Untuk Indonesia

Fadli Zon: Event IMF dan World Bank Mubazir!

'Jumlah investasi yang diharapkan masuk Indonesia 43 triliun rupiah, terlihat betapa layak modal 1 triliun rupiah.' - Denny Siregar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mencoba podium kepala negara saat inspeksi kesiapan pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Minggu (7/10/2018). Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali merupakan pertemuan terbesar yang akan berlangsung 8-14 Oktober 2018 dengan diikuti 189 negara dan dihadiri sejumlah kepala negara. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)

Oleh: Denny Siregar*

Seorang teman bertanya, "Untuk apa Jokowi mengadakan pertemuan tahunan IMF dan World Bank di Bali? Kan biayanya mahal, kalau gak salah 1 triliun rupiah harus keluar. Apa gak lebih bagus untuk korban gempa Palu?"

Saya senyum saja mendengar pertanyaan seorang teman ini. Mirip dengan yang dikumandangkan Fadli Zon dan Dahnil Simanjuntak yang mempertanyakan manfaat pertemuan tahunan itu dengan gaya nyinyir.

Bahkan Rizal Ramli dari tim ekonomi Prabowo berkata bahwa mereka tidak akan datang pada pertemuan itu, meski juga gak jelas mereka diundang apa tidak. Kalau masalah pede, mereka emang jagoannya. Isinya, jangan tanya.

Dalam memandang event internasional, sebenarnya tidak sulit. Lihat saja event olahraga seperti World Cup misalnya. Penyelenggaraan World Cup tentu biayanya tidak sedikit. Tapi kenapa negara-negara berebut untuk menjadi penyelenggaranya bahkan rela antre bertahun-tahun?

Dampak ekonomi, jawabannya....

Dalam setiap event internasional di sebuah negara, pasti akan menimbulkan dampak ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat. Sebagai contoh pariwisata.

 tahunan IMF dan World Bank di Bali merupakan pertemuan terbesar, berlangsung 8-14 Oktober 2018, dihadiri 23 kepala negara dan pesertanya sudah tembus 34 ribu orang dari 189 negara. Itu berarti setidaknya ada 34 ribu pengunjung wisata di Bali yang akan menghabiskan duitnya. Belum lagi belasan ribu wartawan dan staf lainnya yang ikut meramaikan.

Event tahunan IMF dan World Bank di Bali merupakan pertemuan terbesar, berlangsung 8-14 Oktober 2018, dihadiri 23 kepala negara dan pesertanya sudah tembus 34 ribu orang dari 189 negara. Itu berarti setidaknya ada 34 ribu pengunjung wisata di Bali yang akan menghabiskan duitnya. Belum lagi belasan ribu wartawan dan staf lainnya yang ikut meramaikan.

Nah, ini keuntungan langsung untuk masyarakat Bali, kan? Dollar berputar di sana dan dengan nilai yang tinggi dari rupiah warga Bali akan bersuka cita.

Selain itu, event ini akan menyerap tenaga kerja puluhan ribu orang di Bali, mulai pedagang asongan sampai pekerja hotel yang membutuhkan shift tambahan.

Dampak tidak langsungnya lebih dahsyat lagi.

Karena yang datang ke Bali orang-orang terkenal di negaranya, maka event ini pasti akan diliput media Internasional. Dengan begitu Bali akan dipromosikan ke seluruh dunia sebagai daerah wisata yang cantik. Bisa dibayangkan berapa ratus juta orang yang menonton promosi itu?

Dari sisi pemerintah sendiri, mereka ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak terpengaruh krisis global karena perang dagang.

Diharapkan investor asing masuk jika melihat bahwa Indonesia tempat aman untuk berusaha dan masuknya mereka juga akan mengundang dollar. Dollar yang masuk tentu akan menambah kekuatan keuangan negara untuk menguatkan rupiah.

Berapa jumlah investasi yang diharapkan masuk Indonesia? 43 triliun rupiah. Nah, baru terlihat betapa layaknya modal 1 triliun rupiah itu kan? Namanya usaha ya harus butuh modal dong, masak cuman ngorek upil doang, trus investor datang tiba-tiba.

Jokowi memang bercita-cita bahwa Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata saja, tetapi yang lebih penting adalah agenda MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition ) Internasional. Agenda MICE ini biasanya membawa kelompok besar dan tentu pariwisata adalah bagian dari tujuan mereka sesudah bekerja.

Jadi sudah paham kan, kenapa event Internasional seperti Asian Games dan pertemuan tahunan IMF dan World Bank ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan?

"Kalau gitu, kenapa Fadli kok nyinyir?"

"Ah, itu kan memang kerjaannya. Misalnya dia ketemu kecoak di istana aja, pasti dia akan teriak sekuat-kuatnya seakan ada pasukan alien menyerbu Indonesia. Kalau gak gitu siapa yang perhatiin dia? Wong prestasi aja gak punya."

Temanku ketawa sengakak-ngakaknya sampe kopinya tumpah di celana....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.