelemahan, maka kita harus segera turun. Apalagi punya kewenangan-kewenangkan. Bencana ini kan tanggung jawab kita bersama sebagai elemen bangsa. Apalagi sebagai pejabat negara, sebagai anggota DPR. Sekecil apa pun kita upayakan kita memberikan kontribusi. Kita jangan mengomentari, tapi kita harus berbuat. Kita harus bergandeng tangan secara bersama-sama untuk membantu saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Bukan saatnya pada posisi saudara kita tertimpa bencana kemudian kita saling menyalahkan pihak satu dengan yang lain," ungkapnya.

Sementara Adi Prayitno sebagai pengamat politik menanggapi bahasa "PHP" yang digunakan oleh Fadli Zon dalam mengkritik pemerintah terkait bantuan bencana di Lombok. Dia juga tak memungkiri bahwa kata "PHP" yang digunakan Wakil DPR RI ini adalah bentuk provokasi.

"Iya memang bahasa PHP memprovokasi, seakan-akan pemerintah tidak bekerja. Harusnya Fadli itu menggunakan bahasa yang lebih soft misalkan untuk segera menyelesaikan pembangunan atau recorvery gempa begitu kira-kira," ucap Adi Prayitno saat dihubungi Tagar News, Selasa (2/10).

Adi Prayitno menilai Fadli Zon menyebutkan pemerintah PHP dalam bantuan bencana Lombok ini hanya ingin menunjukkan Presiden Jokowi tidak serius dalam menanggulangi bencana alam. Bahkan dengan cara inilah Fadli ingin menyerang pemerintahan Jokowi.

"Pernyataan PHP itu kan sebagai upaya untuk menyerang pemerintah. Seakan akan pemerintah tidak serius bahkan bohong untuk membangun NTB pasca gempa. Padahal tidak begitu," kata dia.

Dalam hal ini juga, dia justru menyoroti sikap Fadli Zon yang selalu mengkritik pemerintah. "Kalau memang ingin mengkritik pemerintah, jangan jadikan gempa sebagai komoditas politik. Itu gak bagus. Bantu aja, timbang nyinyir. Jangan salahkan pemerintah, bantu dong!" ujarnya. [] 

Berita terkait