Fadli Zon Ingin Anggaran Kesehatan Tidak Bebani Rakyat

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon sebut masalah jaminan sosial kesehatan, disebabkan karena rendahnya anggaran.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat diwawancarai media massa di Gedung DPR RI tekait BPJS Kesehatan. (Foto: Antara/Muhammad Zulfikar)

Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebutkan rendahnya anggaran kesehatan di Indonesia menjadi masalah pokok dalam pelaksanaan sistem jaminan sosial kesehatan bagi masyarakat.

"Kalau kita lihat realisasi dari Rp 2.200 triliun PPN tahun 2018, anggaran kesehatan masih Rp110 triliun," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 6 September 2019, seperti diberitakan Antara

Jika dihitung berdasarkan proporsinya terhadap Gross Domestic Product (GDP), anggaran kesehatan hanya 2,8 persen. Sehingga, setiap orang di Indonesia hanya memperoleh pembiayaan kesehatan 112 US Dolar per kapita atau setara Rp 1,5 juta.

Dalam undang-undang tertera setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan yang baik, dan sehat, serta memperoleh layanan kesehatan.

Kata dia, idealnya proporsi anggaran kesehatan terhadap GDP sekitar 10 persen. Meskipun Undang-Undang Kesehatan memandatkan sekitar lima persen.

Menurut Fadli Zon, hal itulah yang menjadi masalah BPJS Kesehatan. Dimana, seharusnya persoalan ini dipandang secara komprehensif.  

"Evaluasi diperlukan mencakup keorganisasian, kelembagaan, dan sumber daya manusia sejauh mana sistem di BPJS Kesehatan itu berjalan," ujarnya.

Terselenggaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan mandat konstitusional, sebagaimana tertulis dalam Pasal 28 H ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.

Politikus Gerindra ini menyebutkan dalam undang-undang tertera setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan yang baik, dan sehat, serta memperoleh layanan kesehatan.

"Saya kira ini adalah kalimat imparatif, siapapun yang berkuasa harus menjalankan amanat konstitusi," tuturnya.

Untuk itu, BPJS Kesehatan adalah instrumen jaminan sosial oleh negara. Sehingga, pemerintah seharusnya mempertimbangkan kemampuan rakyat dalam hal iuran.

Maka, setiap defisit tidak bisa langsung dibebankan kepada rakyat, seiring logika aktuaria dengan menaikkan iuran. Karena itu melawan sistem jaminan sosial.[]

Baca juga:

Berita terkait
Puluhan Mahasiswa Sampang Tolak Kenaikan BPJS
Sejumlah mahasiswa di Kabupaten Sampang berunjuk rasa di gedung DPRD Sampang mereka memprotes kenaikan iuran BPJS
Iuran BPJS Kesehatan Naik, Begini Reaksi DPRD Sibolga
Jamil mengaku, meski masih sekadar wacana, namun pemerintah dinilai terlalu mendadak menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
Ada Keterlibatan Asing Kasus Papua, Fadli Zon Buktikan!
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta Polri membuktikan analisa data intelijen yang mengatakan ada penumpang gelap terkait kasus kerusuhan di Papua.
0
Pemerintah AS Siap Batalkan Pinjaman Mahasiswa Senilai 6 Miliar Dolar
AS akan batalkan pinjaman mahasiswa senilai 6 miliar dolar bagi 200.000 peminjam yang klaim bahwa mereka ditipu oleh perguruan tinggi mereka